Liputan6.com, Jakarta - Akhir-akhir ini media sosial ramai oleh tren video yang mengaitkan kecanggihan teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan gambaran akhirat, terutama neraka. Sayangnya, banyak di antara video itu yang menjadikan neraka sebagai bahan candaan.
Tidak sedikit konten yang menampilkan narasi seperti “masuk neraka ramai-ramai”, “ngumpul bareng di neraka”, hingga suara latar yang mengolok-olok suasana neraka. Konten seperti itu menjadi konsumsi warganet tanpa memedulikan makna serius di baliknya.
Penceramah muda Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH), menanggapi fenomena ini dengan nada prihatin. Ia menyampaikan pesan tegas bahwa neraka bukanlah materi hiburan, melainkan peringatan serius dari Allah SWT.
“Saya itu bingung ya, neraka kok jadi candaan? Banyak orang seolah olah bercanda masuk neraka, kaya bareng-bareng di sana. Padahal neraka itu disebut dalam Al-Qur’an sebagai ancaman yang sangat mengerikan, jangan dipermainkan,” ucap UAH, dalam salah satu kajian yang dikutip Ahad (29/06/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @ytnikmatislam.
Simak Video Pilihan Ini:
8 Orang Terjebak di Dalam Lubang Tambang Emas di Banyumas
Begini Gambaran Neraka
Menurutnya, Al-Qur'an memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai neraka. Dalam banyak ayat, neraka disebut dengan istilah ‘naar’, yang berarti api yang menyala-nyala.
Dalam istilah agama, neraka adalah tempat siksaan yang disediakan untuk makhluk yang membangkang terhadap syariat Allah SWT dan mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Nama-nama lain dari neraka juga telah disebutkan dalam Al-Qur’an, seperti Jahanam, Al-Jahim, As-Sa'ir, As-Saqar, Al-Hawiyah, hingga Al-Huthamah. Masing-masing menggambarkan sisi yang mengerikan dari tempat tersebut.
Syaiful Bachri Az-Zidani dalam bukunya menyebut neraka sebagai penjara bagi makhluk yang mempermainkan ajaran agama dan meremehkan pengadilan akhirat. Dalam Al-Baqarah ayat 39, Allah SWT menyatakan bahwa penghuni neraka adalah orang-orang kafir dan pendusta ayat-Nya.
Allah berfirman: “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 39).
Ciri pertama dari neraka yang dijelaskan dalam kitab-kitab tafsir adalah panasnya api. Api neraka digambarkan menyemburkan bunga api sebesar istana dan melesat seperti iringan unta berwarna kekuningan, sebagaimana tertulis dalam surat Al-Mursalat ayat 32-33.
Selain panasnya, warna api neraka juga digambarkan menyeramkan. Awalnya merah, lalu menjadi putih, dan akhirnya hitam legam—tingkatan panas yang tak tertandingi dengan api di dunia.
Api Neraka Dipanaskan Ribuan Tahun
Hadis riwayat At-Tirmidzi menyebutkan bahwa api neraka dipanaskan ribuan tahun hingga mencapai warna paling kelam, menunjukkan intensitas panas yang luar biasa.
Neraka juga mengeluarkan suara. Dalam Al-Furqan ayat 12 disebutkan bahwa dari jarak jauh, penghuni neraka bisa mendengar suara gemuruh yang mengerikan karena amarah dan geramnya api.
Kedalaman neraka pun bukan sesuatu yang bisa diukur oleh logika manusia. Hadis menyebutkan bahwa jarak dari bibir neraka ke dasarnya seperti batu besar yang jatuh selama 70 tahun lamanya.
Tidak hanya itu, bahan bakar neraka pun bukan kayu atau minyak, melainkan manusia dan batu. Hal ini termaktub dalam Al-Baqarah ayat 24, sebagai pengingat keras bagi orang-orang yang lalai.
Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa mempermainkan hal-hal semacam ini sama dengan menantang kebenaran firman Allah. Neraka bukan cerita fiksi atau parodi media sosial.
Menurutnya, membuat candaan soal neraka berarti mengaburkan rasa takut yang semestinya hadir dalam jiwa setiap muslim terhadap hukuman akhirat.
“Ketika neraka dijadikan bahan lucu-lucuan, maka rasa takut itu mulai hilang. Padahal, itu adalah penjaga agar manusia tetap berada di jalan yang lurus,” jelasnya dalam ceramah yang sama.
Ia menekankan pentingnya edukasi agama yang benar di era digital saat ini. Konten-konten AI harus disaring, bukan ditelan mentah-mentah apalagi sampai mempermainkan konsep iman.
“Anak muda harus diajarkan bahwa akhirat bukan khayalan. Neraka itu nyata, dan ancamannya jelas. Jangan sekali-kali dibuat lucu. Itu bukan bahan tertawaan,” pungkasnya.
Dengan mengenali gambaran neraka yang begitu mengerikan dari Al-Qur’an dan Hadis, umat Islam diharapkan semakin waspada dan serius dalam menjalani kehidupan dunia.
Pemahaman tentang akhirat bukan untuk menakut-nakuti, melainkan agar setiap muslim sadar bahwa hidup ini ada batas, dan segala amal akan dipertanggungjawabkan.
Ustadz Adi Hidayat pun mengajak seluruh umat Islam agar kembali menghidupkan rasa takut kepada Allah, menjauhi dosa, dan berhenti mempermainkan hal yang bersifat ghaib seperti neraka.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul