Liputan6.com, Jakarta - Fenomena akhir zaman kerap menjadi bahan perbincangan dalam kajian keagamaan. Banyak tanda yang dikaitkan dengan semakin dekatnya akhir zaman, namun tidak semua orang memahami makna dan relevansinya.
Baru-baru ini, Ustadz Adi Hidayat (UAH) kembali mengingatkan tentang dua tanda penting yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Melalui kajiannya, UAH menekankan pentingnya memahami tanda-tanda tersebut agar umat Islam lebih waspada.
Menurut UAH, terdapat dua tanda kiamat atau akhir zaman yang sangat jelas yang menunjukkan perubahan zaman. "Saya ingin sampaikan satu hal penting. Saya mohon jaga baik-baik karena sekarang eranya sudah berubah. Saya ulangi ya, eranya sudah berubah," ujar UAH.
Ia kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang hadis Nabi yang menyebutkan adanya perubahan dalam rentang waktu. Nabi bersabda bahwa akan datang suatu masa ketika waktu terasa begitu cepat.
"Setahun akan terasa seperti sebulan. Sebulan akan terasa seperti sepekan. Sepekan akan terasa seperti sehari. Sehari terasa seperti sesaat saja," ungkapnya.
UAH menegaskan bahwa tanda akhir zaman pertama tersebut sudah terjadi di masa kini. Banyak orang merasa waktu berjalan begitu cepat tanpa terasa. Aktivitas yang dilakukan seolah-olah baru saja dimulai, namun ternyata sudah berlalu dalam hitungan bulan bahkan tahun.
Dilansir Jumat (09/05/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @JasnitraArahman, UAH juga membahas tanda kedua yang disebutkan dalam hadis, yaitu "taqarubul aswaq" atau pasar yang semakin mudah diakses.
Simak Video Pilihan Ini:
Cerita Polisi Ternak 40 Ribu Ekor Ayam, Ingin Pensiun Bahagia
Pasar Mudah di Akses, Ini yang Terjadi di Masyarakat
"Dulu, kalau mau berbelanja harus pergi ke pasar, naik angkot, atau ojek. Sekarang cukup klik di handphone, barang sudah sampai di depan rumah," kata UAH. Ia mengingatkan bahwa fenomena ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
UAH kemudian menjelaskan bahwa kedua tanda tersebut membawa dampak sosial yang tidak bisa diabaikan. Jika kedua tanda ini sudah terjadi, Nabi mengingatkan akan adanya peningkatan problem sosial, seperti kebohongan, manipulasi, fitnah, dan hoaks.
"Masyarakat akan semakin rentan terhadap tipu menipu. Manipulasi semakin banyak, hoaks makin merajalela, fitnah pun merata di berbagai aspek kehidupan," papar UAH.
Situasi ini, menurut UAH, dapat terjadi di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari rumah tangga, sekolah, hingga dalam kehidupan global. Ia menyebutkan bahwa perubahan sosial ini menjadi ancaman serius bagi keutuhan umat.
Untuk menghadapi perubahan zaman ini, UAH menekankan pentingnya menjaga dua amalan utama agar tetap berada di jalan yang benar. Pertama, menjaga sholat sebagai tiang agama.
"Jangan sampai meninggalkan sholat, apapun kondisinya. Karena sholat adalah penjaga utama dalam menghadapi situasi yang penuh fitnah," ujarnya.
Amalan kedua yang perlu dijaga adalah memperbanyak dzikir, terutama mengingat kematian. Menurut UAH, dzikir mampu menjaga ketenangan hati dan menguatkan iman ketika dihadapkan pada berbagai ujian.
Jangan Tinggalkan Sholat dan Dzikir Ini
"Mohon upayakan selalu ingat dzikir untuk wafat. Karena dengan mengingat kematian, kita akan lebih siap menghadapi kenyataan hidup," tegasnya.
UAH juga menambahkan bahwa umat Islam perlu waspada terhadap berbagai bentuk kebohongan yang semakin banyak. Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga melalui media sosial yang cepat menyebarkan informasi tanpa klarifikasi.
"Saring sebelum sharing. Jangan mudah percaya pada berita yang tidak jelas sumbernya. Karena bisa jadi itu adalah bagian dari fitnah akhir zaman," tutur UAH.
Dalam kesempatan itu, UAH mengajak umat untuk lebih memperkuat ibadah, terutama di tengah perubahan zaman yang penuh tantangan. Ia mengingatkan agar umat Islam tetap berpijak pada nilai-nilai agama dalam menjalani kehidupan.
"Perkuat sholat dan dzikir, itulah benteng kita dari fitnah akhir zaman. Jangan terlena dengan kemudahan teknologi yang justru bisa membawa kita pada kelalaian," pesan UAH.
Di akhir kajiannya, UAH berharap umat Islam dapat terus meningkatkan kewaspadaan serta memanfaatkan waktu dengan baik. Ia juga mengingatkan agar selalu berhati-hati dalam menyebarkan informasi.
"Kendalikan diri dari hal-hal yang bisa merusak persaudaraan dan keimanan. Jika dua tanda ini sudah nyata, maka jangan pernah tinggalkan sholat dan dzikir," tutupnya.
Dengan memahami tanda-tanda akhir zaman ini, UAH berharap umat lebih siap menghadapi segala kemungkinan yang bisa menggoyahkan keimanan. Sikap waspada dan menjaga ibadah menjadi kunci utama dalam menjalani kehidupan saat ini.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul