Liputan6.com, Jakarta - Bagi seorang muslim, rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal, namun juga menjadi tempat ibadah, ruang untuk membina keluarga, serta cerminan dari adab dan nilai-nilai spiritual. Tak heran jika semakin banyak orang mulai mencari desain rumah yang tidak hanya indah dan nyaman, tetapi juga mencerminkan prinsip hidup Islami.
Di tengah perkembangan dunia arsitektur yang terus berkembang, kini hadir berbagai inspirasi desain rumah Islami modern yang memadukan estetika global dengan identitas keislaman yang kuat.
Dari gaya tropis Asia Tenggara yang sejuk dan terbuka, hingga kemegahan arsitektur Timur Tengah dengan lengkungan dan ukiran geometris yang khas, semuanya bisa menjadi inspirasi untuk mewujudkan rumah impian yang Islami.
Setiap gaya arsitektur dunia memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dipadukan dengan nilai-nilai Islam. Misalnya, desain rumah Jepang yang minimalis dapat memberikan kesan tenang dan sederhana. Sementara itu, gaya Maroko yang penuh warna dan motif bisa diadaptasi untuk menghadirkan keindahan visual dalam ruang keluarga atau ruang tamu, tanpa kehilangan esensi nilai spiritualnya.
Bagi Anda yang sedang merencanakan membangun rumah, merenovasi, atau sekadar mencari referensi hunian, berikut 6 inspirasi desain rumah Islami terbaru yang menggabungkan gaya arsitektur dari berbagai belahan dunia.
Saksikan Video Pilihan ini:
Evakuasi Dramatis Jenazah Korban Dukun Maut Pengganda Uang Mbah Slamet di Banjarnegara
1. Minimalis Modern dengan Sentuhan Islami
Ciri khas: desain bersih, rapi, dan fungsional. Ruangan terasa lapang dengan sedikit dekorasi. Fokus pada kenyamanan dan kesederhanaan.
Warna dominan: putih, abu-abu muda, krem, dan aksen hitam atau kayu terang. Warna netral memberi kesan tenang dan luas.
Kaligrafi sederhana: dipajang dalam bingkai modern (hitam-putih), dengan tipografi Arab yang ramping. Bisa diletakkan di ruang tamu atau lorong rumah.
Furniture: bergaya clean-line, multifungsi, dan tidak terlalu banyak. Penggunaan rak terbuka atau built-in untuk menyimpan Al-Qur'an dan buku Islami.
Penerangan: cahaya alami dari jendela besar dipadukan dengan lampu LED hangat. Memberi nuansa damai dan cocok untuk aktivitas ibadah.
Ruang ibadah: diselipkan di sudut rumah, cukup dengan sajadah, rak kitab, dan arah kiblat yang jelas. Tidak mencolok, tapi sakral dan nyaman.
2. Tradisional Indonesia Islami
Ciri khas: menggabungkan unsur budaya lokal seperti rumah joglo atau limasan dengan nuansa Islami yang hangat dan familiar.
Warna dominan: coklat kayu tua, krem, hijau tua, dan aksen emas lembut. Warna tradisional namun tetap hangat dan religius.
Kaligrafi ukiran: ditampilkan dalam bentuk ukiran kayu di atas pintu, rak, atau bingkai foto. Kaligrafi bisa dibuat oleh pengrajin lokal agar terasa otentik.
Furniture: berbahan kayu solid dengan ukiran sederhana. Kursi panjang (dipu), meja kayu rendah, dan rak Al-Qur’an dari kayu jati atau mahoni.
Penerangan: menggunakan lampu gantung tradisional atau lentera dari bambu. Pencahayaan temaram menciptakan suasana tenang di malam hari.
Ruang ibadah: mushola semi-terbuka di area belakang rumah, menggunakan anyaman bambu atau kayu sebagai dinding. Bisa jadi tempat shalat sekaligus ngaji keluarga.
3. Japanese-Islamic Style
Ciri khas: desain bersih, terbuka, dan sangat minimalis. Dominasi material alami seperti kayu, bambu, dan batu. Pintu geser (shoji), lantai kayu, serta ruang terbuka jadi elemen penting.
Warna dominan: putih, krem, coklat kayu muda, dan hijau daun. Warna alam yang memberi kesan damai dan natural.
Kaligrafi sederhana: bentuk huruf Arab yang ditulis tipis, bisa dalam gaya brushstroke atau dipadukan dengan estetika Jepang. Ditempatkan di panel kayu atau kertas washi.
Furniture: rendah atau tanpa kaki (gaya lesehan), meja chabudai (meja pendek Jepang), bantal lantai (zabuton), dan rak kecil untuk kitab suci.
Penerangan: cahaya alami maksimal lewat jendela besar, atau lampu kertas bergaya andon yang memberi kesan tenang dan lembut saat malam.
Ruang ibadah: mushola minimalis dengan arah kiblat yang jelas, tidak banyak hiasan, cukup sajadah, rak Al-Qur’an, dan ventilasi yang baik. Bisa ditambah taman kecil (tsuboniwa) sebagai view untuk menenangkan hati saat dzikir atau shalat.
4. Modern Moroccan-Islamic Style
Ciri khas: perpaduan antara arsitektur tradisional Maroko dan nilai-nilai Islami yang kuat. Identik dengan pola geometris rumit (zellige), lengkungan khas Maroko (keyhole arch), dan suasana interior yang hangat dan eksotis.
Warna dominan: biru safir, turquoise, putih, terracotta, dan emas pudar. Warna-warna ini mencerminkan budaya Maroko yang hidup namun tetap religius.
Kaligrafi dekoratif: biasanya dipadukan langsung dengan pola ubin atau ukiran plester dinding (stucco). Kaligrafi bisa menjadi bagian dari ornamen mozaik di ruang tamu atau lorong rumah.
Furniture: meja logam rendah, sofa rendah melingkar dengan bantal besar bermotif etnik, cermin dengan bingkai ukiran rumit, dan pouf kulit ala Maroko. Banyak menggunakan kuningan, kayu berukir, dan keramik.
Penerangan: lentera gantung logam berongga dengan bayangan pola indah saat dinyalakan. Cahaya hangat kekuningan menciptakan nuansa spiritual dan elegan.
Ruang ibadah: mushola dengan karpet bermotif etnik, kubah kecil atau cerukan di dinding (mihrab-style) sebagai penanda kiblat, serta ubin warna-warni di lantai atau dinding. Bisa dikelilingi tanaman dalam pot tanah liat untuk suasana segar.
5. Turkish-Islamic Style
Ciri khas: gaya klasik Ottoman dengan nuansa mewah tapi tetap tenang. Pengaruh Bizantium dan Islam berpadu dalam bentuk lengkungan, pilar ramping, dan kubah kecil.
Warna dominan: biru Iznik, putih, abu-abu muda, dan emas pudar. Warna-warna ini banyak ditemukan di masjid-masjid Turki seperti Masjid Biru.
Kaligrafi artistik: ditampilkan dalam bentuk bundar besar (medalion) bertuliskan nama Allah, Rasulullah, dan Khulafaur Rasyidin, biasanya dengan latar biru atau hitam pekat.
Furniture: sofa empuk dengan sandaran tinggi, meja ukir Ottoman, rak kitab klasik, dan penggunaan banyak tekstil seperti tirai tebal atau permadani besar.
Penerangan: chandelier gantung khas masjid-masjid Turki atau lentera logam bundar. Lampu biasanya memiliki detail kaca warna-warni.
Ruang ibadah: mushola dengan pencahayaan remang, permadani tebal bergaya Ottoman, dan desain mihrab kecil dengan lengkungan khas. Bisa ditambah dinding keramik Iznik bermotif Islami.
6. Middle Eastern-Islamic Style
Ciri khas: arsitektur berornamen, simetris, dan kaya detail. Menggabungkan unsur lengkungan (arch), kubah kecil, dan elemen ukiran geometris atau arabesque. Interior terasa hangat, mewah, namun tetap sakral.
Warna dominan: pasir (beige), terracotta, putih tulang, dengan aksen emas, perunggu, atau biru tua. Warna hangat khas padang pasir dan langit senja.
Kaligrafi artistik: kaligrafi berukir atau dilukis dengan gaya kufi atau thuluth, sering dipasang besar sebagai focal point di ruang tamu atau ruang keluarga.
Furniture: sofa panjang rendah dengan banyak cushion bermotif etnik Timur Tengah. Meja kayu berukir, karpet Persia atau Turki, dan lampu gantung logam berpola mashrabiya (lubang-lubang geometris).
Penerangan: lampu gantung dari logam tembaga atau kaca patri berwarna. Cahaya lembut menciptakan suasana hangat dan khusyuk, sangat cocok untuk malam hari.
Ruang ibadah: mushola dengan karpet tebal bermotif, rak Al-Qur’an ukir, serta pencahayaan lembut. Bisa ditambahkan jendela kecil berbentuk lengkungan untuk estetika dan sirkulasi udara.