Tata Cara Sholat Tahajud Sesuai Sunnah, Ketahui Tips Agar Bisa Sholat Malam

7 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Sholat Tahajud adalah ibadah malam yang istimewa dalam Islam. Ibadah ini menjadi amalan yang sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Keutamaan sholat Tahajud sangat besar, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an Al Isra: 79,

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا

Artinya: Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.

Dalam Jurnal Al-Taqaddum oleh Ahmad Fauzi (2020), dijelaskan bahwa sholat Tahajud memberikan pengaruh signifikan terhadap kesehatan mental dan spiritual. Sholat Tahajud memiliki keistimewaan tersendiri karena dilakukan pada saat kebanyakan orang terlelap dalam tidur. 

 Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang tata cara sholat tahajud dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (1/7/2025).

Tata Cara Sholat Tahajud Sesuai Sunnah

Sholat Tahajud adalah sholat malam yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sholat ini termasuk bagian dari qiyamul lail, namun memiliki kekhususan: hanya dikerjakan setelah tidur terlebih dahulu, walau hanya sebentar.

Dalam buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq (1997), dijelaskan bahwa tata cara sholat Tahajud dilakukan dalam dua rakaat-dua rakaat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

"Shalat malam itu dua rakaat dua rakaat. Apabila salah seorang di antara kalian khawatir masuk waktu Subuh, maka hendaklah ia shalat satu rakaat sebagai witir." (HR. Bukhari dan Muslim)

Sayyid Sabiq juga menekankan bahwa waktu terbaik sholat Tahajud adalah sepertiga malam terakhir, karena saat itu Allah turun ke langit dunia, sebagaimana hadis riwayat Muslim no. 758.

Dalam buku Ensiklopedi Ibadah karya Prof. Dr. Amirulloh Syarbini (2007), dijelaskan bahwa urutan pelaksanaan Tahajud adalah:

1. Tidur terlebih dahulu

2. Bangun malam di sepertiga malam terakhir (sekitar pukul 02.00–04.00)

3. Bersuci (wudhu)

4. Membaca niat

Dalam buku Fiqih Ibadah Praktis karya KH. Muhammad Najih Maimoen (2020), disebutkan bahwa niat sholat Tahajud cukup dalam hati. Namun sebagian ulama memformulasikan lafaz niat sebagai berikut:

“Ushalli sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillaahi ta‘aala”

(Saya niat sholat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta‘ala)

Najih Maimoen menjelaskan bahwa tidak ada doa khusus setelah Tahajud yang wajib, namun sangat dianjurkan memperbanyak doa dan permohonan pribadi karena waktu ini termasuk mustajab.

5. Melakukan takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah

6. Membaca surat Al-Fatihah

7. Membaca surat dalam Al-Quran. Rasullullah SAW biasanya membaca surat-surat yang panjang

8. Rukuk dengan tuma’ninah sambil membaca doa i’tidal

9. I’tidal dengan tuma’ninah sambil membaca doa i’tidal

10. Sujud dengan tuma’ninah sambil membaca doa sujud

11. Mengulang gerakan seperti rakaat pertama

12. Pada tahiyat akhir, membaca doa tahiyat akhir

13. Melakukan gerakan salam

14. Setelah salam, disunahkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, takbir, sholawat, istigfar, kemudian membaca doa setelah sholat tahajud.

15. Diakhiri dengan witir (minimal satu rakaat)

Buku ini juga menekankan bahwa Rasulullah SAW biasa melaksanakan 11 rakaat malam, yakni delapan rakaat Tahajud dan tiga rakaat witir (HR. Bukhari no. 1147).

Sementara itu, Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hadis oleh Nur Halimah (2021) menyebut bahwa Rasulullah SAW memiliki kebiasaan tetap dalam pelaksanaan Tahajud, meskipun dalam keadaan bepergian. Hal ini menjadi dalil kuat bahwa Tahajud bukan hanya ibadah anjuran, tapi juga bagian dari keteladanan hidup Nabi.

Tips Agar Bisa Bangun Sholat Tahajud

Bangun untuk menunaikan sholat Tahajud adalah tantangan spiritual tersendiri. Banyak umat Muslim memiliki niat kuat, namun gagal bangun karena tidak menyiapkan strategi yang tepat. Sejumlah buku fikih dan hasil penelitian akademik telah membahas berbagai cara agar seseorang dapat konsisten bangun malam untuk ibadah ini.

1. Niat yang Kuat dan Kesungguhan Hati

Dalam buku Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin karya Imam al-Ghazali yang diringkas oleh KH. A. Mustofa Bisri (2018), disebutkan bahwa kekuatan niat dan keikhlasan hati adalah syarat utama untuk bangun malam. Al-Ghazali menekankan bahwa seseorang yang betul-betul menginginkan bangun malam akan diberi pertolongan oleh Allah SWT.

“Siapa yang terbiasa tidur dengan niat ingin beribadah di malam hari, maka Allah akan bangunkan dia sesuai niatnya.” – Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin

2. Tidur Lebih Awal dan Menjauhi Makanan Berat

Dalam Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq (1997), disebutkan bahwa salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW adalah tidur lebih awal setelah sholat Isya, tidak begadang tanpa keperluan, dan menjaga makanan agar tidak terlalu berat di malam hari. Hal ini penting agar tubuh lebih mudah bangun dan tidak terlalu lelah.

Sayyid Sabiq menyebut bahwa makan berat di malam hari dan terlalu banyak bicara atau aktivitas duniawi menjadi faktor penghalang utama untuk bangun malam.

3. Mengatur Alarm dan Dukungan Sosial

Dalam Jurnal Konseling Religi oleh R. Yuniarti (2020), disebutkan bahwa penggunaan alarm atau pengingat waktu secara bertahap dapat melatih tubuh dan pikiran untuk terbangun secara alami. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa adanya dukungan sosial, seperti pasangan atau teman yang saling membangunkan, meningkatkan konsistensi sholat malam hingga 63% dibanding mereka yang melakukannya sendiri.

4. Meningkatkan Kualitas Iman dan Kecintaan pada Ibadah

Dalam buku Motivasi Ibadah Malam karya Dr. Adian Husaini (2015), dijelaskan bahwa memperdalam pemahaman tentang keutamaan Tahajud akan menumbuhkan kecintaan dan semangat untuk melaksanakannya. Adian menulis bahwa mengenal ganjaran besar dari sholat malam dapat mengalahkan rasa malas dan kantuk.

“Orang yang tahu nilainya tidak akan menyia-nyiakan satu malam pun tanpa berdoa pada Tuhannya,” tulis Adian.

5. Meminta Pertolongan Allah

Dalam Jurnal Al-Tazkiyah oleh Lailatul Ma’wa (2021), diteliti bahwa doa sebelum tidur yang disertai permohonan kepada Allah agar dibangunkan sangat efektif secara spiritual. Doa seperti:

“Ya Allah, bangunkan aku di sepertiga malam-Mu untuk menyebut nama-Mu dan memohon ampunan-Mu”

dapat menjadi penguat motivasi internal yang terbukti meningkatkan kemungkinan bangun Tahajud secara konsisten.

Keutamaan Sholat Tahajud atau Sholat Malam

Sholat Tahajud atau sholat malam merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan memiliki banyak keutamaan, baik dari sisi spiritual, sosial, maupun psikologis. Ibadah ini menempati posisi istimewa dalam Islam, bahkan disebut dalam Al-Qur’an sebagai amalan orang-orang bertakwa.

1. Derajad Diangkat Allah 

Dalam buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq (1997), disebutkan bahwa sholat malam adalah bentuk ibadah paling mulia setelah sholat wajib. Sholat ini memiliki nilai keikhlasan tinggi karena dilakukan di waktu sunyi saat kebanyakan manusia tidur.

Keutamaan tersebut ditegaskan dalam firman Allah SWT:

“Dan pada sebagian malam hari, bertahajudlah kamu sebagai ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79)

Sayyid Sabiq juga mengutip hadis riwayat Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam.” (HR. Muslim no. 1163)

2. Kedekatan ruhani dengan Allah

Dalam buku Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin karya Imam al-Ghazali (disarikan oleh KH. A. Mustofa Bisri, 2018), dijelaskan bahwa sholat Tahajud membentuk kedekatan ruhani dengan Allah dan memperhalus hati. Al-Ghazali menekankan bahwa bangun malam untuk ibadah adalah ciri utama orang yang dekat dengan Allah, dan merupakan salah satu kunci pengabulan doa.

3. Membuka Pintu Rahmat

Buku Ensiklopedi Ibadah oleh Prof. Dr. Amirulloh Syarbini (2007) juga menyatakan bahwa sholat Tahajud membuka pintu rahmat dan keberkahan dalam hidup. Syarbini mencatat bahwa Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan sholat malam meski dalam keadaan safar, menunjukkan keistimewaannya yang luar biasa.

4. Memberikan Ketenangan Jiwa

Dalam Jurnal Ilmiah Al-Hikmah oleh Reni Marlina (2019), penelitian menunjukkan bahwa sholat Tahajud memberikan pengaruh positif terhadap ketenangan jiwa, kepercayaan diri, dan kestabilan emosional. Marlina menyimpulkan bahwa ibadah ini menjadi terapi spiritual yang sangat relevan untuk kehidupan modern yang penuh tekanan.

5. Mudah Mengontrol Emosi

Sementara itu, Jurnal Al-Mazahib: Jurnal Pemikiran Hukum Islam oleh Moh. Faqih (2021) menyoroti aspek sosial sholat Tahajud. Ia mencatat bahwa orang yang terbiasa sholat malam lebih stabil secara emosi, memiliki kontrol diri lebih baik, dan lebih tangguh menghadapi cobaan hidup.

Faqih juga menyebut bahwa sholat Tahajud menjadi indikator ketaqwaan seseorang, sebagaimana dalam QS. Az-Zariyat ayat 17-18:

"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah."

Waktu Melaksanakan Sholat Tahajud

Sholat Tahajud adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan pada malam hari dan memiliki waktu pelaksanaan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Waktu pelaksanaannya telah dijelaskan secara jelas dalam sumber-sumber fikih klasik maupun kajian akademik kontemporer.

Penjelasan Waktu Berdasarkan Hadis dan Kitab Fikih

Dalam buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq (1997), dijelaskan bahwa waktu sholat Tahajud dimulai setelah sholat Isya dan tidur terlebih dahulu, lalu bangun kembali untuk sholat malam hingga masuknya waktu Subuh. Hal ini berdasarkan pada hadis Nabi SAW:

“Sholat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika engkau takut masuk waktu Subuh, maka sholat witirlah satu rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sayyid Sabiq menegaskan bahwa waktu terbaik (afdhal) untuk melaksanakan Tahajud adalah sepertiga malam terakhir, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis shahih bahwa Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya (HR. Muslim no. 758).

Dalam buku Ensiklopedi Shalat karya Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada (2004), disebutkan pembagian malam menjadi tiga bagian:

  • Sepertiga awal malam (ba’da Isya hingga sekitar pukul 22.00)
  • Sepertiga tengah malam (sekitar pukul 22.00–01.00)
  • Sepertiga akhir malam (sekitar pukul 01.00–04.30 atau sebelum Subuh)

Tahajud bisa dilakukan kapan saja di antara waktu tersebut, namun yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir, karena itulah waktu di mana doa paling mustajab dan pahala paling besar dijanjikan.

Kondisi Tidur Sebagai Syarat

Dalam buku Fiqih Ibadah Praktis oleh KH. Muhammad Najih Maimoen (2020), ditegaskan bahwa tidur adalah syarat sah sholat disebut Tahajud. Jika seseorang belum tidur, maka sholat malam yang ia lakukan tidak dikategorikan sebagai Tahajud, melainkan qiyamul lail biasa.

Najih juga menjelaskan bahwa meskipun durasi tidur sebentar, asalkan ada jeda tidur sebelum sholat, maka sudah cukup memenuhi syarat Tahajud menurut jumhur ulama.

Pandangan Jurnal Akademik

Dalam Jurnal Al-Hikmah oleh Nur Aisyah (2021), disebutkan bahwa waktu Tahajud secara syar’i terbagi sesuai rotasi malam di wilayah masing-masing. Aisyah meneliti bahwa banyak umat Muslim mengira Tahajud bisa dilakukan langsung setelah Isya, padahal syarat utama adalah adanya tidur terlebih dahulu.

Sementara itu, dalam Jurnal Studi Ilmu Keislaman oleh Siti Khadijah (2019), disoroti bahwa keutamaan waktu Tahajud berkaitan erat dengan kondisi psikologis manusia. Menurut hasil studi dalam jurnal tersebut, sepertiga malam terakhir adalah waktu di mana konsentrasi spiritual dan kedekatan emosional dengan Tuhan berada di puncaknya.

QnA Seputar Sholat Tahajud

1. Apa itu sholat tahajud?

Sholat tahajud adalah sholat sunnah yang dikerjakan di malam hari setelah tidur terlebih dahulu, minimal dua rakaat, dan sangat dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Kapan waktu terbaik untuk melaksanakan sholat tahajud?

Waktu terbaik untuk sholat tahajud adalah sepertiga malam terakhir, yaitu sekitar pukul 01.00 hingga menjelang waktu subuh, karena pada waktu tersebut Allah SWT turun ke langit dunia dan mengabulkan doa hamba-Nya yang berdoa.

3. Berapa jumlah rakaat sholat tahajud yang dianjurkan?

Tidak ada batasan rakaat tertentu, namun Rasulullah SAW biasanya mengerjakan 11 atau 13 rakaat termasuk witir. Minimal tahajud dapat dilakukan 2 rakaat dan 1 rakaat witir sebagai penutup sholat malam.

4. Apakah boleh sholat tahajud tanpa tidur terlebih dahulu?

Mayoritas ulama mensyaratkan adanya tidur sebelum tahajud agar terhitung sebagai tahajud, namun jika dilakukan sebelum tidur tetap bernilai sholat malam, hanya tidak termasuk kategori tahajud secara istilah.

5. Apa saja keutamaan sholat tahajud?

Keutamaan sholat tahajud antara lain: mendekatkan diri kepada Allah, menjadi sebab diangkatnya derajat, diampuni dosa, menjadikan wajah bercahaya, dan memudahkan terkabulnya doa.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |