Liputan6.com, Jakarta - Sholat Tahajud merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang memiliki keutamaan luar biasa. Ibadah Tahajud ini dilakukan pada malam hari setelah tidur, dan menjadi momen yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh khusyuk dan kerendahan hati.
Dalam suasana sunyi malam, ketika kebanyakan manusia terlelap, seseorang yang bangun untuk sholat Tahajud sejatinya tengah membuka ruang rahmat dan pengampunan yang luas dari Allah SWT. Doa yang dipanjatkan pada waktu ini diyakini lebih mustajab.
Ulama tersohor asal Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengajarkan hal ini dengan cara yang sangat sederhana namun menyentuh. Gus Baha menyebutkan doa yang ia baca saat mencapai puncak sholat Tahajudnya.
"Kulo nek tahajud, puncake tahajud donga niki sing tak waca, namung donga niki tok," tutur Gus Baha dalam tayangan yang dilansir dari kanal Youtube @takmiralmukmin Jumat (02/05/2025). Doa yang dimaksud adalah doa permohonan untuk seluruh umat Nabi Muhammad SAW.
اللَّهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَتَجَاوَزْ عَنْ اُمَّةِ مُحَمَّدٍ وَاَصْلِحْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ
Allahummarham ummata Muhammad, watajawaz ‘an ummati Muhammad, waashlih ummata Muhammad.
Artinya: “Ya Allah, sayangilah umat Muhammad. Ya Allah ampunilah (dosa) umat Muhammad. Ya Allah, perbaikilah (semua urusan) umat Muhammad”.
Simak Video Pilihan Ini:
Penyelamatan Dramatis Pemuda Terjebak di Delta Sungai yang Banjir
Gus Baha Ajak Doakan Orang Lain
Doa ini mengandung tiga inti permohonan yang sangat luas cakupannya: kasih sayang, ampunan, dan perbaikan untuk seluruh umat Muhammad. Tentu, ini mencerminkan jiwa seorang muslim yang memiliki kepedulian terhadap umat, bukan hanya dirinya sendiri.
Gus Baha menekankan pentingnya berpikir luas dalam berdoa. Ketika hati sedang dekat-dekatnya dengan Allah, jangan sempitkan doa hanya untuk kebutuhan pribadi. Luaskanlah, sebab siapa tahu kita sedang menjadi perantara dikabulkannya doa untuk orang lain.
Sikap mendoakan orang lain tanpa sepengetahuannya, terlebih dalam momen sakral seperti Tahajud, merupakan bentuk kasih sayang tertinggi dalam Islam. Ini mengajarkan ketulusan, kerendahan hati, dan kepekaan terhadap kondisi umat.
Sementara, doa yang dibaca Rasulullah SAW dalam sholat Tahajud juga mencerminkan keluhuran spiritual yang dalam. Dalam kitab Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi, disebutkan bahwa Nabi SAW memulai doanya dengan pujian kepada Allah yang sangat lengkap.
"اللهم ربنا لك الحمد أنت قيِّم السماوات والأرض ومن فيهن...
"dan seterusnya, adalah kalimat yang menyatakan keagungan Allah sebagai pengatur alam semesta, cahaya bagi langit dan bumi, serta pemilik kebenaran mutlak.
Nabi juga memohon ampun untuk segala jenis dosa—baik yang sudah lalu, yang akan datang, yang tampak maupun yang tersembunyi. Ini menunjukkan bahwa Tahajud adalah tempat terbaik untuk bermuhasabah dan memohon ampunan yang menyeluruh.
Di akhir doa, Rasulullah SAW menutup dengan pengakuan penuh ketundukan:
"لا إله إلا أنت، ولا حول ولا قوة إلا بالله"
(Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah). Ini adalah bentuk puncak dari kepasrahan seorang hamba.
Saat Berdoa Jangan Egois
Mengikuti teladan ini, umat Islam dianjurkan menjadikan momen Tahajud sebagai titik perenungan spiritual yang tidak egois. Setelah memohon kebaikan untuk diri, jangan lupa sisipkan nama-nama saudara, tetangga, bahkan seluruh umat.
Tentu kita ingin hidup dalam masyarakat yang sejahtera secara ruhani. Maka dari itu, kita bisa mulai dengan doa. Ketika banyak umat Islam saling mendoakan dalam keheningan malam, bukan tidak mungkin rahmat Allah turun membanjiri bumi.
Menjadi pengingat bagi kita semua bahwa keikhlasan dan kekhusyukan doa di sepertiga malam terakhir tak perlu dikemas mewah. Doa-doa sederhana seperti yang dibaca Gus Baha justru bisa menjadi pengantar terbaik menuju pengabulan Ilahi.
Ketika lidah tak mampu merangkai kata, cukup panjatkan satu doa yang dalam seperti yang diajarkan Gus Baha. Sebab Allah Maha Tahu isi hati, bahkan sebelum lisan mengucap doa yang dimaksud.
Semoga dari lantunan doa-doa sunyi itu, terbit harapan baru bagi umat Muhammad SAW. Dan semoga kita termasuk hamba-hamba yang senantiasa mendoakan sesama, dalam malam-malam panjang yang penuh harap dan rindu pada rahmat Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul