Penyakit Ain Adalah Kondisi Non-Medis yang Dipercaya Dalam Islam, Ketahui Ciri-cirinya

14 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Penyakit ain adalah sebuah fenomena yang diyakini dalam ajaran Islam, merujuk pada gangguan yang timbul akibat pandangan mata. Kondisi ini seringkali dikaitkan dengan perasaan iri, dengki, atau bahkan kekaguman berlebihan yang tidak disertai dengan dzikir kepada Allah SWT.

Dalam dunia medis, penyakit ain tidak dikenal sebagai diagnosis, namun dalam tradisi Islam, keberadaannya diakui dan dianggap nyata. Rasulullah SAW sendiri telah menegaskan bahwa penyakit ain itu nyata adanya. Hal ini menunjukkan bahwa umat Muslim perlu memahami dan mewaspadai fenomena penyakit ain ini. 

Penyakit ain adalah kondisi non-medis yang dipercaya dalam Islam, dan penting untuk mengetahui ciri-cirinya agar dapat mengidentifikasi serta mengambil langkah pencegahan.  Memahami fenomena ini dapat membantu umat Muslim menjaga diri dan orang-orang terdekat dari potensi dampak negatifnya. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (23/7/2025).

Apa Itu Penyakit Ain?

Penyakit ain adalah kondisi non-medis yang diyakini dalam Islam, timbul akibat pandangan mata yang disertai perasaan negatif seperti iri dan dengki, atau bahkan kekaguman yang berlebihan tanpa menyebut nama Allah. Dalam ajaran Islam, penyakit ini bukanlah mitos, melainkan sebuah kenyataan yang diakui dan dijelaskan dalam berbagai literatur keagamaan. 

Definisi "ain" sendiri berasal dari kata bahasa Arab "aana – ya'iinu" yang berarti terkena sesuatu hal dari mata. Asal-usulnya adalah dari kekaguman seseorang yang melihat sesuatu, diikuti oleh respons jiwa negatif. Kemudian, menggunakan pandangan mata untuk menyalurkan "racunnya" kepada objek yang dipandang. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam Fatawa Al Lajnah Ad Daimah yang dikutip dari antara news.

Penyakit ain ini dapat menyebabkan berbagai gangguan, mulai dari penyakit fisik, kerusakan, hingga kematian, meskipun semua itu terjadi atas izin Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Ain itu nyata (Haq), kalau saja ada sesuatu yang mendahului takdir, niscaya ‘ain akan mendahuluinya." Hadis riwayat Muslim ini menegaskan bahwa pengaruh ain adalah sesuatu yang benar-benar ada dan memiliki dampak serius.

Dengan demikian, pemahaman mengenai apa itu penyakit ain menjadi krusial bagi umat Muslim. Ini bukan sekadar kepercayaan takhayul, melainkan bagian dari ajaran Islam yang mengajarkan pentingnya menjaga hati dari sifat-sifat negatif dan selalu melibatkan Allah dalam setiap pandangan dan kekaguman.

Penyebab Penyakit Ain

Penyakit ain utamanya disebabkan oleh pandangan seseorang yang dalam hatinya terdapat rasa hasud, dengki, atau niat jahat terhadap orang yang dipandangnya. Namun, ain juga bisa muncul dari kekaguman atau ketakjuban yang berlebihan terhadap sesuatu tanpa disertai dzikir kepada Allah. Penyakit ain disebabkan oleh pada pandangan seseorang yang dalam hatinya terdapat rasa hasud, dengki, dan niat jahat terhadap orang yang dipandang.

Ain dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, pandangan dari orang yang memiliki tabiat buruk, yang di dalam hatinya terdapat rasa hasud, dengki, dan keinginan untuk mencelakai orang yang dipandangnya. Jenis ini merupakan ain yang paling jelas karena didasari niat buruk.

Kedua, pandangan kekaguman atau ketakjuban dari orang yang tidak sedang merasa dengki, tetapi kekaguman tersebut tidak disertai dengan berdzikir kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa bahkan kekaguman yang polos pun bisa menjadi celah bagi ain jika tidak diiringi dengan mengingat Allah dan memohon keberkahan.

Penyakit ain ini dimanfaatkan oleh jin atau setan untuk mempengaruhi manusia, melalui rasa iri serta dengki atau kekaguman yang berlebihan lewat pandangan seseorang. Hal ini dapat menimbulkan perasaan dan pikiran yang berdampak negatif bagi kesehatan, bahkan bisa membuat orang yang dipandang terserang sakit atau celaka.

Ciri-ciri Penyakit Ain

Ciri-ciri seseorang yang terkena penyakit ain seringkali tidak dapat dijelaskan secara medis karena sifatnya yang non-medis. Apabila bukan karena penyakit jasmani/medis, maka umumnya ciri-ciri ain dapat berupa:

  • Sakit kepala yang berpindah-pindah.
  • Pucat di wajah.
  • Sering berkeringat dan buang air kecil.
  • Nafsu makan lemah.
  • Mati rasa, panas atau dingin di anggota badan.
  • Perasaan deg-degan di jantung (detak jantung yang cepat dan tidak beraturan).
  • Rasa sakit yang berpindah dari bawah punggung dan bahu.
  • Bersedih dan merasa sempit (sesak) di dada.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Perilaku (emosi) berlebihan, seperti ketakutan yang tidak wajar.
  • Sering bersendawa, menguap atau terengah-engah.
  • Menyendiri atau suka mengasingkan diri.
  • Diam atau malas bergerak.
  • Senang (terlalu banyak) tidur.
  • Adanya masalah kesehatan tertentu tanpa ada sebab-sebab medis yang diketahui.

Ciri-ciri ini atau sebagiannya bisa ditemukan tergantung pada kuat atau banyaknya ain yang mengenai seseorang. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz As-Sadhan dalam bukunya Ar-Ruqyah Syar’iyyah, menjelaskan tanda-tanda ini jika bukan disebabkan oleh penyakit jasmani.

Pencegahan Penyakit Ain dalam Islam

Dalam Islam, terdapat beberapa cara untuk mencegah penyakit ain, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Salah satu cara utama adalah dengan selalu berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Ketika melihat sesuatu yang mengagumkan, baik pada diri sendiri, orang lain, maupun harta benda, dianjurkan untuk mengucapkan "Masya Allah, Laa Quwwata Illa Billah" atau mendoakan keberkahan.

Melansir dari berbagai sumber, menyebutkan bahwa jika seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan, Islam menganjurkan untuk segera mendoakan keberkahan agar tidak menimbulkan pengaruh 'ain. Selain itu, menghindari sikap pamer dan berhias diri dengan sifat tawadhu (rendah hati) juga merupakan langkah penting.

Memamerkan kekayaan, kesuksesan, atau kebahagiaan secara berlebihan dapat memicu rasa iri dan dengki dari orang lain, yang berpotensi menimbulkan ain. Hal pertama yang perlu dilakukan agar terhindar dari penyakit 'ain adalah menghindari sikap suka pamer dan berhias diri dengan sifat tawadhu.

Membaca doa-doa perlindungan yang diajarkan Rasulullah SAW, seperti Al-Mu'awwidzatain (Surah Al-Falaq dan An-Nas), juga sangat dianjurkan sebagai benteng dari ain dan kejahatan lainnya. Amalan ini membantu membentengi diri secara spiritual dari pengaruh negatif.

Pencegahan penyakit ain bukan hanya tentang melindungi diri dari orang lain, tetapi juga tentang menjaga hati dari sifat-sifat buruk seperti iri dan dengki. Dengan menjaga hati dan selalu mengingat Allah, seorang Muslim dapat menciptakan perisai spiritual yang kuat.

Doa Terhindar dari Penyakit Ain

Untuk memohon perlindungan dari penyakit ain, Rasulullah SAW mengajarkan beberapa doa yang dapat diamalkan. Terdapat doayang juga diajarkan Rasulullah SAW, khususnya ketika memohon perlindungan bagi anak-anak:

أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ. اَللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ وَلَا تَضُرَّهُ

U‘îdzuka bikalimâtillâhit tâmmati min kulli syaithânin, wa hâmmatin, wa min kulii ‘ainin lâmmah. Allâhumma bârik fîhi, wa lâ tadhurrah.

Artinya: “Aku menyerahkan perlindunganmu dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala gangguan setan, binatang melata/serangga, dan segala pengaruh mata jahat. Tuhanku, turunkan keberkahan-Mu pada anak ini. Jangan izinkan sesuatu membuatnya celaka.” (Dikutip dari ANTARA News).

Doa ini pernah dipanjatkan oleh Rasulullah SAW ketika memohon perlindungan bagi cucunya, Hasan dan Husain, dari gangguan setan dan pengaruh pandangan mata jahat atau ain. Oleh karena itu, doa ini juga sangat dianjurkan untuk dibaca guna melindungi anak-anak dari pengaruh ain.

Pengobatan penyakit ain dalam Islam umumnya dilakukan melalui ruqyah syar'iyyah, yaitu pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW. Ruqyah ini bertujuan untuk memohon kesembuhan dan perlindungan dari Allah SWT, karena penyakit ain bukanlah kondisi medis yang dapat diobati dengan obat-obatan konvensional. 

Selain itu, memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, dan senantiasa bertawakal kepada Allah SWT juga merupakan bagian penting dari pengobatan dan pencegahan ain. Keyakinan penuh kepada takdir Allah dan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin-Nya adalah fondasi dalam menghadapi penyakit ain.

FAQ

1. Apa itu penyakit ain?

Penyakit ain adalah kondisi yang dipercaya dalam Islam sebagai dampak dari pandangan mata hasad (iri atau kagum tanpa menyebut nama Allah) yang dapat menyebabkan gangguan fisik maupun psikis.

2. Apakah penyakit ain termasuk gangguan medis?

Tidak, penyakit ain tidak dikategorikan sebagai gangguan medis, melainkan kondisi non-medis yang diyakini berdasarkan ajaran Islam.

3. Apa saja ciri-ciri orang yang terkena ain?

Ciri-cirinya antara lain badan tiba-tiba lemas, sering sakit tanpa sebab medis jelas, gangguan emosi, sulit tidur, hingga rezeki seret tanpa alasan logis.

4. Bagaimana cara mengobati penyakit ain menurut Islam?

Pengobatannya bisa dilakukan dengan ruqyah syar’iyyah, membaca doa-doa perlindungan, serta memperbanyak dzikir dan bacaan Al-Qur’an.

5. Bagaimana cara mencegah terkena ain?

Pencegahan dapat dilakukan dengan menyebut nama Allah saat memuji seseorang, memperbanyak doa perlindungan seperti ayat Kursi dan mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), serta menjaga hati dari iri dan dengki.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |