Liputan6.com, Jakarta Ucapan yang baik memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. Salah satunya adalah kalimat thayyibah, yang mencerminkan penghambaan serta ketundukan kepada Allah SWT. Lafaz ini tak hanya ringan di lisan, tetapi juga sangat besar pahalanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kalimat thayyibah dapat menjadi penenang jiwa dan pengingat akan kebesaran Sang Pencipta. Banyak dari lafaz ini yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW sebagai bagian dari dzikir dan doa yang sebaiknya dibiasakan oleh setiap Muslim.
Mengamalkan kalimat thayyibah secara istiqamah menunjukkan ketaatan dan cinta kepada Allah SWT. Selain memperkuat iman, amalan ini juga mendatangkan keberkahan, serta menjadi sebab diampuninya dosa dan dilapangkannya rezeki.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang kalimat thayyibah dan keutamaannya, Kamis (10/7/2025).
Jangan juga enggan berzikir dengan alasan hati kita tidak hadir bersama Allah
Pengertian Kalimat Thayyibah
Dalam ajaran Islam, dikenal istilah kalimat thayyibah, yaitu ucapan-ucapan yang baik, suci, dan penuh makna, yang dianjurkan untuk dilafalkan dalam berbagai kesempatan. Kalimat-kalimat ini bukan hanya sekadar rangkaian kata, tetapi merupakan ungkapan keimanan, ketaatan, dan kepasrahan kepada Allah SWT.
Mengucapkannya bukan saja membawa pahala, tetapi juga berdampak pada kebersihan hati dan ketenangan jiwa. Maka tak heran, kalimat thayyibah memiliki kedudukan mulia dalam kehidupan spiritual seorang Muslim.
Secara makna, kalimat thayyibah mencakup segala perkataan yang benar, penuh kebaikan, dan membawa manfaat. Ucapan-ucapan ini lazimnya berisi pengagungan terhadap Allah, seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, dan doa-doa yang penuh makna.
Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat ikatan batin dengan-Nya, serta menjadi sarana mengingat-Nya dalam setiap keadaan—baik suka maupun duka.
Mengutip buku berjudul Sejuta Hikma Dibalik Bacaan Tasbih (2020) oleh Ibnu Abdullah, istilah "Kalimat Thayyibah" terdapat dalam Al-Qur'an, yakni terdapat dalam Al-Qur'an yaitu QS. Ibrahim ayat 24-26. Berikut kutipan ayatnya:
Surah Ibrahim ayat 24:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا كَلِمَةًۭ طَيِّبَةًۭ كَشَجَرَةٍۢ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌۭ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ
Artinya: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.
Surah Ibrahim ayat 25:
تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۢ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَـٰلَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
Artinya: Pohon itu memberikan buahnya pada setiap waktu dengan izin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Surah Ibrahim ayat 26 (tentang kalimat buruk):
وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍۢ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ ٱجْتُثَّتْ مِن فَوْقِ ٱلْأَرْضِ مَا لَهَا مِن قَرَارٍۢ
Artinya: Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap tegak sedikit pun.
Lewat ayat di atas Allah menyebutkan dua kata yang mempunyai arti berlawanan, yakni kata "kalimat thayyibah" dan kata "kalimat khabitsah". Dari segi bahasa, merujuk pada ayat di atas, istilah kalimat thayyibah bisa diartikan sebagai kalimat-kalimat yang baik atau bacaan-bacaan yang baik, sementara arti kalimat khabitsah adalah berarti kalimat-kalimat yang jelek atau bacaan-bacaan yang jelek.
Beberapa kalimat thayyibah yang populer di kalangan umat Islam antara lain adalah Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar, dan Astaghfirullah. Kalimat-kalimat ini dianjurkan untuk dibaca setiap hari karena mengandung nilai tauhid, rasa syukur, pengampunan, serta pengakuan terhadap kebesaran Allah SWT.
Mengamalkannya secara konsisten bukan hanya bentuk ibadah lisan, tetapi juga latihan untuk menjaga kesucian hati dan mengarahkan kehidupan kepada hal-hal yang diridhai oleh-Nya.
Contoh-Contoh Kalimat Thayyibah yang Utama
Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam dianjurkan untuk membiasakan lisan dengan kalimat thayyibah, yaitu ucapan yang mengandung pujian, syukur, permohonan ampun, atau pengakuan terhadap keesaan Allah SWT. Kalimat-kalimat ini tidak hanya menjadi bentuk dzikir, tetapi juga sarana mendekatkan diri kepada-Nya. Berikut beberapa contoh kalimat thayyibah yang utama:
1. Subḥānallāh (سُبْحَانَ اللَّهِ)
Artinya: Maha Suci Allah.
Diucapkan sebagai bentuk pengagungan atas kesempurnaan dan keagungan Allah, serta saat melihat atau merasakan keajaiban ciptaan-Nya.
2. Alḥamdulillāh (ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ)
Artinya: Segala puji bagi Allah.
Kalimat syukur ini diucapkan sebagai bentuk pengakuan atas segala nikmat yang telah Allah berikan dalam segala keadaan.
3. Lā ilāha illallāh (لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ)
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah.
Inilah inti dari kalimat tauhid dan fondasi keimanan dalam Islam, yang menegaskan bahwa hanya Allah SWT satu-satunya yang berhak disembah.
4. Allāhu Akbar (ٱللَّهُ أَكْبَرُ)
Artinya: Allah Maha Besar.
Kalimat ini digunakan untuk menyatakan keagungan Allah dan bahwa tidak ada satu pun yang lebih besar dari-Nya dalam segala hal.
Selain keempat kalimat tersebut, masih banyak kalimat thayyibah lain yang dianjurkan untuk diamalkan dalam situasi berbeda:
5. Astaghfirullāh (أَسْتَغْفِرُ ٱللَّهَ)
Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah.
Kalimat ini merupakan bentuk istighfar untuk meminta pengampunan atas dosa dan kesalahan.
Menurut Musthafa Al-Adawi (2016) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Religion : Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol. 3 No. 2 (2024), keutamaan orang yang ber-istighfâr ialah, Allah SWT akan memberikan kenikmatan bagi orang-orang yang suka memohon ampunan kepada Allah terhadap dosanya. Allah akan menjanjikan ampunan dan pahala yang agung.
6. Basmalah – Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm (بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ)
Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dibaca sebelum memulai aktivitas, sebagai bentuk doa dan permohonan keberkahan.
7. Al-Ḥawqalah – Lā ḥawla wa lā quwwata illā billāh (لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ ٱلْعَلِيِّ ٱلْعَظِيمِ)
Artinya: Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Biasa diucapkan saat menghadapi kesulitan atau musibah sebagai bentuk tawakal kepada Allah.
8. Istirjā' – Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ)
Artinya: Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.
Kalimat ini dibaca saat mendapat kabar duka atau kehilangan, sebagai pengingat akan kepasrahan kepada takdir Allah.
Mengutip buku berjudul Pesan dari Langit 1 (2021) oleh Syofyan Hadi dijelaskan ketika mereka ditimpa musibah, Allah mengajarkan mereka untuk berucap Innalillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya akan kembali).
Keutamaan Mengucapkan Kalimat Thayyibah
Mengucapkan kalimat thayyibah bukan hanya sekadar kebiasaan lisan, tetapi merupakan bentuk ibadah yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Setiap lafaz baik yang dilantunkan dengan hati yang ikhlas akan memberikan manfaat spiritual, emosional, hingga sosial.
Berikut beberapa keutamaan utama dari mengamalkan kalimat thayyibah:
1. Dicatat sebagai amal kebaikan dan berpahala besar
Setiap kali seorang Muslim mengucapkan kalimat thayyibah seperti Subhanallah, Alhamdulillah, atau Laa ilaaha illallah, maka kalimat itu dicatat sebagai amal saleh. Rasulullah SAW bersabda bahwa kalimat-kalimat ini ringan di lisan namun berat di timbangan amal, serta sangat dicintai oleh Allah SWT.
2. Menghapus dosa-dosa kecil
Kalimat thayyibah juga berfungsi sebagai pembersih jiwa. Dzikir seperti Astaghfirullah atau Subhanallah wabihamdih yang diucapkan dengan penuh kesadaran dan penyesalan, dapat menjadi sebab dihapuskannya dosa-dosa ringan yang kita lakukan tanpa sadar setiap hari.
3. Memberikan ketenangan hati dan pikiran
Dzikir dan kalimat thayyibah memiliki kekuatan menenangkan jiwa. Saat dilanda gelisah, marah, atau kecewa, mengucapkan nama-nama Allah dan kalimat-kalimat mulia ini bisa membantu kita menemukan ketenangan batin dan meredakan kegelisahan.
4. Mendatangkan keberkahan dalam kehidupan
Kebiasaan menjaga lisan dengan kalimat baik akan membuka pintu-pintu kebaikan dari Allah. Ucapan yang penuh makna ini dapat menjadi sebab turunnya rahmat, kemudahan rezeki, dan perlindungan dari berbagai keburukan.
5. Menguatkan iman dan cinta kepada Allah SWT
Mengulang-ulang kalimat yang mengandung pengakuan tauhid dan rasa syukur akan menghidupkan hati, memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta, serta menumbuhkan rasa cinta dan tunduk kepada-Nya.
Q & A Seputar Topik
Apa yang dimaksud dengan kalimat thayyibah dalam Islam?
Kalimat thayyibah adalah segala ucapan yang baik, benar, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini mencakup kalimat dzikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, dan lainnya yang mengandung pujian, pengagungan, serta permohonan ampun kepada Allah.
Apa saja contoh bacaan kalimat thayyibah yang sering diamalkan sehari-hari?
Beberapa contoh kalimat thayyibah yang utama antara lain:
- Subhanallah (سُبْحَانَ اللَّهِ): Maha Suci Allah
- Alhamdulillah (ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ): Segala puji bagi Allah
- Laa ilaaha illallah (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ): Tiada Tuhan selain Allah
- Allahu Akbar (اللَّهُ أَكْبَرُ): Allah Maha Besar
- Astaghfirullah (أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ): Aku memohon ampun kepada Allah
Apa keutamaan membaca kalimat thayyibah?
Mengucapkan kalimat thayyibah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
- Mendapatkan pahala besar
- Menghapus dosa-dosa kecil
- Menenangkan hati dan pikiran
- Mendatangkan keberkahan
- Memperkuat keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT
Apakah ada dasar Al-Qur'an yang menyebutkan tentang kalimat thayyibah?
Ya, kalimat thayyibah disebut dalam Surah Ibrahim ayat 24, di mana Allah SWT memberikan perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik—akarnya kokoh dan cabangnya menjulang ke langit, yang terus berbuah dengan izin-Nya.
Bagaimana cara membiasakan diri mengucapkan kalimat thayyibah setiap hari?
Mulailah dengan membacanya dalam aktivitas harian, seperti:
- "Bismillah" sebelum memulai sesuatu
- "Alhamdulillah" setelah selesai makan atau menerima nikmat
- "Subhanallah" saat melihat keindahanMenjadikan dzikir pagi dan petang sebagai rutinitas
Dengan pembiasaan ini, kalimat thayyibah akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang membawa kebaikan dunia dan akhirat.