Ayat Kursi dan Artinya, Lengkap Keutamaan dan Makna Surat Al-Baqarah 255

12 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Ayat Kursi adalah salah satu ayat yang paling dikenal dan dihormati dalam Al-Qur'an. Ayat ini menjadi pengingat akan kebesaran Allah dan pentingnya berserah diri kepada-Nya.

Dalam buku tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di, dijelaskan bahwa Ayat Kursi adalah ayat paling agung karena memuat makna tauhid, kemuliaan, pengetahuan, kekuasaan, dan perlindungan Allah. Jurnal Mauriduna 2024 menganalisis secara semiotik membahas makna “kursi” dalam Surat Al-Baqarah (2):255 sebagai simbol kekuasaan dan ilmu Allah yang meliputi alam semesta. 

Keistimewaan Ayat Kursi tidak hanya terletak pada maknanya yang mendalam, tetapi juga pada manfaatnya yang dirasakan oleh banyak orang. 

Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang ayat kursi dan artinya dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (6/7/2025).

Beredar video yang memperlihatkan seorang anggota Polri yang sangat ketakutan saat hendak disuntik vaksin Covid-19. Ia pun membaca doa Qunut hingga ayat kursi untuk mengalihkan rasa takutnya akan jarum suntik.

Teks Arab, Transliterasi, dan Terjemahan Ayat Kursi

Ayat ini, yang merupakan bagian dari surat Al-Baqarah ayat 255, memiliki kedudukan istimewa karena kandungan makna yang mendalam tentang keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Banyak umat Islam yang menghafal dan rutin membacanya karena diyakini memiliki keutamaan yang besar dalam melindungi diri dari berbagai ancaman dan bahaya.

Berikut adalah teks lengkap Ayat Kursi dalam bahasa Arab, transliterasi Latin, dan terjemahan bahasa Indonesia versi Kementrian Agama RI:

  • Teks Arab

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۝ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۝ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۝ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۝ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۝ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۝ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۝ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۝ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

  • Transliterasi Latin

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyūm. Lā taʾkhudhuhu sinatun wa lā nawm. Lahu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ. Man dha lladhī yashfaʿu ʿindahū illā bi-idhnih. Yaʿlamu mā baina aydīhim wa mā khalfahum. Wa lā yuḥīṭūna bishay’in min ʿilmihi illā bimā shāʾa. Wasiʿa kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ. Wa lā yaʾūduhū ḥifẓuhumā. Wa huwa al-ʿAliyyul-ʿAẓīm.

  • Terjemahan Bahasa Indonesia

“Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda kantuk dan tidak pula tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa pun dari ilmu-Nya kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung.”

Makna dan Tafsir Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah 255)

  • Tafsir Ibnu Katsir 

Imam Ibnu Katsīr dalam Kitab Tafsir al-Qur’an al-‘Azhīm menjelaskan bahwa Ayat Kursi memuat inti akidah Islam: pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang Maha Hidup (al-Ḥayy), Maha Mengurus (al-Qayyūm), tidak terpengaruh kantuk atau tidur, dan penguasa mutlak langit dan bumi. Ia menekankan kata “kursīyuhū” sebagai simbol luasnya kekuasaan Allah yang melingkupi seluruh ciptaan. Rasulullah ﷺ menganjurkan membaca ayat ini sebagai pelindung dari gangguan jin dan setan.

  • Tafsir al-Qurṭubī 

Imam Al-Qurṭubī dalam Kitab Al-Jāmi‘ li Ahkām al-Qur’ān) menekankan aspek hak kekuasaan dan pemeliharaan Allah. Ia menyatakan bahwa karena Allah tidak pernah mengantuk atau tidur, maka Dialah Penguasa yang selalu siaga dan adil terhadap ciptaan-Nya. Kekuasaannya mencakup pengaturan alam, pengetahuan ghaib, dan penegakan hukum divine—bahkan syafaat pun hanya dapat berlangsung atas izin-Nya.

  • Analisis makna semiotik & sufistik 

Dalam Jurnal Mauriduna, UIN Arraayah “Makna Kursi dalam Surat Al-Baqarah (2):255”, penulis Panggih Widodo et al. melacak arti kata kursī dari perspektif semiotika Sufistik. Mereka menunjukkan bahwa sifat “kursi” tak hanya mencerminkan kekuasaan Allah, tapi juga simbol ketergantungan makhluk kepada-Nya, serta memberikan dimensi mistik ketika digunakan sebagai “penghubung spiritual” dalam amalan zikir dan perlindungan diri.

  • Fungsi Protektif & Tradisi Pesantren

Rahmawati dan Rifqi As'adah menjelaskan bahwa pembacaan rutin Ayat Kursi di PPTQ Al-Hidayah Tulungagung dimaknai sebagai upaya spiritual “Living Qur’an”, yaitu menjadikan Al-Qur’an bagian kehidupan sehari-hari dan perlindungan dari bala. Tradisi ini mengajarkan santri untuk istiqamah membacanya demi menciptakan rasa aman dan ketenangan batin.

Dalil Keutamaan Membaca Ayat Kursi

  • Ayat Teragung dalam Al-Qur’an

Imam Nawawī dalam kitab Riyāḍuṣ-Ṣāliḥīn (Kitab Al-Faḍā’il) meriwayatkan dialog Nabi ﷺ dengan sahabat Ubay bin Ka‘b. Ketika ditanya, “Ayat manakah yang paling agung?” ia menjawab Ayat Kursī. Rasulullah ﷺ tepuk dada Ubay dan berkata, “Semoga engkau mendapatkan kemudahan ilmu, wahai Abu al-Mundhir.” (HR. Muslim no. 810)

Imam Ibnu Kathīr dalam Tafsīr Al-Qurān al-‘Aẓīm menegaskan, ini menunjukkan Ayat Kursī adalah puncak kemuliaan di antara seluruh ayat Al-Qur’an, karena memuat nama dan sifat Allah yang agung.

  • Pelindung dari Kejahatan dan Setan

Dalam hadis sahih yang dikutip oleh Imam An-Nasā’ī, Abu Hurairah bersaksi bahwa Nabi ﷺ pernah berkata:

“Barangsiapa membaca Ayat Kursī setelah salat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian.”

Imam Ibnu Bāz dalam Majmū‘ Fatāwā wa Maqālāt menegaskan bahwa Ayat Kursī mengandung tauhid dan keikhlasan, serta menjanjikan perlindungan dari segala kejahatan jika diamalkan rutin setelah salat.

  • Perlindungan Sepanjang Hari dan Malam

Hadis dari Hasan bin Ali yang diriwayatkan Ath-Thabrānī menyatakan bahwa jika seseorang membaca Ayat Kursī setiap pagi dan petang, maka ia akan mendapatkan perlindungan dari jin dan setan hingga waktu berikutnya. Rasulullah ﷺ mengonfirmasi kebenaran sabda jin tersebut.

  • Membuka Jalan ke Surga

Hadis lain dari Abu Umāmah – diriwayatkan Al-Mu‘jam al-Kabīr dan Shahīh al-Jāmi‘ al-Ṣaghīr – menyatakan:

“Barangsiapa membaca Ayat Kursī setelah setiap salat wajib, tidak ada yang menghalanginya memasuki surga kecuali kematian.”

Hadis ini termasuk sanad sahih dan dikutip ulang di karya-karya seperti Ibn al-Qayyim (Zaād al-Ma‘ād) dan Ibnu Kathīr (Tafsīr).

  • Signifikansi Ilmiah dan Spiritual

Tesis Mawaddatul Jannah (2017, UIN Walisongo) mengkaji 12 hadis yang terkait Ayat Kursī dalam Tafsir Tamsijjatoel Moeslimien karya Ahmad Sanoesi. Hanya satu yang dinyatakan sahih, sementara sebagian besar ringan (da‘īf), namun menunjukkan bahwa praktik pembacaan Ayat Kursī sering dikaitkan tradisi tafsir dan amalan spiritual masyarakat (termasuk pesantren).

Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah 255 atau Ayat Kursi

Riwayat Peristiwa Diturunkannya Ayat Kursī

Menurut Dr. H. Cholil, M.Pd.I dalam Konseling Qur’āni, ada riwayat yang cukup masyhur dari Abū Hurairah, yang melibatkan peristiwa di serambi Masjid Nabawi. Sangat ringkasnya, beliau menerima zakat berupa kurma dalam jumlah besar, namun karena tak ada tempat penyimpanan, kurma itu ditempatkan di serambi masjid dan dijaga oleh Abū Hurairah.

Tiga malam berturut-turut datang seorang pencuri—yang sebenarnya adalah setan—yang selalu memohon ampun. Baru pada malam ketiga, setelah Abū Hurairah hendak menangkapnya, si 'pencuri' mengungkap rahasia bahwa ada bacaan yang dapat melindungi dari gangguan setan, yaitu Ayat Kursī. Keesokan harinya, Nabi ﷺ menguatkan bahwa apa yang dikatakan “pencuri” tersebut sebenarnya benar, meski ia adalah setan.

Peristiwa ini menjadi asbābun nuzūl klasik untuk Ayat Kursī, dan dijelaskan pula dalam sumber-sumber kitab sejarah dan tafsir bahwa ayat ini turun untuk memberikan rasa aman dan pelindung spiritual bagi kaum Muslim, khususnya dalam konteks gangguan malam hari dan ancaman setan.

Penegasan dalam Kitab-Kitab Klasik dan Modern

Beberapa kitab penting menyebutkan riwayat di atas sebagai latar belakang turunnya ayat tersebut, termasuk Lubābun Nuqūl fī Asbābin Nuzūl karya Imam Jalālu’d-Dīn as-Suyūthī (w. 911 H), yang mengkompilasi riwayat sahih dari sahabat tentang asbāb nuzūl, termasuk kisah Abu Hurairah dan Ayat Kursī.

Kitab Al-Wāhidī (w. 465 H), pendahulu karya as-Suyūthī, juga memuat beberapa riwayat tersebut, meski as-Suyūthī yang memformulasikannya secara lebih sistematis.

Hikmah Asbābun Nuzūl Ayat Kursī

Kisah di atas memberi kita beberapa pelajaran:

Ayat Kursī berfungsi sebagai pelindung spiritual, terutama dari gangguan setan dan energi negatif sore atau malam hari.

Kisah ini menunjukkan konteks historis yang konkret, ketika ummat Islam sangat membutuhkan perlindungan, dan Allah menurunkan ayatNya tepat waktu.

Peristiwa ini tercatat secara luas oleh mufassir dan ahli ulūm al-Qur’ān, yang menandai pentingnya mengetahui konteks turunnya ayat agar tidak salah menafsir.

QnA Seputar Ayat Kursi

1. Apa itu Ayat Kursi dan di mana letaknya dalam Al-Qur’an?

Ayat Kursi adalah Surat Al-Baqarah ayat 255, dikenal sebagai ayat paling agung dalam Al-Qur’an, berisi penegasan tentang keesaan, kekuasaan, dan pengetahuan Allah SWT yang meliputi segala sesuatu.

2. Apa keutamaan membaca Ayat Kursi?

  • Membacanya setelah salat fardhu akan membuat kita dijaga oleh Allah hingga salat berikutnya.
  • Membaca Ayat Kursi sebelum tidur akan menjadikan kita dijaga oleh malaikat dan terhindar dari gangguan setan sepanjang malam.
  • Disebut sebagai ayat paling agung dalam Al-Qur’an menurut hadis Rasulullah ﷺ (HR. Muslim).

3. Apa makna “Kursi” dalam Ayat Kursi?

“Kursi” bukan berarti kursi seperti di dunia, melainkan para ulama menafsirkan sebagai kekuasaan Allah yang sangat luas, atau tempat Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menunjukkan betapa besarnya ilmu dan kekuasaan Allah SWT.

4. Kapan waktu terbaik membaca Ayat Kursi?

  • Setelah salat fardhu.
  • Sebelum tidur.
  • Saat merasa takut, gelisah, atau ingin perlindungan.
  • Saat keluar rumah untuk memohon penjagaan Allah dalam aktivitas sehari-hari.

5. Apa pelajaran dari Ayat Kursi untuk kehidupan sehari-hari?

  • Menguatkan tauhid bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan tiada yang setara dengan-Nya.
  • Menenangkan hati bahwa Allah Maha Menjaga kita setiap saat.
  • Mengingatkan kita untuk selalu mengandalkan Allah dalam segala urusan karena Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |