Liputan6.com, Jakarta Islam memberikan kemudahan dalam ibadah, salah satunya dengan memperbolehkan sholat jamak bagi musafir. Dalam hal ini, memahami niat sholat jamak takhir maghrib dan isya menjadi hal penting agar pelaksanaan ibadah tetap sah dan sesuai tuntunan.
Niat sholat jamak takhir maghrib dan isya diucapkan ketika kedua sholat dilaksanakan sekaligus pada waktu isya. Cara ini meringankan umat Muslim dalam situasi tertentu tanpa meninggalkan kewajiban sholat.
Agar pelaksanaan sholat jamak takhir benar, niat harus jelas sejak awal. Dengan mengetahui niat sholat jamak takhir maghrib dan isya, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan tenang dan sesuai syariat.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang niat sholat jamak takhir maghrib dan isya, Senin (7/7/2025).
Satu hal yang dirindukan imigran Muslim di AS termasuk dari Indonesia adalah suara adzan dari masjid, mengingatkan sholat dan buka puasa saat Ramadan. Tapi di Minneapolis, Minnesota suara adzan kini terdengar, berkat dukungan pemda bagi umat Islam ya...
Pengertian Sholat Jamak
Menurut Abdurrohman & Bakri (2006: 152) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Pesantren Kampus Ainul Yaqin UNISMA, dalam bahasa Arab, kata "jamak" berasal dari akar kata "جَمَعَ" (jama'a) yang memiliki arti mengumpulkan.
Maksudnya ialah mengumpulkan dua shalat yang dikerjakan pada satu waktu. Shalat jamak secara terminologi adalah penggabungan dua shalat berbeda dan dikerjakan dalam satu waktu, misalnya shalat dhuhur dengan ashar dan maghrib dengan isya. Shalat jamak sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu jamak taqdim dan jamak takhir.
Sholat jamak adalah salah satu bentuk keringanan (rukhsah) dalam Islam yang diperbolehkan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya dalam kondisi tertentu. Istilah jamak berarti menggabungkan dua sholat fardhu dalam satu waktu pelaksanaan. Dua kombinasi sholat yang bisa dijamak adalah:
- Sholat Dzuhur dan Ashar
- Sholat Maghrib dan Isya
Penggabungan ini dapat dilakukan dalam dua cara:
Jamak Taqdim: Menggabungkan dua sholat dan dikerjakan pada waktu sholat pertama (misalnya Maghrib dan Isya dilakukan pada waktu Maghrib).
Jamak Takhir: Menggabungkan dua sholat dan dikerjakan pada waktu sholat kedua (misalnya Maghrib dan Isya dilakukan pada waktu Isya).
Sholat Jamak Takhir Maghrib dan Isya
Sholat jamak takhir Maghrib dan Isya adalah menggabungkan kedua sholat tersebut dan melaksanakannya secara berurutan di waktu Isya. Jenis jamak ini dilakukan atas dasar kebutuhan, seperti:
1. Sedang dalam perjalanan jauh (safar)
Mengutip kajian yang dipublikasikan Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin Vol. 5 No. 1 (Januari), dalam sebuah hadis menunjukkan bahwa Rasulullah SAW pernah menjamak (menggabungkan) sholat Maghrib dan Isya ketika dalam perjalanan yang mendesak atau tergesa-gesa (idza jadda bihi as-sair). Dalam konteks fikih, ini menjadi dalil utama kebolehan menjamak sholat dalam kondisi safar (bepergian), sebagai bentuk keringanan (rukhsah) bagi umat Islam.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ إِذَا جَدَّ بِهِ السَّيْرُ
"Nabi SAW pernah menjamak antara sholat Maghrib dan Isya jika beliau sedang tergesa-gesa dalam perjalanan." (HR. Bukhari, no. 1105)
2. Sakit yang menyulitkan melakukan sholat tepat waktu
3. Kondisi darurat atau mendesak, seperti bencana alam, hujan deras, atau pekerjaan penting yang tidak dapat ditinggalkan seketika
Penerapan rukhsah ini mencerminkan kelembutan ajaran Islam yang tidak memberatkan umatnya dalam beribadah, terutama saat menghadapi hambatan fisik atau situasi yang tidak biasa.
Lafal Niat Sholat Jamak Takhir Maghrib dan Isya
Sholat jamak takhir merupakan salah satu bentuk keringanan (rukhshah) yang diberikan dalam Islam, terutama bagi musafir atau dalam kondisi tertentu yang menyulitkan melaksanakan sholat tepat waktu. Dalam pelaksanaannya, sholat Maghrib dan Isya digabung dan dikerjakan pada waktu Isya. Berikut adalah lafal niat yang perlu diketahui dan dipahami:
1. Niat Sholat Maghrib (sebelum takbiratul ihram)
Arab: أُصَلِّي فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ جَمْعَ تَأْخِيرٍ مَعَ الْعِشَاءِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Usholli fardho al-maghribi tsalaatsa raka’aatin jam’a ta’khiirin ma’al-‘isyaa’i fardhon lillaahi ta’aala.
Artinya: Saya niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat dijamak takhir dengan Isya karena Allah Ta'ala.
2. Niat Sholat Isya (dibaca setelah salam dari sholat Maghrib, sebelum takbiratul ihram)
Arab: أُصَلِّي فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعَ تَأْخِيرٍ مَعَ الْمَغْرِبِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Usholli fardho al-‘isyaa’i arba’a raka’aatin jam’a ta’khiirin ma’al-maghribi fardhon lillaahi ta’aala.
Artinya: Saya niat sholat fardhu Isya empat rakaat dijamak takhir dengan Maghrib karena Allah Ta'ala.
Tata Cara Sholat Jamak Takhir Maghrib dan Isya
Mengutip buku berjudul Panduan Musafir Serial Panduan Hidup Mukmin (2014) dijelaskan seseorang yang ingin sholat jamak (taqdim atau takhir) hendaklah keluar dari rumahnya sebelum masuk waktu sholat Zuhur (jika ia berniat hendak menjamak sholat Zuhur dan Ashar) atau keluar sebelum masuk waktu sholat Maghrib (jika ia hendak menjamak sholat Maghrib dan Isya).
Pelaksanaan sholat jamak takhir Maghrib dan Isya dilakukan pada waktu sholat Isya. Meski diperbolehkan sebagai bentuk keringanan (rukhsah), ibadah ini tetap harus memenuhi syarat dan dilaksanakan sesuai dengan tuntunan agar sah secara syariat. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaannya:
1. Pastikan Waktu Isya Telah Masuk
Karena ini adalah jamak takhir, kedua sholat (Maghrib dan Isya) dikerjakan pada waktu Isya. Oleh karena itu, penting memastikan waktu Isya sudah tiba sebelum memulai sholat.
2. Berwudhu dengan Sempurna
Seperti halnya sholat lainnya, kebersihan dan kesucian menjadi syarat utama. Pastikan telah berwudhu dengan benar sebelum menunaikan kedua sholat ini.
3. Menghadap Kiblat
Arah kiblat tetap menjadi bagian dari syarat sah sholat. Pastikan posisi tubuh menghadap kiblat saat akan memulai sholat.
4. Niat Sholat Jamak Takhir dalam Hati
Niat merupakan rukun penting yang harus dihadirkan dalam hati sebelum takbiratul ihram. Niat sholat Maghrib dan Isya harus dibedakan karena keduanya tetap merupakan dua sholat yang berbeda meskipun dijamak.
- Niat sholat Maghrib dibaca sebelum memulai tiga rakaat pertama.
- Setelah salam, barulah niat untuk sholat Isya dibaca, kemudian dilanjutkan dengan empat rakaat.
5. Melakukan Takbiratul Ihram dan Mengerjakan Kedua Sholat Berurutan
Mulailah dengan sholat Maghrib terlebih dahulu, kemudian langsung dilanjutkan dengan sholat Isya tanpa diselingi aktivitas lain yang memutus kontinuitas kedua sholat tersebut.
Q & A Seputar Topik
Apa itu sholat jamak takhir Maghrib dan Isya?
Sholat jamak takhir Maghrib dan Isya adalah menggabungkan dua sholat fardhu (Maghrib dan Isya) dan melaksanakannya di waktu Isya. Ini merupakan bentuk keringanan (rukhsah) dalam Islam yang diperbolehkan bagi orang yang sedang dalam perjalanan (safar) atau menghadapi kondisi darurat.
Bagaimana lafal niat sholat Maghrib dalam jamak takhir?
Berikut lafal niatnya:
Arab: أُصَلِّي فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ جَمْعَ تَأْخِيرٍ مَعَ الْعِشَاءِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Usholli fardha al-maghribi tsalaatsa raka’aatin jam’a ta’khiirin ma’al-‘isyaa’i fardhan lillaahi ta’aala.
Artinya: Saya niat sholat fardhu Maghrib tiga rakaat dijamak takhir dengan Isya karena Allah Ta'ala.
Kapan niat sholat Isya dibaca dalam jamak takhir?
Niat sholat Isya dibaca setelah selesai sholat Maghrib, tepat sebelum takbiratul ihram untuk sholat Isya. Sholat Isya kemudian dilaksanakan sebanyak empat rakaat seperti biasa.
Apa saja tata cara pelaksanaan sholat jamak takhir Maghrib dan Isya?
Tata cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
- Menunggu hingga masuk waktu Isya.
- Niat dalam hati untuk melaksanakan jamak takhir.
- Melaksanakan sholat Maghrib terlebih dahulu (3 rakaat).
- Setelah salam, dilanjutkan dengan sholat Isya (4 rakaat) tanpa jeda panjang.
- Masing-masing sholat dilakukan dengan niat dan rukun seperti biasa.
Siapa saja yang boleh melakukan sholat jamak takhir ini?
Sholat jamak takhir diperbolehkan bagi mereka yang sedang dalam perjalanan jauh (musafir), sakit, atau dalam kondisi mendesak lainnya yang membuat sulit menunaikan sholat tepat waktu. Namun, jika tidak ada uzur syar’i, maka sholat tetap wajib dilakukan sesuai waktunya.