Dalil puasa Asyura menunjukkan bahwa ibadah ini termasuk salah satu amalan sunnah yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Keutamaan puasa Asyura merupakan salah satu amalan sunnah yang paling utama setelah puasa Ramadhan.
Hari Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dipenuhi keistimewaan karena menjadi momen sejarah penyelamatan Nabi Musa ‘alaihis salam dan juga dicontohkan langsung oleh Rasulullah ﷺ. Dalil keutamaannya tertuang dalam hadits-hadits shahih yang sangat kuat.
Para ulama menukil sejumlah hadits yang menunjukkan betapa besar keutamaan hari Asyura, khususnya dalam bentuk puasa.
1. Puasa Paling Utama Setelah Ramadhan
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ
Arab Latin: Afḍalu aṣ-ṣiyām ba‘da Ramaḍān ṣiyāmu shahri Allāh al-Muḥarram
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu bulan Muharram." HR Muslim, Kitab al-Ṣiyām, no. 1163
Ini menunjukkan bahwa puasa Asyura adalah bagian dari puasa di bulan Muharram, yang merupakan waktu paling utama untuk berpuasa setelah Ramadhan.
2. Menghapus Dosa Setahun Lalu
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Arab Latin: Su’ila ‘an ṣawmi yaumi ‘Āsyūrā’, faqāla: yukaffiru as-sanata al-māḍiyah
Artinya: "Rasulullah ﷺ ditanya tentang puasa hari Asyura, maka beliau menjawab: 'Ia menghapus dosa setahun yang lalu.'" HR Muslim, Kitab al-Ṣiyām, no. 1162
Keutamaan ini sangat besar: hanya dengan satu hari berpuasa, seorang muslim bisa mendapatkan ampunan atas dosa-dosa kecil selama satu tahun sebelumnya.
3. Dicontohkan Langsung oleh Nabi Muhammad ﷺ
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا يَوْمَ عَاشُورَاءَ
Arab Latin: Mā ra’aytu an-nabiyya ṣallallāhu ‘alaihi wa sallama yataḥarrā ṣiyāma yaumin faḍḍalahu ‘alā ghayrihi illā yauma ‘Āsyūrā’
Artinya: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ begitu mengutamakan puasa pada satu hari dibandingkan hari lainnya selain pada hari Asyura.” HR Bukhari, Kitab al-Shawm, no. 2006
Keistimewaan ini menandakan bahwa Rasulullah ﷺ secara khusus menargetkan puasa ini karena nilai ibadahnya yang sangat tinggi.
4. Ikut Tradisi Nabi Musa dan Syukur atas Nikmat Allah SWT
فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْهُمْ، فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Arab Latin: Faṣāma Mūsā syukran, faqāla Rasūlullāh ﷺ: “Anā aḥaqqu bi Mūsā minhum”, faṣāmahu wa amara biṣiyāmihī
Artinya: "Nabi Musa berpuasa sebagai bentuk syukur, maka Rasulullah ﷺ bersabda: 'Aku lebih berhak terhadap Musa dibanding mereka.' Maka beliau pun berpuasa dan memerintahkan untuk berpuasa." HR Bukhari, Kitab al-Anbiya, no. 3216
Puasa Asyura adalah bentuk syukur atas pertolongan Allah kepada para nabi, terutama penyelamatan Musa dari Firaun.