Liputan6.com, Jakarta - Sedekah merupakan amal ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Sedekah tidak hanya dengan mengorbankan harta, membantu orang lain atau hanya sekedar tersenyum itu pun bernilai sedekah.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
تَبَسُّمُكَ في وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Artinya, "Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah." (HR Tirmidzi)
Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan pengertian sedekah berdasarkan pandangan fiqih. Ia mengatakan bahwa semua amal kebaikan yang dikerjakan bisa bernilai sedekah.
"Semua amalan kebaikan yang kita kerjakan, yang jadi amal soleh, bernilai hasanah, itu dalam fiqih disebut dengan sedekah namanya," kata UAH dikutip dari YouTube Audio Dakwah, Sabtu (10/5/2025).
وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم: “كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ .
Artinya, “Dari Jabir RA dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Seluruh perbuatan baik merupakan sedekah’.” (HR Al-Bukhari)
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kesibukan Salon Kambing Cilacap Sebelum Idul Adha
Sedekah yang Pahalanya Terus Mengalir
Kemudian UAH menjelaskan tentang sedekah yang pahalanya terus mengalir, bahkan ketika meninggal dunia pun tetap pahalanya tidak akan terputus untuknya.
"Sedekah ini kemudian oleh nabi dibagi kepada dua bagian. Ada sedekah yang saat dikerjakan itu pahalanya terus mengalir. Bahkan dahsyatnya, orangnya wafat pun itu pahalanya terus datang sampai dengan kiamat," jelas UAH.
Apa sedekah yang dimaksud UAH? Adalah sedekah jariyah. Kata jariyah berasal dari bahasa Arab yang artinya berjalan atau mengalir dengan sendirinya. Siapa saja yang melakukan sedekah jariyah maka pahalanya akan terus mengalir hingga hari kiamat.
Sedekah jariyah beda dengan sedekah tsabitah. Pahala bagi orang yang melakukan sedekah tsabitah hanyalah seketika.
"Begitu Anda kerjakan, dapat pahala, sampai situ saja. Begitu selesai pekerjaan, selesai pahalanya," jelas UAH.
Amalkan Sedekah Jariyah
UAH menyarankan agar mengamalkan sedekah jariyah, karena sedekah jariyah ini merupakan amalan para ulama.
"Kalau kita ingin cerdas kata para ulama, semua dosa-dosa kita ingin dihapuskan, ditutup, maka Anda mesti keluarkan apa saja jenis-jenis sedekah jariyah itu. Supaya ketika selesai kita kerjakan, pahalanya tetap mengalir menutup dosa-dosa kita," ungkap UAH.
Penjelasan UAH di atas juga dikuatkan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam an-Nasa’i, dan Imam Ibnu Hibban yang bersumber dari Abu Hurairah ra. Berikut hadis yang menyebut sedekah jariyah adalah salah satu amalan yang pahalanya tidak akan terputus.
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ – رواه مسلم والترمذيّ وأبو داود والنسائيّ وابن حبّان عن أبي هريرة
Artinya, “Ketika seorang manusia meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mau mendoakannya.”
Wallahu a’lam.