Niat Puasa Qadha Singkat dan Ketentuannya: Simak Panduan Lengkap

8 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Puasa qadha adalah ibadah pengganti bagi umat Muslim yang memiliki utang puasa Ramadhan karena alasan syar'i. Kondisi seperti sakit, haid, nifas, atau perjalanan jauh menjadi penyebab umum seseorang tidak dapat berpuasa penuh selama bulan Ramadhan.

Mengganti puasa yang terlewat hukumnya adalah wajib, sebagai bentuk tanggung jawab seorang Muslim terhadap perintah Allah SWT.

Lalu, bagaimana niat puasa qadha yang benar dan apa saja ketentuan yang perlu diperhatikan? Simak penjelasan mengenai hukum, solusi, dan konsekuensi bagi yang menghadapi situasi ini, sebagaimana disarikan dari Kitab Kasyifat as-Saja Ala Safinat an-Naja karangan Syekh Imam Nawawi, melansir dari mui.or.id.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Senin (30/6/2025).

Satu hal yang dirindukan imigran Muslim di AS termasuk dari Indonesia adalah suara adzan dari masjid, mengingatkan sholat dan buka puasa saat Ramadan. Tapi di Minneapolis, Minnesota suara adzan kini terdengar, berkat dukungan pemda bagi umat Islam ya...

Niat Puasa Qadha Singkat Arab, Latin, dan Artinya

Niat merupakan rukun penting dalam setiap ibadah, termasuk puasa qadha. Niat puasa qadha sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum melaksanakan puasa. Hal ini sesuai dengan anjuran dalam agama Islam untuk memperjelas niat sebelum beribadah.

Melansir dari Kitab Kasyifat as-Saja Ala Safinat an-Naja, niat puasa qadha dapat diucapkan dalam hati atau dilafalkan dengan lisan. Terpenting adalah adanya kesadaran dan keikhlasan dalam hati untuk mengganti puasa yang terlewat karena Allah Ta'ala.

Berikut adalah lafal niat puasa qadha Ramadhan yang singkat dan dapat dihafalkan:

Niat Puasa Qadha Ramadhan Singkat:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin 'an qadaa'i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta'aalaa"

Artinya: “Saya berniat mengganti (mengqadha) puasa bulan Ramadan karena Allah Ta'ala.”

Ketentuan Puasa Qadha Ramadhan

Puasa qadha memiliki beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan agar ibadah yang dilakukan sah dan diterima oleh Allah SWT. Ketentuan ini meliputi waktu pelaksanaan, jumlah puasa yang harus diganti, niat, tata cara, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan ibadah puasa.

Melansir dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI, memahami ketentuan puasa qadha dengan baik akan membantu umat Muslim dalam melaksanakan ibadah ini dengan benar. Dengan demikian, puasa qadha yang dilakukan dapat menggantikan puasa Ramadhan yang terlewat dengan sempurna.

Berikut adalah 10 ketentuan puasa qadha yang perlu diperhatikan:

  1. Waktu Pelaksanaan: Puasa qadha dapat dilakukan kapan saja setelah Ramadhan, hingga sebelum Ramadhan berikutnya tiba. Waktu yang dianjurkan adalah segera setelah Ramadhan berakhir.
  2. Jumlah Puasa: Jumlah hari puasa qadha harus sesuai dengan jumlah hari puasa Ramadhan yang ditinggalkan.
  3. Niat: Niat merupakan rukun puasa. Niat harus tulus ikhlas karena Allah SWT.
  4. Tata Cara: Tata cara puasa qadha sama dengan puasa Ramadhan, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
  5. Gabungan Puasa: Puasa qadha boleh digabung dengan puasa sunnah lainnya, namun niat harus dikhususkan pada puasa qadha.
  6. Fidyah: Jika seseorang sudah lanjut usia, sakit kronis, atau memiliki kondisi fisik yang berat sehingga tidak mampu berpuasa, maka ia wajib membayar fidyah.
  7. Kewajiban Keluarga: Jika seseorang meninggal dunia sebelum sempat mengqadha puasanya, maka keluarga wajib mengqadhanya atas nama yang bersangkutan.
  8. Hukum Qadha Puasa Ramadhan: Qadha puasa adalah kewajiban mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan. Hal ini ditegaskan dalam hadits Sayyidah Aisyah RA.
  9. Bagaimana bila Qadha Puasa Belum Ditunaikan?: Ketika seseorang belum melunasi hutang puasanya hingga Ramadhan berikutnya, terdapat konsekuensi tambahan sesuai hukum fikih.
  10. Mengutamakan Qadha Sebelum Ramadhan Berikutnya: Allah SWT memberikan kelonggaran hingga 11 bulan untuk melunasi utang puasa. Namun, umat Islam dianjurkan untuk tidak menunda-nunda karena dapat berujung pada kelalaian.

Batas Waktu Puasa Qadha Sampai Kapan?

Batas waktu pelaksanaan puasa qadha adalah sebelum datangnya Ramadhan berikutnya. Umat Muslim memiliki waktu sekitar 11 bulan untuk mengganti puasa yang terlewat. Namun, sebaiknya puasa qadha segera dilaksanakan tanpa menunda-nunda.

Melansir dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI, menunda-nunda puasa qadha dapat menyebabkan kelalaian dan lupa jumlah puasa yang harus diganti. Selain itu, menunda puasa qadha juga dapat mengurangi keberkahan dalam beribadah.

Jika seseorang belum melunasi utang puasanya hingga Ramadhan berikutnya, terdapat konsekuensi tambahan sesuai hukum fikih. Mayoritas ulama seperti Imam Syafi’i dan Imam Malik menyatakan bahwa tetap wajib mengqadha puasa dan membayar fidyah.

Fidyah yang harus dibayarkan adalah sebanyak satu mud, setara dengan 543 gram bahan makanan pokok menurut Syafi’iyah, atau 815 gram menurut Hanafiyah. Fidyah dihitung untuk setiap hari puasa yang belum dilunasi.

Bolehkah Puasa Qadha Digabung Puasa Syawal?

Muncul pertanyaan, bolehkah menggabungkan niat puasa qadha dengan puasa sunnah Syawal? Melansir dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI, Imam al-Syarqawi berpendapat bahwa seseorang yang berpuasa qadha pada bulan Syawal tetap mendapatkan pahala puasa sunnah Syawal.

Namun, pahala yang didapatkan tidak sempurna seperti jika melaksanakan puasa Syawal dengan niat khusus. Untuk mendapatkan pahala puasa Syawal yang sempurna, sebaiknya mendahulukan puasa qadha terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal.

Senada dengan pendapat tersebut, al-Ramli dalam kitabnya Nihayatul Muhtaj berpendapat bahwa seseorang melaksanakan puasa qadha pada Syawal, dia tetap mendapatkan pahala sunnah Syawal tetapi tidak mendapatkan pahala yang sempurna.

Kesimpulannya, boleh-boleh saja menggabungkan niat qadha puasa dan sunnah Syawal berbarengan. Akan tetapi, bila ingin pahala melaksanakan sunnah Syawal dengan sempurna, harus mendahulukan qadha terlebih dahulu lalu dilanjutkan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal.

FAQ

  1. Apa itu puasa qadha?

    Puasa qadha adalah puasa pengganti bagi mereka yang meninggalkan puasa wajib Ramadhan karena alasan syar'i.

  2. Siapa yang wajib melaksanakan puasa qadha?

    Umat Muslim yang memiliki utang puasa Ramadhan karena alasan syar'i seperti sakit, haid, nifas, atau perjalanan jauh.

  3. Bagaimana niat puasa qadha yang benar?

    Niat puasa qadha dilakukan pada malam hari sebelum berpuasa dengan lafal: "Nawaitu shauma ghadin 'an qadaa'i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta'aalaa".

  4. Kapan waktu pelaksanaan puasa qadha?

    Puasa qadha dapat dilakukan kapan saja setelah Ramadhan, hingga sebelum Ramadhan berikutnya tiba.

  5. Bolehkah menggabungkan puasa qadha dengan puasa sunnah lainnya?

    Puasa qadha boleh digabung dengan puasa sunnah lainnya, namun niat harus dikhususkan pada puasa qadha.

  6. Apa yang terjadi jika tidak mengqadha puasa hingga Ramadhan berikutnya?

    Tetap wajib mengqadha puasa dan membayar fidyah, sebanyak satu mud untuk setiap hari puasa yang belum dilunasi.

  7. Bagaimana jika seseorang meninggal dunia sebelum sempat mengqadha puasa?

    Keluarga wajib mengqadhanya atas nama yang bersangkutan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |