Hukum Perempuan Memakai Rok dan Celana, Perspektif Buya Yahya

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Tuntutan zaman sering kali membawa perubahan dalam pola berpakaian, terlebih bagi perempuan. Banyak yang mulai mempertanyakan, bagaimana sebenarnya hukum mengenakan pakaian seperti rok atau celana dalam Islam? Apakah pakaian-pakaian tersebut diperbolehkan selama menutup aurat ataukah ada batasan lebih lanjut yang harus dipenuhi?

Pendakwah Indonesia KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya) yang terkenal dengan pendekatan yang penuh kebijaksanaan, memberikan penjelasan terkait permasalahan ini. Sebuah video dari kanal YouTube @buyayahyaofficial, yang dikutip Selasa (13/05/2025), menyajikan penjelasan Buya Yahya mengenai cara berpakaian perempuan sesuai dengan tuntunan agama.

Dalam penjelasannya, Buya Yahya memulai dengan mengatakan bahwa tujuan utama dari berpakaian adalah untuk menutup aurat, dengan dua syarat pokok yang harus dipenuhi.

"Yang pertama adalah menutup seluruh aurat yang diharamkan untuk dilihat, dan yang kedua tidak menampakkan bentuk tubuh," ujar Buya Yahya. Beliau menekankan bahwa pakaian yang digunakan harus menutupi seluruh bagian tubuh yang harus dijaga, tanpa menonjolkan lekuk tubuh.

Masalah mengenai apakah pakaian perempuan harus berbentuk gamis atau tidak menjadi pertanyaan yang cukup sering diajukan. Buya Yahya menjelaskan bahwa yang lebih penting adalah bukan bentuk pakaian itu, tetapi apakah pakaian tersebut mampu menutupi aurat dan tidak menggambarkan lekuk tubuh secara mencolok.

"Model pakaian tidak harus gamis atau terusan, asalkan menutup aurat dan tidak ketat," lanjutnya. Baginya, kebebasan dalam berbusana tetap bisa dihargai selama syarat-syarat tersebut dipenuhi.

Menanggapi fenomena di mana beberapa perempuan memakai pakaian yang terlihat longgar namun tetap ketat di beberapa bagian tubuh, Buya Yahya mengingatkan agar tidak ada unsur yang menggoda syahwat kaum pria.

Simak Video Pilihan Ini:

Kapal Kilat Maju Jaya-7 Hilang Kontak di Samudra Hindia, 10 ABK dalam Pencarian

Bagaimana Soal Penggunaan Celana dan Rok?

"Lekuk tubuh perempuan itu sangat menggoda, terutama ketika pakaian yang dikenakan terlalu ketat, walaupun itu pakaian yang tampaknya longgar," ujarnya dengan tegas. Ia menambahkan bahwa jika pakaian tersebut menonjolkan lekuk tubuh, maka itu bisa mengundang pandangan yang tidak diinginkan.

Namun, Buya Yahya juga memberikan pemahaman yang lebih dalam bahwa berpakaian dengan benar dan menutup aurat bukan hanya soal aturan, tetapi lebih kepada kesadaran diri.

"Menutup aurat itu karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Setiap detik ada pahala bagi wanita yang menutup auratnya dengan benar," ungkap Buya Yahya, menegaskan bahwa berpakaian sesuai ajaran agama adalah bentuk ibadah.

Penting untuk diketahui, Buya Yahya menyampaikan bahwa dalam beberapa situasi, seperti di sekolah atau tempat kerja, ada aturan khusus terkait pakaian yang harus dipatuhi. Namun, selama pakaian tersebut menutupi aurat dan tidak menonjolkan bentuk tubuh, maka tidak ada masalah dalam memakainya.

"Model pakaian itu tergantung kebijakan tempat masing-masing. Tetapi yang penting adalah menutup aurat dengan sempurna," kata Buya Yahya.

Melalui penjelasannya ini, Buya Yahya juga mengingatkan agar kita tidak merendahkan orang lain yang mungkin belum bisa menutup aurat dengan sempurna.

"Kadang ada wanita yang ingin menutup aurat, tetapi ada banyak kendala, seperti izin dari orang tua atau suami, atau lingkungan yang tidak mendukung. Janganlah kita menghinakan mereka," pesan Buya Yahya.

Pakaian Kita Jangan Mengundang Pandangan Tidak Baik

Ia mengajak umat Islam untuk saling mendukung dan mendoakan agar setiap individu dapat diberi kemudahan dalam menutup aurat dengan benar.

Sebuah kebijaksanaan dalam berpakaian, bagi Buya Yahya, adalah ketika perempuan mampu menjaga martabat dan kehormatan diri mereka tanpa harus merasa canggung dengan penampilan mereka.

"Jangan biarkan pakaian yang kita kenakan justru menjadi alasan untuk mengundang pandangan yang tidak baik," ujarnya. Hal ini, menurutnya, adalah salah satu cara menjaga kesucian hati dan pikiran.

Selain itu, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa pakaian yang digunakan bukan hanya dihadapkan pada orang lain, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

"Bukan hanya di pengajian atau tempat ibadah, tetapi juga di rumah, di hadapan keluarga dan pembantu laki-laki," kata Buya Yahya. Menurutnya, penting bagi perempuan untuk terus menjaga penampilan mereka agar sesuai dengan syariat di setiap kesempatan.

Dengan memberikan pemahaman yang jelas tentang konsep menutup aurat dan pakaian yang sesuai, Buya Yahya berharap dapat memberikan pencerahan kepada umat Islam, khususnya perempuan, untuk selalu menjaga kehormatan diri dan menunaikan kewajiban agama dengan baik.

"Semoga kita semua diberikan kemudahan dan tidak ada yang terjebak dalam kesalahan berpakaian," doanya.

Menutup aurat dengan benar adalah kewajiban yang harus dipenuhi setiap muslimah, namun hal tersebut harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan niat karena Allah. Pakaian yang longgar dan tidak menonjolkan lekuk tubuh adalah salah satu cara yang bisa ditempuh agar aurat tetap terjaga dengan baik.

Buya Yahya mengingatkan kembali bahwa setiap langkah yang kita ambil dalam menutup aurat akan bernilai ibadah di hadapan Allah.

Bagi banyak orang, penjelasan Buya Yahya ini menjadi pencerahan, terutama di tengah berbagai perdebatan seputar busana muslimah yang kerap beredar di masyarakat. Dengan tetap menjaga prinsip menutup aurat dan tidak menonjolkan lekuk tubuh, seorang perempuan dapat menjalankan ajaran agama dengan baik.

"Semoga kita semua senantiasa diberikan hidayah dan kemudahan dalam menjalankan kewajiban kita sebagai umat Islam," harap Buya Yahya, menutup penjelasannya dengan doa yang tulus.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |