TEMPO.CO, Jakarta - Banyak manusia saat ini seakan tidak bisa hidup tanpa layar digital, bahkan untuk sekadar ke toilet. New York Post menulis, setidaknya 210 juta manusia diperkirakan menderita karena kecanduan media sosial, sehingga menyebabkan mereka mengalami gangguan tidur, mood swing, dan seperti tidak punya semangat untuk hidup. Hal itulah yang membuat liburan detoks digital makin diminati.
Orang yang melakukan retret digital ini bahkan rela membayar ribuan dolar untuk melakukannya. BBC memuat Laporan Tren Hilton 2025 yang mengungkap bahwa saat berlibur, 27 persen orang dewasa ingin hadir dan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk membaca berita buruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak 17 persen wisatawan memilih mengikuti perjalanan yang memaksa mereka untuk jauh dari teknologi mereka sama sekali, menurut Plum Guide.
Mengenal Detoks Digital
Sederhananya, detoks digital dapat diartikan tentang keinginan untuk mengurangi interaksi dengan perangkat seluler. Tujuannya, dapat meningkatkan kualitas hidup lebih baik. Sebab, penggunaan smartphone secara berlebihan, aktivitas seperti scrolling atau bermain game online tanpa batas waktu dapat terjadi perubahan pada otak pengguna. Bahkan, efek dopamin yang didapati dari aktivitas tersebut sama berbahayanya seperti menggunakan kokain.
Situs kesehatan WebMD mewartakan keuntungan setelah melakukan detoks digital, seperti lebih produktif, merasa percaya diri, waktu tidur kembali normal, dan pastinya dapat menjadi lebih sehat.
Cara melakukan detoks digital pun mudah. Cukup lepaskan diri dari interaksi dengan gawai. Buatlah agenda tersebut dan matikan notifikasi yang dapat mengalihkan perhatian. Gunakan bantuan mode fokus dari fitur gadget. Terakhir, lakukan aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan, seperti membaca buku, menata kamar, bermain musik, atau bersosialisasi.
Wisata Detoks Digital
Cool Places, situs pemesanan akomodasi wisata di Inggris, menunjukkan bahwa minat wisata ini semakin meningkat beberapa waktu belakanga. Jika dulu banyak tamu memilih penginapan yang memiliki fasilitas Wi-Fi, kini banyak yang memilih penginapan dengan label tanpa Wi-Fi.
“Dulu kami punya tag untuk menunjukkan properti mana yang punya wi-fi. Sekarang kami menambahkan tag ‘tidak ada wi-fi’,” kata Martin Dunford, pendiri dan CEO Cool Places, seperti dilansir New York Post.
Sebuah resor di Meksiko, Grand Velas Resorts, juga menyediakan tempat menginap untuk program detoks digital mereka. Kamar hotelnya didesain bebas dari teknologi apa pun. TV diganti dengan permainan papan. Gawai milik tamu disimpan di brankas oleh petugas selama menginap, menurut situs resor tersebut.
Di Amerika Serikat, hotel bergaya kabin Urban Cowboy Lodge juga memebaskan tamu dari dunia digital. Gadget para tamu disimpan di dalam sebuah kotak selama masa mereka menginap.
Ada cerita menarik tentang kolaborasi penelitian University of Greenwich, Unversity of East Anglia, dan dengan Martin Dunford, selaku CEO Cool Places. Mereka meneliti bagaimana reaksi tamu selama tidak memegang gadget di Urban Cowboy Lodge.
Pada hari pertama, para tamu merasa resah dan seperti beranjak gila. Namun, 24 jam setelahnya para tamu mulai merasa nyaman dengan aktivitas mereka satu sama lain. Setelah masa penginapan berakhir, gadget mereka dikembalikan. Ada yang merasa senang, ada pula yang tampak tidak acuh.
Di Indonesia, wisatawan juga bisa melalukan detoks digital di beberapa lokasi, salah satunya Bali Usada. Pusat pelatihan meditasi kesehatan ini telah ada sejak 1993. Peserta bisa menhabiskan beberapa pekan mengikuti program di tempat ini tanpa gangguan ponsel.
Bali Usada memiliki ciri khas teknik meditasi bernama Meditasi Kesehatan Bali Usada yang tujuannya menciptakan pikiran harmonis dengan mengombinasikan empat kualitas utama, yaitu konsentrasi, kesadaran, kebijaksanaan, dan cinta kasih.
Selain itu, ada Jungle Retreat Ubud, penginapan ini berada di hutan tropis, yang menyediakan tempat detoks digital untuk masyarakat kota yang ingin mencari ketenangan. Di tempat ini, para tamu juga dapat melakukan aktivitas seperti yoga, meditasi, hingga spa. Serupa dengan sebagian penginapan di Cool Places, sebagian besar area properti Jungle Retreat Ubud ini tidak memiliki jaringan Wi-Fi. Gantinya, para tamu dapat menikmati suara alam, seperti gemericik aliran air sungai di dekat resor tersebut.