Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan menjadi bulan yang diistimewakan oleh umat Islam. Hal ini tidak terlepas dari berbagai keutamaan yang dapat diraih oleh muslim pada bulan Ramadhan.
Keutamaan-keutamaan Ramadhan di antaranya sebagai penghulunya bulan hijriah, bulan penuh ampunan, bulan dilipatgandakannya pahala, bulan turunnya Al-Qur’an, serta bulan dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka.
Dengan keutamaan-keutamaan tersebut, sudah semestinya seorang muslim memaksimalkan Ramadhan dengan ibadah dan amal kebaikan. Selain sholat dan puasa, muslim dapat meningkatkan bacaan Al-Qur’an.
Sejatinya, keutamaan-keutamaan Ramadan membuat seorang muslim beruntung. Namun ternyata tidak semuanya demikian.
Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mengungkapkan ada golongan yang merugi di bulan Ramadhan. Siapakah golongan tersebut dan mengapa bisa merugi? Simak penjelasan Buya Yahya di halaman berikutnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Menyadap Nipah di Segara Anakan Cilacap, Tempat Buaya Muara Bersarang
Ini Orang yang Merugi di Bulan Ramadhan Menurut Buya Yahya
Buya Yahya mengatakan, orang yang rugi di bulan Ramadhan adalah mereka yang tidak pernah rindu Ramadhan, mereka yang tidak mengerti agungnya Ramadhan, mulianya Ramadhan, sehingga mereka tidak berkeinginan untuk berbuat baik di bulan Ramadhan.
“Ramadhan hanya dilewati begitu saja tanpa ada tambahan kebaikan yang dilakukan, tanpa ada pengurangan kemaksiatan," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Buya Yahya, Jumat (7/3/2025).
"Maka (ketika) dia memasuki Ramadhan, (lalu) keluar dari Ramadhan seperti sebelum Ramadhan. Tidak ada perubahan. Maka dialah orang yang rugi," tambah Pengasuh LPD Al Bahjah ini.
Oleh karena itu, Buya Yahya berpesan agar memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah. Sebab, dosa akan memperberat seseorang untuk beramal baik di bulan Ramadhan.
"Maka sadari siapapun dari kita. Jika kita ingin berbuat baik kok susah, sesungguhnya adalah karena dosa-dosa kita. Sehingga dikatakan oleh para ulama, hukuman Allah kepada seorang hamba yang paling tampak adalah di saat dia susah melakukan kebaikan," tutur Buya Yahya.
Orang yang Sia-Sia di Bulan Ramadhan
Dalam ceramah lain, Buya Yahya mengungkap orang yang sia-sia di bulan Ramadhan. Setidaknya, ada lima golongan yang menurut Buya Yahya puasanya sia-sia.
1. Berpuasa tapi Masih Berbohong
Dalam kajian kitab Romadhoniat, Buya Yahya menyampaikan golongan pertama adalah orang yang berpuasa tapi masih berbohong. Ia menjadi saksi-saksi dusta dan tidak pernah meninggalkan pekerjaan yang ada kebohongan di dalamnya.
2. Berpuasa tapi Masih Ghibah
Golongan kedua adalah orang yang berpuasa tapi selalu menggunjing orang lain alias ghibah.
3. Berpuasa tapi Masih Mengadu Domba
Golongan ketiga ialah orang yang selalu mengadu domba. Misalnya, membagikan sesuatu di media sosial yang menjadikan orang bermusuhan.
“Share sesuatu menjadikan orang bermusuhan. Hari ini ribut orang. Bahasannya (kadang-kadang) urusan agama. Dinaikkan, diangkat, ramai hebat debat ustadz dengan ustadz. Seram. Masya Allah. Semuanya pengikut lihat komentar-komentarnya menghabiskan pahala puasa, caci maki semuanya,” tutur Buya Yahya.
4. Berpuasa tapi Tidak Bisa Menjaga Mata
Golongan keempat yaitu mereka yang berpuasa tapi tidak menjaga mata mereka dari yang diharamkan oleh Allah. Menjaga mata dari yang tidak dihalalkan Allah bukan sekadar di alam nyata, tapi juga di alam maya.
“Di alam nyata barangkali masih ada malu untuk kita menatap auratnya dia karena di alam nyata dan dia pun masih manusia yang punya risih mungkin kalau kita lihat, tapi di alam maya siapa yang melarang? Siapa yang malu? Kepada siapa lagi kalau bukan karena Allah?” imbuh Buya Yahya.
5. Berpuasa tapi Tidak Bisa Menahan Syahwat
Golongan kelima adalah orang yang berpuasa tapi tidak bisa menahan syahwatnya, baik syahwat makan, syahwat suami-istri, maupun syahwat mata lainnya termasuk menonton video-video tidak pantas.
“Karena dia tidak paham makna ini, maka di Ramadhan pun ternyata dia masih asyik dengan tontonan-tontonan yang tidak pantas,” katanya.
Menurut Buya Yahya, orang yang termasuk golongan-golongan tersebut hanya mengganti jadwal makan saja, dari siang ke malam. Sementara ibadah yang dilakukannya sia-sia.
Wallahu a'lam.