Liputan6.com, Cilacap - Setiap Muslim meyakini bahwa pada Hari Kiamat kelak, seluruh amal manusia akan ditimbang. Amal baik dan amal buruk akan diperlihatkan secara nyata, dan dari situlah nasib abadi seseorang ditentukan, masuk surga atau neraka.
Di tengah banyaknya amalan, terdapat beberapa amalan yang disebut oleh Nabi Muhammad SAW sebagai amalan paling berat timbangannya di hari akhir atau hari kiamat. Berat timbangan amal kebaikan di akhirat merupakan keberuntungan yang sangat luar biasa. Firman Allah:
فَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُوْلَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ • وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُوْلَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فِى جَهَنَّمَ خَـٰلِدُونَ
Faman ṡaqulat mawāzīnuhū fa ulā'ika humul-mufliḥūn(a). Wa man khaffat mawāzīnuhū fa ulā'ikal-lażīna khasirū anfusahum fī jahannama khālidūn(a).
Artinya: Maka barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri; mereka kekal di dalam neraka Jahannam. (QS. Al-Mu’minun: 102–103).
Berikut ini beberapa amalan yang memiliki pahala yang besar dan paling berat timbangannya di hari akhir, seperti Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (13/08/25).
1. Mengucapkan Kalimat Laa ilaha illallah
Rasulullah SAW bersabda:
لَوْ أَنَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعَ وَعَامِرَهُنَّ غَيْرِي وَالأَرَضِينَ السَّبْعَ فِي كِفَّةٍ ، وَلا إِلَهَ إِلا اللَّهُ فِي كِفَّةٍ مَالَتْ بِهِنَّ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
Seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya –selain Aku– dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimat laa ilaha illallah diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaha illallah lebih berat timbangannya. (HR. Ibnu Hibban; shahih).
2. Membaca Tasbih
Rasulullah SAW bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Transliterasi: Kalimatāni khafīfatāni ‘ala al-lisān, thaqīlatāni fī al-mīzān, ḥabībatāni ilā al-Raḥmān: Subḥānallāhi wa biḥamdih, Subḥānallāhil-‘Aẓīm.
Artinya: “Dua kalimat yang ringan di lisan, berat dalam timbangan, dan dicintai oleh Ar-Rahman: Subhanallāhi wa bihamdih, Subhanallāhil-‘Azīm.” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Akhlak yang Baik
Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
Transliterasi: Mā min shay’in fī al-mīzān athqalu min ḥusnil-khuluq.
Artinya: “Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat di timbangan (amal) selain akhlak yang baik.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi – hasan sahih).
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Daftar Sumber
- Al-Qur'an dan Terjemahnya, Kementerian Agama RI
- Hadis Riwayat Ibnu Hibban
- Hadis Riwayat Imam Bukhari
- Hadis Riwayat Imam Muslim
People Also Ask
1. Apa sebenarnya maksud dari 'amalan yang paling berat timbangannya di Hari Akhir'?
Amalan yang paling berat timbangannya di Hari Akhir maksudnya adalah amal perbuatan yang nilainya sangat besar dan berpengaruh di sisi Allah ketika amal manusia ditimbang, sehingga bisa menjadi penentu keselamatan dan keberuntungan di akhirat.
2. Apa contoh amalan yang paling berat di timbangan menurut hadis?
Salah satu amalan yang disebut oleh Nabi ﷺ adalah dzikir: "Subḥānallāhi wa biḥamdih, Subḥānallāhil-‘Aẓīm"
3. Mengapa dzikir bisa menjadi sangat berat di timbangan?
Karena dzikir adalah bentuk ibadah hati dan lisan yang menunjukkan penghambaan, keikhlasan, serta koneksi langsung antara hamba dan Rabb-nya. Meskipun ringan diucapkan, dzikir memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah.
4. Apakah semua dzikir berat di timbangan?
Tidak semua dzikir otomatis berat di timbangan. Berat atau tidaknya tergantung pada:
- Keikhlasan hati saat mengucapkannya
- Kekhusyukan dan kesadaran makna dzikir
- Konsistensi dalam berdzikir