Idul Adha Tanggal Berapa? Simak Penetapan Berdasarkan Kalender Hijriah dan Maknanya

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta Perayaan besar umat Islam yang identik dengan penyembelihan hewan kurban selalu dinanti setiap tahunnya. Banyak orang mulai mencari informasi mengenai Idul Adha tanggal yang pasti, guna mempersiapkan berbagai kebutuhan menjelang hari istimewa tersebut. Tidak hanya itu, masyarakat juga mulai merencanakan agenda ibadah dan kegiatan sosial lainnya, sesuai ketetapan yang diumumkan secara resmi oleh pemerintah.

Kepastian mengenai Idul Adha tanggal berapa menjadi hal penting karena berkaitan langsung dengan pelaksanaan salat Idul Adha dan pembagian daging kurban. Berbagai instansi keagamaan dan media massa pun turut berperan dalam menyebarluaskan informasi ini, agar umat dapat menjalankan ibadah dengan tertib dan khusyuk. Kegiatan seperti takbiran keliling hingga penyembelihan hewan pun diatur menyesuaikan dengan jadwal tersebut.

Dengan mengetahui Idul Adha tanggal berapa secara tepat, masyarakat dapat merancang aktivitas bersama keluarga, lingkungan, maupun organisasi secara lebih terarah. Hal ini turut mempererat silaturahmi serta meningkatkan semangat berbagi kepada sesama, sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam hari besar ini. Perencanaan yang matang akan menjadikan perayaan lebih bermakna dan berjalan lancar.

Berikut ini informasi terkait Idul Adha tanggal berapa yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (9/5/2025).

Jelang Idul Adha, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tangerang memeriksa kondisi kesehatan hewan kurban yang telah berada di lapak-lapak pedagang pada Selasa (23/7) siang.

Idul Adha Tanggal Berapa Berdasarkan Kalender Hijriah

Perayaan Idul Adha setiap tahunnya jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah, yang merupakan sistem penanggalan lunar yang digunakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Berbeda dengan kalender Masehi yang berbasis matahari dan lebih dikenal secara global, sistem penanggalan Hijriah memiliki perbedaan yang signifikan dalam menghitung waktu, sehingga tanggal perayaan Idul Adha pada kalender Masehi akan berbeda setiap tahunnya.

Di Indonesia, penetapan tanggal perayaan hari raya Islam, termasuk Idul Adha, tidak hanya melibatkan otoritas pemerintah, tetapi juga beragam organisasi keagamaan, dengan Kementerian Agama RI sebagai institusi utama yang memiliki wewenang dalam keputusan tersebut. Organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah juga turut berperan dalam menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan perayaan ini. Perbedaan dalam metode yang digunakan untuk menetapkan awal bulan Hijriah, yakni kapan terjadinya hilal (bulan sabit baru), menyebabkan perbedaan tanggal perayaan hari raya antara pemerintah dan organisasi-organisasi tersebut.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini adalah informasi terkait jadwal perayaan Idul Adha 2025 menurut dua versi yang berbeda, yaitu versi pemerintah dan versi Muhammadiyah.

Idul Adha 2025 Tanggal Berapa Versi Pemerintah

Menurut hasil perhitungan yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, berdasarkan kalender Hijriah tahun 2025, Idul Adha 1446 H diperkirakan akan jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Tanggal ini telah tercatat dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang terdiri dari Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024 yang memuat daftar hari libur nasional serta cuti bersama untuk tahun 2025.

Meski demikian, penting untuk diingat bahwa penetapan ini masih bersifat sementara dan dapat berubah. Kepastian mengenai tanggal 10 Dzulhijjah dan pelaksanaan Idul Adha akan diumumkan setelah dilaksanakan sidang isbat, yang biasanya diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI pada akhir bulan Zulkaidah. Sidang isbat ini bertujuan untuk menentukan secara resmi awal bulan Dzulhijjah, dan sebagai konsekuensinya, menentukan tanggal pasti perayaan Idul Adha.

Idul Adha 2025 Tanggal Berapa Versi Muhammadiyah

Berbeda dengan keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah, organisasi Islam Muhammadiyah telah lebih dahulu menetapkan tanggal perayaan Idul Adha 1446 H. Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025, Muhammadiyah memutuskan bahwa Idul Adha 2025 juga akan jatuh pada hari yang sama, yaitu Jumat, 6 Juni 2025.

Keputusan ini diambil berdasarkan metode perhitungan astronomis yang dikenal dengan nama hisab hakiki wujudul hilal. Metode ini menggunakan perhitungan matematis dan astronomis untuk menentukan waktu terjadinya hilal (bulan sabit baru) yang menandai awal bulan Hijriah, termasuk bulan Dzulhijjah. Berdasarkan perhitungan ini, Muhammadiyah menetapkan bahwa Idul Adha 2025 akan dilaksanakan pada tanggal yang telah ditentukan.

Dengan kesepakatan tanggal yang serupa ini, terdapat kemungkinan besar bahwa perayaan Idul Adha 2025 di Indonesia akan berlangsung serentak, baik oleh pihak pemerintah maupun oleh organisasi Muhammadiyah. Hal ini tentunya akan memudahkan umat Islam di tanah air untuk merayakan hari yang penuh berkah ini bersama-sama, meskipun dengan perbedaan dalam metode perhitungan yang digunakan.

Makna dan Sejarah Idul Adha

Perayaan Idul Adha yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah bukanlah sekadar tradisi tahunan dalam kalender Islam. Di balik momen sakral ini tersimpan sebuah kisah monumental yang sarat akan pelajaran hidup, yakni kisah pengorbanan Nabi Ibrahim a.s. dan putranya, Nabi Ismail a.s., yang mencerminkan ketundukan sepenuh hati terhadap kehendak dan perintah Allah SWT.

Kisah ini bermula ketika Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah SWT melalui mimpi, yang memintanya untuk menyembelih anak kandungnya sendiri sebagai bentuk ujian keimanan dan ketakwaan. Walau perintah tersebut sangat berat dan tidak masuk akal dalam pandangan manusia biasa, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan keteguhan hati serta ketaatan mutlak tanpa keraguan. Ia pun menyampaikan hal tersebut kepada Nabi Ismail. Menakjubkannya, sang putra menerima keputusan itu dengan lapang dada dan penuh keikhlasan, bahkan mendorong sang ayah untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT.

Nilai-Nilai Spiritual dan Sosial dalam Ibadah Kurban

Idul Adha tidak hanya mengajarkan tentang sejarah dan keteladanan semata, tetapi juga menyiratkan makna yang mendalam dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Ibadah kurban merupakan bentuk manifestasi dari ketaatan yang disertai dengan keikhlasan, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ketekunan dan kesungguhan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah ilahi, meski sangat berat dan mengandung pengorbanan besar, menunjukkan betapa tinggi nilai takwa yang diajarkan dalam Islam.

Dalam konteks spiritual, ibadah kurban menjadi sarana untuk mengasah kepekaan batin, memperkuat hubungan dengan Allah SWT, serta melatih diri agar siap berkorban demi kepentingan yang lebih besar. Pengorbanan tersebut tidak terbatas hanya pada aspek materi seperti menyembelih hewan, melainkan juga mencakup waktu, tenaga dan bahkan ego yang harus dikendalikan demi mencapai derajat keikhlasan yang sejati.

Selain itu, ibadah kurban juga memiliki dimensi sosial yang sangat kuat. Daging dari hewan kurban dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, seperti kaum fakir miskin, tetangga, dan kerabat. Pembagian ini mengandung pesan moral tentang pentingnya berbagi rezeki, mengurangi kesenjangan ekonomi, dan mempererat rasa solidaritas serta persaudaraan antar sesama umat Islam. Dalam momen ini, Idul Adha mengajarkan bahwa keberkahan hidup bukan hanya terletak pada seberapa banyak yang kita miliki, tetapi pada seberapa besar kesediaan kita untuk memberi.

Makna kurban sesungguhnya jauh lebih dalam daripada sekadar menyembelih hewan. Ia merupakan bentuk nyata dari keikhlasan dan pengorbanan, yang menjadi pondasi utama dalam menjalani kehidupan sebagai hamba Allah. Keikhlasan Nabi Ibrahim yang bersedia menyerahkan anak tercintanya demi menjalankan perintah Tuhan menjadi pelajaran penting, bahwa kepatuhan kepada Allah harus ditempatkan di atas segalanya.

Bagi umat Islam, momen Idul Adha adalah kesempatan untuk merefleksikan diri dan menilai kembali seberapa ikhlas kita dalam menjalankan perintah agama. Apakah kita telah mampu mengorbankan kenyamanan pribadi demi kebaikan bersama? Apakah kita sanggup menahan ego, amarah, dan kesombongan demi menjadi pribadi yang lebih dekat kepada Allah SWT?

Melalui ibadah kurban, kita diajak untuk menyucikan hati, memperbaiki niat, dan meningkatkan kualitas iman. Kurban menjadi simbol bahwa dalam hidup, pengorbanan adalah bagian dari proses pendewasaan spiritual yang tidak dapat dihindari. Dari setiap pengorbanan yang tulus, akan lahir keberkahan dan kebijaksanaan.

Tips Memanfaatkan Libur Idul Adha

Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu momen penting dalam kalender umat Islam yang tidak hanya disambut dengan ibadah, tetapi juga memberikan kesempatan untuk menikmati waktu libur bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Agar waktu liburan tidak terbuang sia-sia, berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mengisi libur Idul Adha dengan kegiatan positif:

1. Pererat Silaturahmi dengan Keluarga dan Tetangga

Libur Idul Adha menjadi momen tepat untuk menjalin dan mempererat kembali tali silaturahmi. Anda bisa memanfaatkannya dengan mengunjungi sanak saudara, bertegur sapa dengan tetangga, atau sekadar berkumpul bersama keluarga inti. Momen ini juga bisa dijadikan kesempatan untuk saling memaafkan dan memperkuat hubungan yang mungkin sempat renggang karena kesibukan masing-masing.

2. Ikut Serta dalam Kegiatan Kurban di Lingkungan Sekitar

Salah satu kegiatan utama dalam Idul Adha adalah penyembelihan hewan kurban. Bagi Anda yang tidak berkurban, bukan berarti tidak bisa ikut berpartisipasi. Anda tetap bisa membantu dalam proses pendistribusian daging, menjaga kebersihan area penyembelihan, atau membantu panitia kurban di masjid. Keterlibatan ini tidak hanya menambah pahala, tetapi juga mempererat hubungan sosial di lingkungan tempat tinggal.

3. Gunakan Waktu untuk Refleksi Diri dan Ibadah Tambahan

Selain kegiatan sosial, libur Idul Adha juga menjadi saat yang tepat untuk meningkatkan kualitas spiritual. Anda bisa memanfaatkan waktu luang untuk memperbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, melakukan salat sunnah, atau sekadar merenung tentang perjalanan hidup selama ini. Momen ini sangat cocok untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya.

4. Berbagi dengan Sesama yang Membutuhkan

Jika Anda memiliki rezeki lebih, manfaatkanlah kesempatan ini untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Tidak harus berupa daging kurban, Anda juga bisa memberikan bantuan berupa sembako, makanan siap santap, atau uang tunai kepada masyarakat kurang mampu di sekitar Anda. Perbuatan kecil ini bisa menjadi bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

5. Ciptakan Quality Time bersama Keluarga di Rumah

Bagi Anda yang memilih untuk tidak bepergian, libur Idul Adha tetap bisa diisi dengan berbagai kegiatan menyenangkan di rumah. Misalnya, memasak bersama daging kurban, menonton film religi, membuat kerajinan tangan dengan anak-anak, atau sekadar berbincang santai sambil menikmati teh sore. Kegiatan sederhana ini bisa menciptakan kenangan indah yang mempererat ikatan antar anggota keluarga.

6. Ikuti Kajian atau Ceramah Keagamaan

Jika memungkinkan, sempatkan diri untuk mengikuti kajian Islam yang biasanya diadakan di masjid atau secara daring. Kajian keagamaan akan memperkaya pemahaman Anda tentang makna Idul Adha, nilai-nilai pengorbanan, serta pelajaran hidup dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Pengetahuan ini bisa menjadi bekal spiritual yang sangat berarti dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

7. Lakukan Kegiatan Produktif yang Tertunda

Libur panjang bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan hal-hal yang selama ini tertunda. Misalnya, merapikan rumah, menyelesaikan bacaan buku, menulis jurnal pribadi, atau mengerjakan proyek-proyek kreatif seperti membuat konten atau belajar keterampilan baru secara daring. Gunakan waktu ini untuk mengejar target pribadi yang selama ini terkendala oleh rutinitas.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |