Liputan6.com, Jakarta - Dalam suasana pengajian yang penuh kehangatan, dai kondang asal Blitar Muhammad Iqdam Kholid atau biasa disapa Gus Iqdam kembali menunjukkan sisi humanis dan humornya. Salah satu momen menarik terjadi ketika seorang jamaah bernama Umi Zulaikha dari Blitar berbagi kisahnya.
Umi Zulaikha, malam itu mengenakan pakaian putih dan jilbab senada, menceritakan bahwa ia telah lama menderita flu yang tak kunjung sembuh. Namun, setelah rutin mengikuti pengajian Simtudduror bersama Majelis Ta'lim Sabilu Taubah ia merasakan kesembuhan.
Sebagai bentuk apresiasi, Gus Iqdam memberikan hadiah uang sebesar Rp500.000 dan dua sarung. Namun, Umi Zulaikha dengan rendah hati menolak uang tersebut dan memilih untuk menyumbangkannya untuk pembangunan masjid.
"Sampun nadzar kulo, nek kulo angsal sodakoh saking Gus Iqdam, bakale badhe ge sodakoh tumbas semen ngge pembangunan masjid mawon," katanya.
Ketika ditawari sarung, Umi Zulaikha menerima dengan senang hati. Namun, ia memberikan alasan yang mengundang tawa.
Simak Video Pilihan Ini:
Detik-Detik Evakuasi Jenazah Bocah Tenggelam di Pantai Bedahan Cilacap
Sarungnya Buat Bungkus Lato-lato Suami
"Sarunge kulo tampi gus, ngge mbungkus lato-latone bojo kulo gus," tambahnya, dikutip dari kanal YouTube @SandalSantriNdalem, dikutip Selasa (22/04/2025).
Istilah "lato-lato" awalnya merupakan mainan anak-anak berupa dua bola yang ditarik menggunakan dua tali. Namun istilah lato-lato banyak digunakan sebagai idiom untuk bagian tubuh sensitif pria, hal ini sontak membuat suasana pengajian menjadi riuh dengan tawa.
Gus Iqdam yang awalnya tampak lelah langsung segar dan tertawa mendengar komentar tersebut. Ia menanggapi dengan ceria. "Lagi ngantiuk-ngantuk malah ono lato-lato," katanya.
Momen ini menunjukkan bagaimana interaksi antara dai dan jamaah dapat menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.
Kisah ini menjadi viral di media sosial, terutama di TikTok, di mana video momen tersebut telah ditonton ribuan kali. Banyak netizen yang mengapresiasi kehangatan dan kehumoran dalam pengajian Gus Iqdam.
Gus Iqdam dikenal sebagai dai muda yang mampu menyampaikan dakwah dengan cara yang ringan dan menghibur. Pendekatannya yang santai namun penuh makna membuatnya disukai oleh berbagai kalangan, terutama generasi muda.
Pengajian yang Mempererat Tali Silaturahmi
Pengajian yang dipimpinnya tidak hanya menjadi tempat untuk memperdalam ilmu agama, tetapi juga sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahmi antar jamaah. Kisah Umi Zulaikha menjadi salah satu contoh bagaimana pengajian dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan seseorang.
Selain itu, momen-momen seperti ini menunjukkan bahwa dakwah tidak harus selalu serius dan kaku. Dengan pendekatan yang humanis dan penuh humor, pesan-pesan agama dapat lebih mudah diterima dan diresapi oleh jamaah.
Gus Iqdam juga aktif di berbagai platform media sosial, yang memungkinkannya untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Kehadirannya di dunia digital membantu menyebarkan nilai-nilai keislaman dengan cara yang relevan dengan zaman.
Pengajian-pengajian yang dipimpinnya sering kali disiarkan secara langsung melalui YouTube, memungkinkan jamaah dari berbagai daerah untuk ikut serta. Hal ini menunjukkan komitmen Gus Iqdam dalam menyebarkan dakwah secara inklusif dan modern.
Kisah Umi Zulaikha dan momen-momen serupa menjadi bukti bahwa dakwah yang disampaikan dengan hati dapat menyentuh dan menginspirasi banyak orang. Semoga semakin banyak dai yang mengikuti jejak Gus Iqdam dalam menyampaikan pesan-pesan agama dengan cara yang penuh kasih dan kebijaksanaan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul