Liputan6.com, Jakarta Doa iftitah merupakan salah satu sunnah dalam sholat yang dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah. Meskipun hukumnya tidak wajib, doa ini dianjurkan karena menjadi bagian dari kesempurnaan tata cara sholat yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Di lingkungan Muhammadiyah, redaksi doa iftitah yang digunakan bersumber dari hadits-hadits shahih yang telah ditetapkan melalui kajian tarjih. Oleh karena itu, memahami doa iftitah Muhammadiyah menjadi penting bagi setiap muslim, khususnya warga Muhammadiyah, untuk menjaga kemurnian ibadah sesuai tuntunan sunnah.
Dalam buku Himpunan Putusan Tarjih yang diterbitkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, disebutkan bahwa pilihan bacaan doa iftitah yang digunakan oleh Muhammadiyah merujuk pada hadits-hadits paling shahih. Buku ini menjelaskan, Muhammadiyah menyepakati dua redaksi doa iftitah berdasarkan dalil yang kuat, sehingga umat tidak bingung memilih bacaan yang sesuai sunnah.
Penegasan ini diperkuat dalam buku Fiqih Ibadah Muhammadiyah karya Ahmad Fatoni, Lc., M.Ag yang menyebutkan bahwa doa iftitah bersifat sunnah muakkadah dan semestinya tidak ditinggalkan tanpa alasan, karena fungsinya sebagai pengantar khusyuk dalam sholat. Dengan demikian, membaca doa iftitah Muhammadiyah bukan hanya mengikuti tradisi, melainkan bentuk ketaatan terhadap sunnah yang telah disaring melalui metode tarjih.
Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Senin (7/7/2025).
Djarot Saiful Hidayat ikut melaksanakan salat tarawih pertama di masjid ini. Djarot berpesan agar umat islam untuk menjaga kesucian islam
Bacaan Doa Iftitah Muhammadiyah
Membaca Doa Iftitah Muhammadiyah di awal setiap sholat berfungsi sebagai pengingat yang kuat bagi umat Islam untuk memulai ibadahnya dengan pola pikir yang rendah hati dan fokus, mencari kedekatan dengan Allah dan menyelaraskan niat mereka dengan bimbingan-Nya. Doa iftitah Muhammadiyah adalah salah satu doa yang sering digunakan dalam memulai shalat. Berikut adalah teks doa Iftitah Muhammadiyah, yakni:
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا ، كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ ، وَالثَّلْجِ ، وَالبَرَدِ
Arab Latin: Allahumma baa’id bainii wa baina khathayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadlu minad danas. Allahummaghsil khathayaaya bil maa-I wats tsalji wal barad.
Artinya: “Wahai Allah Jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dan barat, ya Allah bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana bersihnya baju putih dari kotoran, ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan air dingin.”
Bacaan Doa Iftitah Muhammadiyah Versi Kedua
Selain bacaan doa iftitah Muhammadiyah di atas, anda juga bisa membaca doa iftitah Muhammadiyah yang versi kedua ini:
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Arab-latin: Wajjahtu wajhiya lilladzi- fatharas sama-wa-ti wal ardla hani-fan musliman wa ma- ana minal musyriki-n. Inna shala-ti wa nusuki- wa mahya-ya wa mama-ti lillahi-hi rabbil a-lami-n. La-syari-kalahu- wa bidza-lika umirtu wa ana awwalul muslimi-n (wa ana minal muslimi-n. Alla-humma antal maliku la-ila-ha illa-anta, anta rabbi- wa ana abduka, dlalamtu nafsi- wataraftu bidzambi- fagh firli- dzunu-bi- jami-an. La- yagh firudz dzunu-ba illa- anta, wah dini-liahsanil akhla-qi la-yahdil liahsaniha-illa- anta. Washrif anni- sayyiaha- la-yashrifu anni- sayyiaha- illa- anta. Labbaika wa sadaika wal khairu kulluhu- fi-yadaika, wasysyarru laisa ilaika. Ana bika wa ilaika. Taba-rakta wa taa-laita astaghfiruka wa atu-bu ilaika.
Artinya: "Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada AIlah yang berhak disembah selain Engkau.
Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau.
Maka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu." (HR. Muslim 2/185 - 186)
Tata Cara Melakukan Doa Iftitah
Berikut adalah tata cara melakukan doa Iftitah dalam shalat:
- Niatkan untuk melaksanakan sholat sesuai dengan jenis shalat yang akan dijalankan (misalnya shalat Subuh, Zuhur, Asar, Maghrib, atau Isya').
- Mulailah shalat seperti biasa dengan membaca takbiratul ihram, yaitu mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga sambil mengucapkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
- Setelah takhbiratul ikhram bacalah doa Iftitah Muhammadiyah sebagai doa pembuka dalam shalat. Anda dapat mengucapkannya dalam bahasa Arab atau bahasa lokal Anda, sesuai kemampuan.
- Setelah selesai membaca doa iftitah Muhammadiyah, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah sebagai bacaan wajib dalam setiap rakaat shalat.
- Setelah membaca Surat Al-Fatihah, Anda dapat melanjutkan membaca surat pendek lainnya atau langsung melakukan rukuk jika sedang dalam shalat Subuh atau shalat Maghrib. Jika sedang dalam shalat Zuhur, Asar, atau Isya', dilanjutkan dengan membaca surat pendek setelah Surat Al-Fatihah.
- Setelah melanjutkan bacaan surat pendek atau langsung melakukan rukuk, Anda akan melanjutkan gerakan-gerakan shalat sesuai dengan tata cara yang biasa diikuti dalam madzhab atau keyakinan Anda.
- Selesai rukuk dan gerakan-gerakan shalat lainnya, Anda dapat melanjutkan bacaan surat pendek atau membaca doa-doa lain seperti doa sujud, doa duduk antara dua sujud, dan doa saat tahiyat akhir, sesuai dengan tata cara shalat yang biasa Anda lakukan.
- Setelah selesai melakukan tahiyat akhir (sujud terakhir), bacalah salam untuk mengakhiri shalat dengan mengucapkan "Assalamu'alaikum warahmatullah" ke kanan dan kiri.
Hukum Membaca Doa Iftitah
Mengenai hukum membaca doa iftitah, para ulama telah menetapkan bahwa membaca doa iftitah hukumnya adalah sunnah, bukan termasuk rukun sholat. Hal ini berarti jika seseorang meninggalkan bacaan doa iftitah dalam sholatnya, maka sholatnya tetap sah dan tidak perlu melakukan sujud sahwi.
Meskipun demikian, mengingat keutamaan dan manfaat spiritualnya, sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkan bacaan doa iftitah ini dalam setiap sholat fardu maupun sunnah. Perlu diperhatikan bahwa doa iftitah hanya dibaca pada rakaat pertama saja. Hal ini berdasarkan praktek Rasulullah SAW yang tidak membaca doa iftitah lagi pada rakaat kedua dan seterusnya.
Selain itu, ada beberapa kondisi di mana seseorang tidak perlu membaca doa iftitah, yaitu ketika melaksanakan sholat jenazah dan ketika seseorang terlambat (masbuk) bergabung dalam sholat berjamaah dan mendapati imam sudah berdiri (tidak lagi dalam posisi berdiri setelah takbiratul ihram). Dalam kondisi tersebut, waktu untuk membaca doa iftitah dianggap telah lewat.
QnA Seputar Doa Iftitah Muhammadiyah
Q: Apa itu doa iftitah Muhammadiyah?
A: Doa iftitah Muhammadiyah adalah bacaan pembuka dalam sholat yang dianjurkan dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah, dengan redaksi yang dipilih oleh Muhammadiyah berdasarkan hadits-hadits shahih.
Q: Apakah doa iftitah wajib dibaca dalam sholat?
A: Tidak. Doa iftitah hukumnya sunnah muakkadah (sunnah yang dianjurkan kuat), bukan bagian dari rukun atau syarat sah sholat. Artinya, sholat tetap sah jika tidak membacanya, tetapi lebih utama jika dibaca.
Q: Kenapa Muhammadiyah hanya menetapkan dua versi doa iftitah?
A: Karena kedua versi tersebut memiliki dasar yang paling kuat dari sisi sanad dan matan hadits. Hal ini dijelaskan dalam buku Himpunan Putusan Tarjih bahwa pilihan tersebut didasarkan pada prinsip tarjih, yaitu memilih dalil yang paling shahih dan jelas dari segi periwayatan dan praktik Nabi.
Q: Bolehkah membaca doa iftitah lain di luar versi Muhammadiyah?
A: Secara fiqih, umat Islam bebas memilih doa iftitah yang berasal dari hadits sahih. Namun, jika mengikuti tuntunan Muhammadiyah secara formal dalam sholat berjamaah atau pendidikan, sebaiknya mengikuti dua versi yang ditetapkan untuk menjaga keseragaman dan kejelasan dalil.
Q: Apakah doa iftitah dibaca dalam setiap rakaat?
A: Tidak. Doa iftitah hanya dibaca pada rakaat pertama setiap sholat, baik sholat wajib maupun sunnah. Pada rakaat kedua dan seterusnya langsung membaca Al-Fatihah tanpa iftitah.
Q: Apakah ada dalil hadits untuk doa iftitah Muhammadiyah?
A: Ya. Redaksi pertama (Allāhumma bā‘id...) berasal dari hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim. Redaksi kedua (Wajjahtu wajhiya...) juga berasal dari hadits shahih riwayat Muslim. Keduanya adalah lafaz yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Q: Apa manfaat membaca doa iftitah dalam sholat?
A: Doa iftitah berfungsi sebagai pembuka ibadah, penenang jiwa, dan bentuk pujian kepada Allah SWT sebelum membaca Al-Fatihah. Ia juga membantu menciptakan kekhusyukan dan menghadirkan rasa tunduk kepada Allah di awal sholat.