7 Contoh Kultum Singkat Berbagai Tema, Penuh Makna dan Mudah Dipahami

9 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Kultum atau kuliah tujuh menit merupakan format ceramah singkat yang kini populer di masjid, majelis taklim, dan acara pengajian. Meskipun berdurasi singkat, kultum memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan moral dan spiritual secara padat, fokus, dan mudah dicerna oleh berbagai kalangan. Dengan tema-tema sederhana seperti keikhlasan, sabar, atau ukhuwah, kultum mampu menjadi penggerak hati yang efektif dan relevan dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. 

Dalam buku Manajemen Dakwah karya Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, dijelaskan bahwa kultum adalah salah satu bentuk dakwah mikro yang strategis, dengan durasi pendek namun dampak yang signifikan. Lebih jelasnya, kultum memungkinkan pembicara menyampaikan pesan dakwah secara singkat namun persuasif, memanfaatkan waktu yang terbatas untuk menggerakkan kesadaran tanpa menguras konsentrasi jamaah 

 Hal ini menjadikan kultum bukan sekadar ritual rutin, tetapi juga alat komunikatif yang membangun kebiasaan berpikir dan bertindak islami. Dengan memahami cara menyusun kultum yang baik, dimulai dengan tema jelas, pesan utama yang tajam, serta ditutup dengan kesimpulan dan ajakan siapa pun memiliki potensi untuk berbagi kebaikan dalam waktu singkat. 

Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Senin (7/7/2025). 

Puluhan anak yatim antusias mengikuti kegiatan bersama di Masjid Babah Alun, Jakarta Selatan. Selain buka bersama, anak-anak yatim juga mendapat materi kultum. Jusuf Hamka berharap, program buka bersama bisa menjadi inspirasi bagi sesama.

Kultum: Keutamaan Bersyukur 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan kita arti syukur sejati dalam setiap keadaan. 

Jamaah yang dirahmati Allah, 

Hari ini mari kita merenungkan tentang syukur. Allah SWT berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 7: 

“Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu kufur, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” 

Ayat ini menunjukkan bahwa bersyukur itu bukan sekadar sikap hati, tetapi pintu terbukanya nikmat baru. 

Bersyukur bukan hanya berkata "Alhamdulillah", tapi juga menjaga nikmat agar tidak digunakan untuk hal yang sia-sia. Jika kita diberi rezeki, gunakan untuk kebaikan. Diberi waktu, gunakan untuk ibadah. Diberi ilmu, ajarkan kepada sesama. 

Sayangnya, banyak dari kita baru merasa bersyukur setelah nikmat itu hilang. Padahal, syukur itu harus hadir bahkan dalam keadaan sempit. Rasulullah SAW bersabda: 

“Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam hal dunia), dan jangan melihat orang yang di atasmu, agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Bukhari-Muslim) 

Hadis ini mengajarkan kita agar tidak silau terhadap dunia orang lain, tapi fokus pada nikmat yang telah Allah beri kepada kita. 

Syukur adalah cara kita menjaga hati tetap tenang, hidup terasa cukup, dan rezeki terus mengalir. Mari biasakan syukur dari hal kecil, yakni makan, minum, sehat, bernafas, hingga bisa sholat berjamaah seperti hari ini. 

Jangan tunda-tunda untuk bersyukur, karena bisa jadi nikmat hari ini belum tentu ada besok. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

KULTUM: Sabar dalam Ujian 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa menguji hamba-Nya dengan kasih sayang, bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk menguatkan. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, insan yang paling sabar menghadapi ujian hidup. 

Jamaah yang dirahmati Allah, 

Sabar bukan sekadar menahan diri, tapi juga ikhtiar yang terus dilanjutkan meski hati sedang sempit. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 153, Allah berfirman: 

“Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” 

Setiap dari kita pasti diuji. Ada yang diuji dengan kemiskinan, ada dengan penyakit, ada dengan kehilangan, dan ada dengan fitnah. Namun ketahuilah, ujian adalah bukti cinta Allah, karena orang yang dekat dengan Allah pasti lebih banyak diuji. 

Rasulullah SAW sendiri kehilangan orang-orang tercintanya, bahkan dipukul, diludahi, dan diusir dari kampung halamannya. Tapi beliau tetap bersabar. Sabar bukan diam, sabar bukan menyerah. Sabar adalah tetap bergerak, tapi tanpa mengeluh. Tetap berusaha, tapi tetap ridha atas hasilnya. 

Kesimpulannya, Mari kita jadikan sabar sebagai pakaian kita sehari-hari. Sabar dalam beribadah, sabar dalam menahan nafsu, dan sabar saat menghadapi cobaan hidup. Karena di balik setiap kesabaran, ada pahala tak terhingga. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

KULTUM: Menjaga Lisan 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Segala puji bagi Allah yang menciptakan lisan sebagai alat penyampai kebaikan. Shalawat dan salam untuk Rasulullah SAW, yang lisannya selalu dijaga untuk berkata benar. 

Jamaah yang berbahagia, 

Lisan adalah karunia, tapi bisa jadi bencana. Betapa banyak orang hancur bukan karena senjata, tapi karena ucapan. Rasulullah SAW bersabda: 

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang ia anggap remeh, namun karena itu ia tergelincir ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR. Bukhari) 

Ucapan yang buruk bisa menjadi fitnah, bisa menghancurkan persaudaraan, bahkan menghapus amal kebaikan. Sebaliknya, kata yang baik bisa menjadi zikir, doa, dan dakwah. Jadi gunakanlah lisan untuk membangun, bukan meruntuhkan. 

Mari kita periksa kembali isi percakapan kita setiap hari. Apakah kita sering ghibah? Apakah kita suka menyebarkan kabar yang belum tentu benar? Atau justru kita sudah membiasakan lisan kita untuk zikir, bersyukur, dan memberi nasihat? 

Kesimpulannya, Jagalah lisan. Bicara hanya jika bermanfaat. Jika tidak, lebih baik diam. Karena surga bisa diraih dengan satu kata, dan neraka pun bisa terbuka karena satu kalimat. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

KULTUM: Menuntut Ilmu 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan hidup oleh Allah, dan itu artinya kesempatan untuk terus belajar. Shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW, pembawa cahaya ilmu yang menerangi zaman kegelapan. 

Jamaah sekalian, 

Rasulullah SAW bersabda: 

“Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim) 

Ilmu adalah cahaya. Ia membedakan yang benar dan salah. Dengan ilmu, ibadah kita benar. Dengan ilmu, akhlak kita terarah. Dan ilmu yang paling tinggi adalah ilmu yang mengantarkan kita pada ketakwaan. 

Hari ini banyak ilmu tersedia, tapi tidak semua ilmu membawa manfaat. Maka carilah ilmu yang mendekatkan kita pada Allah: ilmu agama, ilmu adab, ilmu tentang kehidupan. Belajar bukan hanya di sekolah, tapi setiap saat: lewat buku, guru, ceramah, bahkan pengalaman. 

Kesimpulannya, Jangan pernah berhenti belajar. Jadikan setiap hari sebagai perjalanan menuntut ilmu. Karena ilmu adalah bekal hidup, dan jalan menuju surga. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

KULTUM: Ukhuwah Islamiyah 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Segala puji bagi Allah yang mempersatukan hati kaum mukminin. Shalawat dan salam semoga tercurah untuk Nabi Muhammad SAW, yang mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar dengan cinta karena iman. 

Jamaah yang mulia, 

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 10: 

“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” 

Kita semua bersaudara karena iman, bukan karena darah. Namun ukhuwah kita sering diuji oleh perbedaan pendapat, mazhab, bahkan organisasi. Padahal, perbedaan adalah rahmat, bukan alasan untuk saling membenci. 

Rasulullah mempersatukan kaum Quraisy dan Madinah, bahkan mendamaikan kabilah-kabilah yang bertahun-tahun saling bermusuhan. Maka, jangan sampai kita sebagai umat Islam saling menghina hanya karena beda pilihan, atau beda pendekatan. 

Kesimpulannya, Perkuat ukhuwah. Saling menguatkan, bukan menjatuhkan. Saling menasihati, bukan mencaci. Karena Islam akan kuat jika kita saling menopang. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

KULTUM: Pentingnya Sholat 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan sholat sebagai sarana komunikasi hamba dengan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang tidak pernah meninggalkan sholat dalam keadaan apa pun. 

Jamaah yang dirahmati Allah, 

Sholat adalah tiang agama. Rasulullah bersabda: 

“Yang pertama kali dihisab dari amal manusia pada hari kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi) 

Sholat bukan sekadar rutinitas, tapi bukti cinta kita kepada Allah. Sholat lima waktu bukan beban, tapi penyejuk jiwa. Maka jangan tunda, jangan tinggalkan. Karena sholat itu ringan jika hati kita cinta kepada Allah. 

Sempurnakan sholat: tepat waktu, dengan khusyuk, dan penuh penghayatan. Jangan biarkan dunia mencuri waktu-waktu kita bersama Allah. 

Kesimpulannya, Jaga sholat, maka Allah akan jaga hidup kita. Siapa yang menjaga sholatnya, Allah akan menjaga rezeki, keluarga, dan akhir hidupnya. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

KULTUM: Keikhlasan 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Segala puji bagi Allah yang Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya. Shalawat dan salam bagi Rasulullah SAW, teladan manusia yang tulus dalam setiap amalnya. 

Jamaah yang dimuliakan, 

Amal sebesar gunung tidak akan diterima Allah jika tidak dilakukan dengan ikhlas. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Bayyinah ayat 5: 

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus...” 

Ikhlas berarti melakukan segalanya hanya karena Allah, bukan karena ingin dipuji, bukan agar dilihat, atau karena ingin balasan duniawi. Bahkan senyum yang ikhlas bisa jadi pahala, sedangkan sedekah yang riya bisa jadi sia-sia. 

Mari koreksi niat sebelum kita beramal. Tanya hati kita: “Untuk siapa ini dilakukan?” Jika untuk Allah, maka biarkan Allah saja yang tahu. Karena yang tersembunyi dari manusia, justru itulah yang paling dicintai oleh Allah. 

Kesimpulannya, Ikhlas adalah ruh ibadah. Tanpanya, amal akan kosong. Dengan ikhlas, amal kecil menjadi besar. Maka latih hati kita untuk berbuat karena Allah semata. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

QnA Seputar Kultum 

Q: Apa itu kultum? 

A: Kultum adalah singkatan dari Kuliah Tujuh Menit, yakni bentuk ceramah agama yang singkat dan padat, biasanya disampaikan dalam waktu 5–10 menit. Kultum sering digunakan dalam kegiatan keagamaan seperti sebelum salat berjamaah, pengajian singkat, atau saat Ramadhan. 

Q: Apa tujuan dari kultum? 

A: Tujuan kultum adalah menyampaikan pesan keagamaan yang penting, menyentuh, dan mudah dipahami dalam waktu singkat. Kultum bertujuan memberi inspirasi dan pengingat spiritual bagi pendengarnya tanpa harus menyita banyak waktu. 

Q: Siapa saja yang boleh menyampaikan kultum? 

A: Siapa saja boleh menyampaikan kultum selama memahami materi yang akan disampaikan, menjaga akhlak saat berbicara, serta tidak menyampaikan ajaran yang menyimpang. Idealnya, kultum disampaikan oleh orang yang memahami dasar ilmu agama dan memiliki akhlak baik. 

Q: Apa perbedaan kultum dengan ceramah? 

A: Ceramah biasanya berdurasi lebih panjang dan disampaikan secara formal dengan struktur pembahasan yang luas. Sedangkan kultum lebih singkat, padat, dan bertujuan menyampaikan satu atau dua pesan utama yang langsung menyentuh kehidupan sehari-hari. 

Q: Apakah kultum harus selalu menyertakan dalil? 

A: Ya, sebaiknya menyertakan dalil dari Al-Qur'an atau hadits untuk menguatkan pesan yang disampaikan, agar tidak keluar dari ajaran Islam dan memiliki landasan yang sahih. 

Q: Bagaimana jika kultum disampaikan oleh anak muda atau pemula? 

A: Sangat dianjurkan. Kultum adalah media dakwah yang bisa melatih keberanian dan kemampuan menyampaikan kebaikan. Selama isinya benar, tidak menyinggung pihak lain, dan berdasar pada ajaran Islam, kultum oleh pemula tetap bermakna. 

Q: Apakah kultum boleh dibaca dari teks? 

A: Boleh. Terutama bagi pemula, membaca teks kultum justru membantu agar pesan tidak melenceng. Namun seiring waktu, pembicara bisa lebih banyak menghafal atau menyampaikan secara natural. 

Q: Kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan kultum? 

A: Waktu yang sering dipilih adalah setelah salat berjamaah, sebelum berbuka puasa, sebelum ceramah besar, atau saat kegiatan pengajian rutin. Pastikan waktunya sesuai kondisi jamaah agar tidak terlalu lama atau mendadak. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |