Sebelum Shalat Idul Adha Apakah Boleh Minum? Ternyata Ada Anjuran Khususnya

2 weeks ago 20

Liputan6.com, Jakarta Setiap kali Idul Adha tiba, pertanyaan serupa kembali muncul di tengah umat Islam, apakah dibolehkan untuk makan atau bahkan hanya sekadar minum sebelum pelaksanaan Shalat Idul Adha? Walau terdengar seperti perkara kecil, nyatanya praktik ini memiliki dasar hukum dan anjuran khusus dari Rasulullah SAW yang kerap kali diabaikan.

Tidak seperti hari raya Idul Fitri yang menganjurkan makan terlebih dahulu sebelum shalat, justru pada Idul Adha umat Islam disarankan untuk menahan diri dari makan dan minum hingga ibadah shalat selesai. Anjuran ini bukan hanya sekadar kebiasaan turun-temurun, melainkan merupakan bagian dari sunnah yang sarat makna simbolik dan spiritual.

Namun, apakah ini berlaku untuk semua orang? Apakah ada pengecualian bagi yang tidak berkurban? Untuk menjawab itu semua, mari simak penjelasan seputar larangan makan dan minum sebelum Shalat Idul Adha, dirangkum Liputan6, Rabu (23/4).

Anjuran Khusus Tidak Makan dan Minum Sebelum Shalat Idul Adha

Merujuk kemenag.go.id, dalam banyak literatur Islam, disebutkan bahwa salah satu amalan sunnah menjelang Shalat Idul Adha adalah menahan diri untuk tidak makan dan minum terlebih dahulu hingga usai shalat, sebagai bentuk mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW yang baru menyantap daging kurban setelah ibadah shalat selesai dilakukan.

Praktik ini berbeda dengan Idul Fitri yang justru menganjurkan sarapan sebelum shalat, sehingga anjuran tidak makan pada Idul Adha menjadi ciri khas yang memiliki makna spiritual tersendiri, yakni menyiapkan diri secara fisik dan batin untuk berkurban sebagai bentuk kedekatan kepada Allah SWT.

Tak hanya itu, anjuran ini juga menjadi bagian dari pembeda antara hari-hari biasa dan hari raya, yang dilandasi oleh semangat syariat dalam menciptakan kesadaran kolektif atas makna pengorbanan dan ibadah berjamaah yang puncaknya adalah pelaksanaan kurban.

Sebagai gambaran, tidak makan maupun minum di sini berbeda dengan puasa yang diwajibkan untuk seharian tidak mengkonsumsi apapun hingga waktu berbuka. Namun, waktu ini hanya berlaku hingga setelah shalat Idul Adha dan kembali ke rumah masing-masing. Rasulullah sendiri diketahui baru menyantap makanan dan meneguk air setelah selesai melaksanakan ibadah Sholat Idul Adha.

Mengapa Tidak Boleh Makan dan Minum Sebelum Shalat Idul Adha

Salah satu alasan penting mengapa umat Islam dianjurkan untuk tidak makan dan minum sebelum Shalat Idul Adha adalah agar mereka bisa merasakan keistimewaan hari tersebut dengan khusyuk, serta mengarahkan fokus sepenuhnya pada pelaksanaan ibadah dan bukan pada pemenuhan kebutuhan jasmani.

Dengan tidak makan atau minum sebelumnya, umat Islam secara simbolik mengekspresikan kesabaran dan penyerahan diri kepada Allah, karena makanan baru dikonsumsi setelah ibadah dan penyembelihan kurban, sebagai bentuk syukur atas nikmat dan pengampunan yang diberikan oleh Allah SWT.

Praktik ini juga membedakan hari Idul Adha dari hari-hari biasa, di mana umat Muslim didorong untuk memulai hari raya dengan ibadah dan amal, bukan dengan rutinitas duniawi, serta menumbuhkan rasa empati kepada mereka yang sedang menanti daging kurban sebagai simbol keadilan sosial.

Pendapat Ulama Tentang Tidak Boleh Makan dan Minum Sebelum Shalat Idul Adha

Ulama dari Mazhab Syafi’iyah menyatakan bahwa anjuran ini berlaku umum, baik untuk yang berkurban maupun tidak, sebagai bentuk dari ittiba’ atau meneladani Rasulullah SAW yang merupakan bagian dari sunnah yang kuat untuk dilestarikan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Sebaliknya, menurut pendapat dari Mazhab Hanafiyah dan Hanabilah, anjuran ini lebih ditujukan khusus bagi mereka yang akan melaksanakan ibadah kurban, karena mereka yang tidak berkurban tidak terikat dengan waktu penyembelihan dan diperbolehkan untuk makan sebelumnya.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat, semua mazhab tetap sepakat bahwa tidak ada kewajiban dalam larangan makan dan minum sebelum Shalat Idul Adha, melainkan sekadar anjuran yang penuh hikmah dan menjadi sarana untuk menumbuhkan kesadaran spiritual serta kedekatan dengan Allah SW

Apakah Anjuran Ini Wajib atau Sunnah?

Berdasarkan dalil-dalil dari hadits dan pendapat ulama, anjuran untuk menahan makan dan minum sebelum Shalat Idul Adha tidak tergolong dalam hukum wajib, melainkan sunnah muakkad, yang berarti sangat dianjurkan namun tidak berdosa bila ditinggalkan.

Dalam praktik fiqih, puasa pada hari raya termasuk Idul Adha malah dinyatakan haram secara mutlak, sehingga yang dimaksud dengan menahan makan hanyalah sementara, yakni sampai setelah pelaksanaan shalat sebagai bentuk penghormatan terhadap ibadah kurban. Dikatakan Imam Nawawi bahwa, tidak ada kewajiban berpuasa pada hari tersebut, umat Muslim disunnahkan untuk menahan makan hingga shalat selesai sesuai yang dilakuka  Rasulullah.

"Ini merupakan bagian dari sunnah yang diikuti oleh Rasulullah SAW," kata Imam Nawawi.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Tidak Makan dan Minum Sebelum Shalat Idul Adha (People Also Ask Google)

1. Apakah boleh minum sebelum Shalat Idul Adha?

Boleh, namun dianjurkan untuk menahan diri hingga shalat selesai demi mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

2. Apakah larangan ini berlaku juga bagi yang tidak berkurban?

Sebagian ulama menyatakan berlaku umum, sementara lainnya menyatakan khusus bagi yang berkurban.

3. Apa tujuan tidak makan dan minum sebelum Idul Adha?

Untuk meneladani Rasulullah SAW, menjaga kekhusyukan, dan menyambut kurban dengan penuh makna.

4. Apakah menahan makan sebelum shalat termasuk puasa?

Bukan, karena tidak berniat puasa dan tidak sepanjang hari, hanya menahan sejenak sebelum shalat.

5. Apakah anjuran ini hukumnya wajib?

Tidak, hukum menahan makan dan minum ini adalah sunnah muakkad, tidak berdosa jika ditinggalkan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |