Liputan6.com, Jakarta - Hunian dengan konsep Islami semakin populer di kalangan masyarakat Muslim. Rumah Islami tidak hanya mengedepankan arsitektur yang bercirikan nilai-nilai agama, tetapi juga menawarkan suasana yang menenangkan bagi penghuninya.
Secara umum, rumah Islami mengadopsi prinsip-prinsip syariah dalam setiap aspek pembangunannya. Hal ini tidak hanya berlaku pada desain rumah, tetapi juga pada lingkungan sekitar dan transaksi jual beli yang mengikuti aturan agama.
Desain rumah islami diartikan sebagai hunian yang didesain dengan memperhatikan ajaran Islam. Konsep rumah ini tidak hanya memperhatikan kenyamanan, tetapi juga menjadikan tempat tinggal sebagai ruang yang penuh keberkahan.
Konsep desain rumah Islami banyak diterapkan pada perumahan syariah yang kini berkembang pesat di Indonesia. Hunian jenis ini tidak hanya menarik minat karena desainnya, tetapi juga karena proses jual beli yang menerapkan skema syariah, tanpa riba dan akad yang transparan.
Tidak sedikit yang mempertanyakan apa saja kriteria rumah Islami agar sesuai dengan kaidah syariah. Hal ini penting diketahui agar rumah yang dibangun atau dibeli benar-benar memberikan rasa aman, nyaman, dan berkah bagi penghuninya.
Artikel ini dirangkum Liputan6.com sebagai rekomendasi bagi Anda, terutama keluarga muda, yang ingin memahami lebih dalam tentang rumah Islami. Simak penjelasan berikut agar Anda tidak salah memilih hunian.
Simak Video Pilihan Ini:
Detik-Detik sebelum Tragedi Ledakan Amunisi Kedaluwarsa yang Tewaskan 13 Orang di Garut
Prinsip Utama Rumah Islami
Mengutip Islampos.com Senin (12/05/2025), salah satu prinsip rumah Islami adalah tidak mengandung unsur syirik. Artinya, rumah tidak boleh memiliki ornamen berupa patung atau gambar makhluk hidup. Dalam pandangan syariah, hal ini sangat penting untuk menjaga kemurnian tauhid.
Selain itu, rumah Islami juga memperhatikan aspek kesehatan dan keseimbangan. Konsep minimalis dengan dominasi warna netral, seperti putih, menjadi ciri khas rumah jenis ini. Penggunaan ventilasi yang baik dan pencahayaan alami juga merupakan bagian penting dalam desain rumah Islami.
Rumah Islami juga dirancang agar tidak menghalangi silaturahmi. Desain yang mengutamakan interaksi sosial sangat dianjurkan, seperti tidak memasang pagar terlalu tinggi yang justru menghambat hubungan dengan tetangga.
Ruang Ibadah sebagai Pusat Spiritualitas
Menyediakan ruang ibadah khusus di dalam rumah menjadi ciri rumah Islami yang ideal. Ruang ini dapat difungsikan untuk sholat, membaca Al-Qur’an, atau kegiatan keagamaan lainnya. Keberadaan ruang ibadah ini juga mendukung konsep "Baiti Jannati" atau "rumahku surgaku."
Ruang ibadah tidak hanya sebagai tempat sholat, tetapi juga sebagai pusat pendidikan agama bagi keluarga. Terutama bagi anak-anak, ruang ini bisa menjadi tempat belajar ilmu agama sejak dini.
Kriteria lain yang tak kalah penting adalah mempertimbangkan keamanan tanpa mengurangi keterbukaan sosial. Jika merasa tidak aman tanpa pagar tinggi, penggunaan CCTV dan sistem keamanan terpadu bisa menjadi solusi yang tetap mendukung interaksi sosial.
Keutamaan Sirkulasi Udara dan Pencahayaan
Rumah Islami harus memiliki sirkulasi udara yang baik dan pencahayaan alami. Dalam ajaran Islam, rumah yang menerima cahaya matahari dianggap lebih sehat dan mendatangkan keberkahan. Oleh karena itu, rumah Islami sering kali didesain dengan jendela besar dan ventilasi yang cukup.
Selain ventilasi yang memadai, rumah Islami juga mengutamakan kebersihan lingkungan. Hal ini selaras dengan ajaran Islam yang sangat menekankan pentingnya menjaga kebersihan, baik di dalam maupun di luar rumah.
Komponen Penting dalam Desain Islami
Desain interior rumah Islami biasanya sederhana namun tetap estetik. Menggunakan warna-warna netral dan tidak terlalu mencolok adalah salah satu prinsip dalam pemilihan dekorasi. Hiasan kaligrafi atau ornamen Islami lainnya dapat digunakan, tetapi tetap harus proporsional.
Di sisi lain, rumah Islami juga mengatur pembagian ruang dengan bijaksana. Misalnya, kamar tidur anak dipisahkan dari kamar orang tua, dan ada pembatas antara ruang tamu dan ruang pribadi. Hal ini bertujuan menjaga privasi dan mendukung keharmonisan keluarga.
Tidak Menghalangi Interaksi Sosial
Selain menjaga privasi, rumah Islami juga mendukung interaksi sosial. Pintu masuk yang ramah dan halaman terbuka memungkinkan tetangga berkunjung tanpa merasa terhalang. Ini sangat penting dalam menjaga hubungan baik antarwarga.
Interaksi yang baik juga bisa didukung dengan adanya ruang tamu yang nyaman dan tidak terlalu formal. Penataan furnitur sederhana dan tidak berlebihan dapat menciptakan kesan hangat bagi tamu yang datang.
Kebersihan sebagai Prinsip Utama
Islam mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Oleh karena itu, rumah Islami selalu dijaga kebersihannya, baik dari segi kebersihan fisik maupun spiritual. Kegiatan rutin membersihkan rumah menjadi bagian dari menjaga keberkahan.
Selain itu, pemilik rumah dianjurkan untuk memperhatikan kebersihan halaman dan taman. Merawat tanaman hijau juga menjadi salah satu cara menjaga keasrian lingkungan rumah.
Toilet Tidak Menghadap Kiblat
Terakhir, namun tak kalah penting, toilet dalam rumah Islami tidak boleh menghadap atau membelakangi kiblat. Prinsip ini berdasarkan pada ajaran Rasulullah yang melarang umatnya untuk buang hajat dengan posisi menghadap kiblat.
Oleh karena itu, saat membangun rumah, arah toilet perlu diperhitungkan agar tidak melanggar aturan syariah. Memastikan tata letak yang tepat akan membuat rumah semakin sesuai dengan nilai-nilai Islami.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, rumah Islami tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga ruang ibadah dan pusat pendidikan agama. Hunian yang dirancang sesuai ajaran Islam akan membawa kedamaian dan keberkahan bagi setiap penghuninya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul