Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idulfitri, yang jatuh pada tanggal 1 Syawal, merupakan momen yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Pada hari yang mulia ini, umat Muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa 1 Syawal sebagai bentuk syukur dan permohonan keberkahan.
Mengutip buku Muro’atul Ibadah Fi At-Thoharah Wa Sholat, Ibnu Asrori Najib dan Siti Sulaikho (2021) menjelaskan bahwa khutbah ini seringkali ditutup dengan doa 1 Syawal yang berisi permohonan keberkahan kepada Allah SWT.
Doa ini menjadi penutup rangkaian ibadah Ramadan dan pembuka lembaran baru di bulan Syawal. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (23/7/2025).
Bacaan Doa 1 Syawal (Arab, Latin, dan Artinya)
Pada hari yang penuh berkah, 1 Syawal, umat Muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa sebagai bentuk syukur dan permohonan kepada Allah SWT. Doa ini biasanya dipanjatkan setelah pelaksanaan salat Idulfitri, seringkali dipandu oleh khatib sebagai penutup khutbah.
Doa ini merupakan ekspresi harapan agar segala amal ibadah selama Ramadan diterima dan dosa-dosa diampuni, serta memohon kebaikan di hari yang baru.
Bacaan doa 1 Syawal yang sering diucapkan setelah salat Idulfitri adalah sebagai berikut:
Arab:اَللّهُمَّ أَعْطِنِي خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا فِيْهِ، وَاْصرِفْ عَنِّي شَرَّهُ وَشَرَّ مَا فِيْهِ، اَللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي فِيْهِ كُلَّ خَيْرٍ وَاجْعَلْنِي بَارًّا فِيْهِ بِوَالِدَيَّ، وَاجْعَلْنِي يَا الله مِنْ عِبَادِكَ الْمغْفٌوْرِ لَهُمْ فِي هَذَا الْيَومِ الْمُبَارَكَ، اللهُمَّ ارْحَم ْمَوْتَنا وَمَوْتَى الْمُسْلِمِيْنَ، .اللهم تَقَبَّلْ ِمنَّا الطَّاعَاتِ وَاغْفِر ْلَنَا الْخَطَايَا وَالسَّيِّئَاتَ.
Latin:Allahumma'thini khaira hadzal yaum wa khaira ma fihi. Washrif anni syarra ma fihi. Allahummaktubli fihi kulla khairin waj'alni barran fihi bi walidayya, waj'alni ya Allah min ibadikal maghfur lahum fi hadzal yaum al-mubarak. Allahumarham mautana wa mautal muslimin. Allahumma taqabbal minna tha'ati waghfir lanal khathaya was sayyi'at.
Artinya:"Ya Allah, berikanlah aku kebaikan dari hari ini dan kebaikan dari setiap hal yang ada pada hari ini. Dan jauhkanlah aku dari kejelekan di hari ini dan kejelekan setiap sesuatu yang ada pada hari ini. Ya Allah, catatlah pada hari ini setiap kebaikan dan jadikanlah kebaikan bagi kedua orang tuaku dan jadikanlah aku sebagai hamba-Mu yang Engkau ampuni pada hari yang berkah ini. Ya Allah, ampunilah dosa para keluarga kami yang sudah meninggal dan seluruh kaum muslimin yang sudah meninggal. Ya Allah, terimalah ketaatan kami dan ampunilah segala kesahalan dan keburukan yang telah kami perbuat."
Doa ini mencakup permohonan, mulai dari memohon kebaikan dan perlindungan dari keburukan di hari tersebut, hingga permohonan ampunan bagi diri sendiri, orang tua, dan seluruh kaum Muslimin yang telah meninggal.
Makna Bulan Syawal
Bulan Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriah, yang datang setelah bulan suci Ramadan. Bulan ini memiliki makna spiritual dan sosial yang sangat penting dalam tradisi Islam.
Syawal bukan hanya momentum untuk merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, tetapi juga merupakan waktu untuk melanjutkan ibadah dan mempererat silaturahmi setelah menyelesaikan berbagai ibadah di bulan suci Ramadan.
Mengutip muisulsel.or.id, Dr. KH. Muhammad Ishaq Samad, MA menjelaskan bahwa bulan Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriah yang datang setelah bulan suci Ramadan. Dalam tradisi Islam, Syawal memiliki makna spiritual dan sosial yang sangat penting.
Secara etimologi, makna "Syawal" dalam bahasa Arab berarti "peningkatan". Setelah menjalani Ramadan dengan penuh ketakwaan, umat Islam kembali kepada fitrah, yaitu keadaan suci dari dosa.
Momentum ini mengajarkan bahwa manusia selalu memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan kembali kepada jalan Allah SWT. Bulan Syawal sebagai bulan peningkatan, bukan pelonggaran, menjadi ujian konsistensi dalam beribadah.
Keistimewaan bulan Syawal seringkali hanya dikaitkan dengan momen Idulfitri saja, padahal keistimewaannya lebih luas dan dalam dari sekadar perayaan hari kemenangan.
Bulan ini menyimpan banyak pelajaran dan amalan yang jika dipahami dan dilaksanakan, bisa menjadi bekal untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan seorang Muslim. Kemenangan yang diraih di Idulfitri bukanlah akhir, tetapi awal dari perjuangan baru.
Keutamaan Bulan Syawal
Bulan Syawal memiliki berbagai keutamaan yang menjadikannya istimewa bagi umat Muslim, bukan hanya sebagai penanda berakhirnya Ramadan. Keutamaan-keutamaan ini mendorong umat Muslim untuk terus meningkatkan kualitas ibadah dan hubungan sosial.
1. Bulan Kembali ke Fitrah dan Pembaruan Jiwa
Syawal menjadi simbol pembaruan jiwa dan hati setelah sebulan penuh berpuasa dan mengendalikan diri. Kemenangan yang diraih di Idulfitri bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan baru untuk mempertahankan semangat ibadah yang telah dibangun selama Ramadan.
Kesucian yang diperoleh dari puasa harus dijaga sepanjang tahun, dan ini menjadi ajakan untuk memperbarui niat serta menjaga konsistensi dalam kebaikan.
2. Pahala Setara Puasa Setahun dengan Puasa Enam Hari
Salah satu keistimewaan yang paling dikenal adalah anjuran untuk berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Puasa ini disebutkan dalam hadis Nabi sebagai pelengkap puasa Ramadan yang nilainya sangat besar.
Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim no. 1164).
Puasa ini bisa dilakukan berurutan atau terpisah selama bulan Syawal, menunjukkan fleksibilitas dan kemudahan bagi umat Islam untuk terus beramal.
3. Waktu yang Dianjurkan untuk Menikah
Bulan Syawal juga dianjurkan sebagai waktu untuk menikah, berdasarkan pernikahan Rasulullah SAW dengan Aisyah RA yang terjadi di bulan ini.
Memilih Syawal sebagai waktu pernikahan bukan hanya soal budaya, tetapi juga meneladani sunnah Nabi yang sarat makna. Ini juga menjadi bentuk penolakan terhadap mitos-mitos jahiliyah yang menganggap bulan ini tidak baik untuk menikah.
4. Momen Mempererat Ukhuwah dan Silaturahmi
Syawal adalah waktu untuk membuka hati dan menjalin kembali hubungan yang mungkin sempat renggang. Dorongan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, baik dengan keluarga, tetangga, maupun saudara seiman lainnya, sangat terasa di bulan ini.
Mengunjungi sanak saudara, berkirim salam, dan saling berkunjung menjadi tradisi yang sangat dianjurkan, yang tidak hanya mempererat hubungan tetapi juga diyakini dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki.
5. Momen Evaluasi dan Perencanaan Amal
Setelah beribadah intensif di bulan Ramadan, Syawal adalah waktu yang sangat cocok untuk melakukan muhasabah atau refleksi diri. Umat Islam dianjurkan untuk mengevaluasi amalan yang dilakukan selama Ramadan, kemudian menyusun strategi agar bisa mempertahankan dan meningkatkannya.
Ini adalah bentuk komitmen bahwa keistimewaan bulan Syawal benar-benar diresapi dan dijadikan bekal perubahan, menjaga semangat spiritual agar tidak padam setelah Ramadan.
Amalan di Bulan Syawal Selain Salat Idulfitri
Selain melaksanakan salat Idulfitri yang menjadi puncak perayaan, bulan Syawal juga menganjurkan beberapa amalan lain yang memiliki keutamaan besar. Amalan-amalan ini bertujuan untuk menjaga konsistensi ibadah yang telah dibangun selama Ramadan dan memperkuat keimanan.
Puasa Enam Hari Syawal
Salah satu amalan utama yang sangat dianjurkan adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa enam hari Syawal ini memiliki keutamaan yang luar biasa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim).
Puasa ini menunjukkan bahwa ibadah tidak berhenti di bulan Ramadan, melainkan dilanjutkan di bulan-bulan berikutnya. Fleksibilitas dalam pelaksanaannya memungkinkan umat Muslim untuk menyesuaikan dengan kondisi masing-masing, baik secara berurutan maupun terpisah selama bulan Syawal.
Membaca Al-Qur'an dan Sedekah
Selain puasa Syawal, umat Muslim juga dianjurkan untuk terus menjaga amalan-amalan baik yang telah rutin dilakukan selama Ramadan, seperti qiyamul lail (salat malam), membaca Al-Qur’an, dan bersedekah.
Ulama menyebutkan bahwa tanda diterimanya ibadah Ramadan adalah ketika seseorang mampu menjaga kualitas ibadahnya setelah Ramadan. Oleh karena itu, Syawal menjadi bulan pembuktian konsistensi spiritual.
Dengan melanjutkan ibadah-ibadah ini, umat Muslim dapat menjadikan Syawal sebagai bulan transformasi menuju pribadi yang lebih baik dan bertakwa. Ini adalah kesempatan untuk memperkuat fondasi spiritual yang telah dibangun, memastikan bahwa semangat Ramadan tidak luntur seiring berjalannya waktu, melainkan menjadi pendorong untuk terus beramal saleh.
Hukum Salat Idulfitri
Salat Idulfitri merupakan salah satu ibadah penting yang dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal, menandai berakhirnya bulan Ramadan. Hukum pelaksanaan salat Idulfitri adalah sunah muakkadah, yang berarti sangat dianjurkan bagi umat Muslim.
Meskipun tidak wajib, salat ini memiliki kedudukan yang tinggi dalam syariat Islam dan sangat ditekankan untuk dilaksanakan secara berjamaah.
Pelaksanaan salat Idulfitri biasanya diselingi dengan khutbah singkat setelah salat. Khutbah ini berisi nasihat, pengingat akan kebesaran Allah, serta doa-doa.
Mengutip buku Muro’atul Ibadah Fi At-Thoharah Wa Sholat, Ibnu Asrori Najib dan Siti Sulaikho (2021) menjelaskan bahwa setelah khutbah selesai, khatib akan menutupnya dengan doa, termasuk doa 1 Syawal. Ini menunjukkan pentingnya khutbah sebagai bagian integral dari perayaan Idulfitri.
Salat Idulfitri dilaksanakan pada pagi hari, setelah matahari terbit dan sebelum masuk waktu zuhur. Umat Muslim dianjurkan untuk mandi, memakai pakaian terbaik, dan makan sedikit sebelum berangkat menuju tempat salat, baik di masjid maupun lapangan. Ini adalah bentuk syiar Islam dan ekspresi kegembiraan atas karunia Allah SWT.
Tradisi di Bulan Syawal (Halal bi Halal, Silaturahmi)
Bulan Syawal, khususnya setelah Idulfitri, menjadi momentum penting bagi umat Muslim untuk mempererat tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.
Tradisi halal bi halal dan saling berkunjung menjadi ciri khas perayaan ini, yang tidak hanya memperkuat hubungan antarindividu tetapi juga memiliki dimensi dakwah yang signifikan. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan saling memaafkan dalam Islam.
Tradisi halal bi halal yang banyak dilakukan umat Islam di Indonesia adalah salah satu momentum silaturahmi dan perbaikan sosial. Ini merupakan bentuk konkret dari ajaran Islam dalam memperkuat persaudaraan.
Mengutip muisulsel.or.id, di bulan Syawal, umat Islam dianjurkan untuk mempererat tali silaturahim, menyelesaikan konflik, dan memperkuat kembali hubungan sosial yang mungkin sempat renggang.
Mengunjungi sanak saudara, berkirim salam, dan saling berkunjung menjadi amalan yang sangat dianjurkan di bulan ini. Hal ini menunjukkan bahwa keistimewaan bulan Syawal juga terwujud dalam kebersamaan dan kasih sayang antarsesama.
Silaturahmi yang dijalankan dengan niat ikhlas bukan hanya mempererat hubungan, tetapi juga diyakini dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki, seperti yang diulas oleh baznas.go.id.
Daftar Sumber
Muro’atul Ibadah Fi At-Thoharah Wa Sholat. Ibnu Asrori Najib dan Siti Sulaikho, S.Pd.I., M.Pd. 2021.
muisulsel.or.id.
baznas.go.id.
FAQ
1. Apa itu doa 1 Syawal?
Doa 1 Syawal adalah doa yang dipanjatkan oleh umat Muslim pada hari pertama bulan Syawal, yang bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri. Doa ini umumnya dibaca setelah pelaksanaan salat Idulfitri dan khutbah, sebagai bentuk syukur atas selesainya ibadah puasa Ramadan dan permohonan keberkahan serta ampunan dari Allah SWT.
2. Kapan doa 1 Syawal dibaca?
Doa 1 Syawal biasanya dibaca setelah salat Idulfitri, seringkali sebagai bagian penutup dari khutbah Idulfitri yang disampaikan oleh khatib. Momen ini menjadi waktu yang tepat untuk memanjatkan doa, mengingat suasana kebersamaan dan kekhusyukan setelah menunaikan ibadah salat Id.
3. Apakah ada doa khusus untuk 1 Syawal?
Ya, ada bacaan doa yang secara spesifik dianjurkan untuk dipanjatkan pada 1 Syawal, seperti yang disebutkan dalam artikel ini. Doa tersebut berisi permohonan kebaikan, perlindungan dari keburukan, ampunan dosa bagi diri sendiri dan orang tua, serta penerimaan amal ibadah dan ampunan bagi seluruh kaum Muslimin.
4. Apa makna bulan Syawal dalam Islam?
Bulan Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriah yang datang setelah Ramadan. Makna Syawal secara bahasa berarti "peningkatan", melambangkan kembalinya umat Muslim kepada fitrah setelah berpuasa dan menjadi momentum untuk melanjutkan ibadah serta mempererat silaturahmi.
5. Apa keutamaan puasa Syawal?
Salah satu keutamaan utama bulan Syawal adalah anjuran untuk melaksanakan puasa enam hari. Puasa ini, jika digabungkan dengan puasa Ramadan, pahalanya diibaratkan seperti berpuasa sepanjang tahun, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW.
6. Mengapa silaturahmi penting di bulan Syawal?
Silaturahmi sangat penting di bulan Syawal karena merupakan momen untuk mempererat tali persaudaraan dan memperbaiki hubungan yang mungkin sempat renggang. Tradisi seperti halal bi halal menjadi sarana untuk saling memaafkan, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan diyakini dapat memperpanjang umur serta melapangkan rezeki.
7. Apakah ada perbedaan penentuan 1 Syawal di Indonesia?
Di Indonesia, penentuan 1 Syawal umumnya dilakukan oleh pemerintah melalui sidang isbat yang melibatkan metode hisab dan rukyat.