DPR Desak TNI Evaluasi SOP Pemusnahan Amunisi

4 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno Laksono mendesak TNI mengevaluasi prosedur pemusnahan amunisi yang menyebabkan ledakan di Garut, Jawa Barat, sehingga menelan 13 korban jiwa. "Saya meminta untuk TNI melakukan investigasi yang mendalam guna memastikan apakah standar operasional telah dijalankan dengan benar, " ujar Dave saat dihubungi pada Senin, 12 Mei 2025.

Menurut Dave kejadian itu menyoroti urgensi penilaian secara menyeluruh dari prosedur pemusnahan amunisi yang selama ini ditetapkan. Ia menyebut hasil evaluasi itu akan berguna untuk merumuskan langkah mitigasi terulangnya insiden mematikan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya mendorong adanya perbaikan kebijakan pemusnahan amunisi agar tidak berulangnya peristiwa serupa di masa mendatang," ucapnya. Kepada pemerintah dan TNI, Dave merekomendasikan agar mereka peningkatan pengawasan serta mengaudit prosedur keamanan.

Tak kalah penting, Dave juga mendorong pemerintah mengedukasi masyarakat di sekitar lokasi pemusnahan mengenai prosedur yang harus dijalankan. "Serta pemberian santunan bagi keluarga korban," ucap politikus partai Golkar itu. Ia berharap pemerintah dan TNI segera mengambil langkah konkret guna memastikan keamanan masyarakat ke depannya.

Senada dengan Dave, anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin pun menilai ledakan amunisi di Garut harus menjadi momentum TNI untuk mengevaluasi prosedur keamanan secara komprehensif. Hasanuddin menjelaskan bahwa amunisi yang diledakkan adalah amunisi kadaluarsa yang secara teknis sudah tidak stabil.

TB Hasanuddin menyebut ada kesalahan perhitungan dari TNI saat meledakkan amunisi yang sudah kadaluarsa. Ia menjelaskan peledakan pertama dirancang untuk menghancurkan seluruh amunisi. Namun, karena sifat amunisi kadaluarsa yang tak sepenuhnya bisa diprediksi, terjadi ledakan susulan di luar kendali.

"Ini akibat dari kesalahan prediksi petugas. Dikiranya satu ledakan cukup, ternyata ada amunisi yang meledak belakangan dan menimbulkan korban," kata TB Hasanuddin saat dihubungi pada Senin malam.

Dari sisi lokasi, Hasanuddin menilai tempat peledakan yang berada di wilayah pantai sudah sesuai ketentuan. Namun, ia menekankan bahwa masyarakat tidak seharusnya bisa mengakses area tersebut.

"Ke depannya, pembatasan wilayah harus dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah warga sipil berada di area berbahaya," ucap politikus PDIP tersebut. Sekalipun pemusnahan amunisi telah mengikuti prosedur standar yang berlaku, ia tetap mendesak TNI menyempurnakan prosedur peledakan amunisi, terutama yang bersifat kadaluarsa, agar kejadian serupa tidak terulang.

Sebelumnya dilaporkan sebanyak 13 orang tewas dalam insiden ledakan saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa atau amunisi afkir di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin pagi, 12 Mei 2025. Empat korban berasal dari jajaran TNI Angkatan Darat, sisanya merupakan warga sipil di sekitar lokasi.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana mengungkapkan insiden itu terjadi saat satuan Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat (Puspalad) tengah melaksanakan prosedur rutin penghancuran amunisi di lokasi milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut, yang selama ini digunakan secara resmi untuk pemusnahan bahan peledak.

“Pemusnahan dilakukan pada pukul 09.30 WIB oleh jajaran Gudang Pusat Amunisi Tiga Puspalad. Lokasi telah melalui pengesahan dan dinyatakan dalam kondisi aman sebelum pelaksanaan,” ujar Wahyu dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, 12 Mei 2025.

Menurut Wahyu, kegiatan dimulai dengan pendistribusian personel pengamanan ke pos masing-masing. Setelah tim pengamanan menyatakan area steril, pemusnahan dilakukan di dua lubang peledakan yang disiapkan.“

Peledakan pertama dan kedua berjalan lancar tanpa kendala,” kata dia. Namun, insiden terjadi saat tim sedang menangani sisa bahan peledak, berupa detonator, yang akan dimusnahkan di lubang ketiga. “Sebelum proses peledakan dilakukan, tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang ketiga. Ledakan itulah yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa,” ujar Wahyu. 

Dani Aswara berkontribusi pada penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |