TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menanggapi laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memprediksi tingkat pengangguran Indonesia pada 2025 mencapai 5 persen.
“Ya, proyeksi kan boleh aja proyeksi. Tapi kan kalau dari Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) kita kemarin kan udah turun ya, 4,76 persen ya,” kata Yassierli di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 2 Juli 2025
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yassierli mengatakan angka ini diperoleh dari Sakernas pada Februari untuk tingkat pengangguran. Ia menyebut angka Sakernas pada Agustus ini akan menjadi tantangan karena bertepatan dengan waktu kelulusan institut pendidikan.
Ia juga mengimbau agar hati-hati membaca data karena perhitungan pemerintah berdasarkan tingkat pengangguran terbuka, bukan sekadar berapa persen lulusan yang langsung terserap kerja.
“Hati-hati, kalau kita pakai data kan harus tingkat pengangguran yang lebih tinggi. Karena kan kalau kita basisnya jumlah, kan jumlah populasi juga nambah ya,” katanya.
Yassierli mengatakan pemerintah akan memakai data PHK dari BPJS Ketenagakerjaan. Data tersebut akan terintegrasi dengan data Kementerian Ketenagakerjaan. Selama ini, kata Yassierli, sistem data Kemenaker belum optimal karena dia memang baru menjabat selama tujuh bulan. Sehingga nantinya Kemenaker tidak akan memakai data dari dinas ketenagakerjaan. Data dari dinas hanya dipakai sebagai pembanding.
“Nanti kami akan pakai nanti dari Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Itu lebih clear, lebih jelas kapan dia PHK, kemudian ada di provinsi mana, kami bisa lebih jelas,” katanya.
Sebelumnya IMF memprediksi tingkat pengangguran Indonesia pada 2025 mencapai 5 persen. Angka ini menjadi yang tertinggi kedua di Asia setelah Cina yang diproyeksi sebesar 5,1 persen tahun ini.
Berdasarkan laporan World Economic Outlook edisi April 2025, IMF mencatat tren pengangguran atau unemployment rate di Tanah Air terus naik. Pada 2024 sebesar 4,9 persen dan tahun ini menjadi 5,0 persen dan 2026 diprediksi bakal mencapai 5,1 persen. Sedangkan pengangguran Cina sejak 2024 hingga 2026 stagnan di level 5,1 persen.
IMF tak menjelaskan detail alasan proyeksi tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun ini naik dibandingkan tahun lalu. Namun, menurut lembaga itu, perekonomian global pada tahun 2024 yang mulai terlihat stabil setelah melewati masa Covid 19, belakangan kembali bergejolak sejak penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat pada 2 April 2025.
Ilona Estherina berkontribusi dalam penulisan artikel ini