5 Tokoh Perempuan Berpengaruh dari Timur Tengah, Ada Seorang Ratu

1 day ago 8

CANTIKA.COM, Jakarta - Sama seperti kita, para perempuan di kawasan Timur Tengah acapkali dihadapkan tantangan sosial dan budaya. Namun, sejumlah tokoh perempuan berhasil melewati tantangan tersebut dan berkontribusi untuk kaum hawa baik di kancah nasional maupun internasional.

Tidak hanya memperjuangkan hak-hak perempuan, mereka juga berperan penting dalam bidang politik, pendidikan, hingga hukum. Berikut enam tokoh perempuan dari Timur Tengah yang berpengaruh dan patut menjadi panutan.

1. Sheikha Moza binti Nasser (Qatar)

Sheikha Moza binti Nasser lahir pada 8 Agustus 1959 di Qatar. Ia adalah istri dari mantan Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani, dan ibu dari Emir saat ini, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.

Sheikha Moza merupakan salah satu ketua Qatar Foundation, lembaga pendidikan dan sosial yang berperan besar dalam transformasi Qatar. Ia berperan penting dalam pembangunan Education City, yang menjadi pusat universitas-universitas ternama dunia di Doha.

Ia menempuh pendidikan sosiologi di Universitas Qatar. Pendidikan ini menjadi fondasi bagi keterlibatannya dalam kebijakan sosial dan pendidikan. Sheikha dikenal mendukung modernisasi dan reformasi sosial, termasuk penguatan peran perempuan dan pengembangan sektor kesehatan di negaranya.

2. Ratu Rania (Yordania)

Ratu yang memiliki nama asli Rania al-Abdullah ini lahir pada 31 Agustus 1970 di Kuwait dari keluarga Palestina. Ia menyelesaikan gelar sarjana administrasi bisnis dari Universitas Amerika di Kairo. Setelah bekerja di sektor perbankan dan teknologi, ia menikah dengan Pangeran Abdullah pada 1993 dan menyandang gelar ratu ketika suaminya dinobatkan sebagai Raja Yordania pada 1999.

Sebagai ratu, Rania aktif memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak-anak serta akses pendidikan di Yordania. Ia kerap mengunjungi desa-desa terpencil dan memimpin berbagai kegiatan amal. Ia juga memanfaatkan media sosial dan blog video untuk menyuarakan toleransi, meluruskan stereotip tentang orang Arab, dan mempromosikan dialog lintas budaya.

3. Lubna Al Qasimi (Uni Emirat Arab)

Lubna Al Qasimi lahir pada 4 Februari 1962 di Uni Emirat Arab. Ia menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai menteri di Uni Emirat Arab atau UEA, yakni Menteri Perdagangan Luar Negeri di tahun 2000 hingga 2004, dan Menteri Ekonomi dan Perencanaan di tahun 2004 hingga 2016. Ia memperoleh gelar sarjana Ilmu Komputer dari California State University dan Master of Business Administration (MBA) dari Universitas Amerika Sharjah. Setelah itu, ia menerima gelar doktor kehormatan sains dari California State University, Chico. 

Kariernya dimulai sebagai programmer di Datamation pada 1981. Lalu, ia menjabat sebagai manajer cabang Dubai di Otoritas Informasi Umum dan melanjutkannya dengan bekerja di Otoritas Pelabuhan Dubai. Pada 2004, ia menjadi wanita pertama yang duduk di kabinet UEA. Ia berperan besar dalam peningkatan bantuan luar negeri UEA dan aktif dalam kegiatan sosial. Awal tahun ini, ia ditunjuk sebagai Menteri Negara untuk Toleransi.

4. Amal Clooney (Lebanon)

Amal Clooney lahir pada 3 Februari 1978 di Beirut dan dibesarkan di Inggris. Ia menempuh pendidikan hukum di Universitas Oxford dan melanjutkan ke Sekolah Hukum Universitas New York.

Kariernya dimulai ketika ia bekerja di firma hukum Sullivan & Cromwell. Kemudian ia beralih menjadi bagian pengadilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia pernah menangani kasus besar seperti kasus mantan Perdana Menteri Ukraina, Yulia Tymoshenko.

Ia juga pernah turut serta dalam inisiatif Global Summit to End Sexual Violence in Conflict, yang bertugas untuk membela hak-hak perempuan di zona perang. Selain itu, ia juga menjabat sebagai staf pengajar tamu di Sekolah Hukum Columbia. Amal semakin menjadi sorotan sejak menikah dengan aktor George Clooney pada 27 September 2014.

5. Tawakkol Karman (Yaman)

Tawakkol Karman lahir pada 7 Februari 1979 di Taiz, Yaman. Ia merupakan seorang jurnalis dan aktivis HAM yang mendirikan organisasi Women Journalists Without Chains pada 2005. Ia menjadi pemimpin dalam protes damai selama Arab Spring tahun 2011 dan menjadi simbol perjuangan demokrasi di Yaman.

Atas perjuangannya tersebut, Tawakkol Karman dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian pada 2011 dan menjadi perempuan Timur Tengah pertama yang meraih penghargaan tersebut. Hingga saat ini, ia terus memperjuangkan hak perempuan dan kebebasan berekspresi, serta menekankan pentingnya pendidikan dalam menciptakan kesetaraan gender.

Sebagai informasi, negara-negara yang masuk kawasan Timur Tengah antara lain Qatar, Yaman, Uni Emirat Arab, Lebanon, Yordania Irak, Iran, Palestina hingga Turki.

Pilihan Editor: Penulis dan Tokoh Feminis Mesir Nawal El Saadawi Wafat di Usia 89 Tahun

DINI AGHNNY KHOIRIYAH 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini melalui Instagram dan Tiktok Cantika

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |