Panduan Doa Puasa Tarwiyah dan Arafah: Pahami Keutamaan dan Perbedaannya

18 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Di momen Hari Raya Iduladha, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah Tarwiyah dan Arafah. Kedua ibadah ini memiliki keutamaan besar dalam menghapus dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Memahami tata cara dan doa puasa Tarwiyah dan Arafah menjadi kunci untuk meraih keberkahan di bulan Dzulhijjah.

Puasa Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, sementara puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah, khususnya, sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji, karena memiliki keutamaan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Melansir dari ANTARA, kedua puasa ini menjadi momen penting dalam rangkaian ibadah menjelang Idul Adha, sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT dan memperbanyak amal kebaikan.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (22/7/2025).

Doa Puasa Tarwiyah dan Arafah (Arab, Latin, dan Arti)

Doa niat merupakan salah satu rukun penting dalam setiap ibadah, termasuk puasa sunah Tarwiyah dan Arafah. Membaca niat sebelum berpuasa adalah bentuk kesungguhan hati dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Mengutip dari buku Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah (2012) yang ditulis oleh Amirulloh Syarbini, Iis Nur’aeni Afgandi, dan Ade Saeful Muslim, berikut adalah bacaan niat untuk kedua puasa tersebut.

Niat atau Doa Puasa Tarwiyah

Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillāhi Ta’ala.

Arti: "Saya berkeinginan untuk berpuasa sunnah Tarwiyah demi Allah Ta’ala."

Niat atau Doa Puasa Arafah

Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma ‘arafata sunnatan lillaahi ta’ala.

Arti: "Saya berniat menjalankan puasa Arafah, sunnah demi Allah Ta’ala."

Niat atau doa puasa sunah dapat dilakukan pada malam hari sebelum fajar atau bahkan di siang hari selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan atau minum. Hal ini sesuai dengan ketentuan puasa sunah yang lebih fleksibel dibandingkan puasa wajib.

Menurut BAZNAS, pelaksanaan niat puasa sunah tidak perlu dilakukan sebelum pelaksanaan puasanya, artinya bahwa diperbolehkan untuk berniat di tengah-tengah hari asalkan belum makan.

Amalan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Puasa Tarwiyah dan Arafah adalah dua jenis puasa sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam, khususnya menjelang Hari Raya Iduladha. Kedua puasa ini dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam kalender Hijriah, yang dikenal sebagai bulan haji.

Puasa Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, sementara puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Menurut BAZNAS Kota Bogor, pada Bulan Dzulhijjah ada dua puasa sunah yang memiliki keutamaan bagi yang menjalankan, yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah. Kedua puasa ini menjadi momen penting dalam rangkaian ibadah menjelang Idul Adha.

Puasa Tarwiyah memiliki makna "merenung" atau "berpikir", yang dikaitkan dengan kisah Nabi Ibrahim AS yang merenungkan mimpinya untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Muhammad Fodhil, S.Pd.I., M.Pd., Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (Unwaha) Jombang, menjelaskan bahwa puasa Tarwiyah disunahkan untuk memperingati kisah ketaatan Nabi Ibrahim AS.

Sementara itu, puasa Arafah dilaksanakan bertepatan dengan hari wukuf di Padang Arafah, yang merupakan puncak ibadah haji. Puasa ini sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji, sebagai bentuk partisipasi spiritual dan untuk meraih keutamaan yang besar.

Bagi jamaah haji, puasa Arafah tidak disunahkan, bahkan dimakruhkan, agar mereka memiliki kekuatan fisik untuk melaksanakan wukuf.

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah, yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, memiliki keutamaan yang besar meskipun tidak ada hadis yang secara spesifik menyebutkan keutamaannya seperti puasa Arafah. Namun, puasa ini termasuk dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang sangat dianjurkan untuk beramal saleh.

  1. Menghapus Dosa Setahun Sebelumnya: Dalam sebuah hadits riwayat Abu as-Syekh Al-Ishfahani dan Ibnu an-Najar, disebutkan bahwa puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Menurut Majelis Ulama Indonesi atau MUI, puasa sunah Tarwiyah dapat menghapus dosa bagi yang menjalankannya.
  2. Mendapatkan Pahala Nabi Ayub: Bagi yang menjalankan puasa Tarwiyah, Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayub Alaihissalam atas musibahnya, dilansir dari BAZNAS Kota Bogor.
  3. Bagian dari Amalan Sepuluh Hari Dzulhijjah: Puasa Tarwiyah termasuk dalam amalan sunah di bulan Dzulhijjah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, di mana amal ibadah pada sepuluh hari pertama bulan ini sangat dicintai Allah. Melansir dari ANTARA menyebutkan bahwa puasa ini termasuk dalam puasa sembilan hari pertama bulan Zulhijah yang sangat dianjurkan.

Keutamaan Puasa Arafah

Puasa Arafah, yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, memiliki keutamaan yang sangat besar dan secara eksplisit disebutkan dalam beberapa hadis Nabi Muhammad SAW. Keutamaan ini menjadikannya salah satu puasa sunah yang paling dianjurkan.

  1. Menghapus Dosa Dua Tahun: Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, tahun yang lalu dan tahun yang akan datang. Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad, an-Nasa'i, Ibnu Majah & Abu Dawud, dari Abu Qatadah. Mayoritas ulama berpendapat bahwa dosa-dosa yang dihapus adalah dosa kecil.
  2. Dibebaskan dari Api Neraka: Hari Arafah adalah hari di mana Allah SWT paling banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka. "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka, lebih banyak daripada pada Hari Arafah," (HR Muslim).
  3. Pahala Nabi Isa: Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa Alaihissalam. 

Tata Cara Pelaksanaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Tata cara pelaksanaan puasa Tarwiyah dan Arafah pada dasarnya sama dengan puasa sunah lainnya. Ini mencakup beberapa aspek penting yang harus diperhatikan oleh umat Muslim yang ingin melaksanakannya.

  1. Niat Puasa: Sebelum menjalankan puasa, umat Muslim wajib berniat. Niat dapat dilakukan di dalam hati atau dilafalkan. Untuk puasa sunah, niat tidak harus dilakukan pada malam hari sebelum fajar, melainkan diperbolehkan hingga tengah hari selama belum makan atau minum. BAZNAS menjelaskan bahwa niat puasa sunah diperbolehkan di tengah hari asalkan belum makan dari waktu sahur.
  2. Makan Sahur: Sahur adalah amalan sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Makan sahur bertujuan untuk memberikan kekuatan fisik bagi orang yang berpuasa agar tahan lapar dan haus sepanjang hari. Selain itu, waktu sahur juga merupakan waktu yang penuh berkah untuk berzikir dan berdoa, seperti yang disebutkan oleh BAZNAS Kota Bogor.
  3. Menahan Diri: Selama berpuasa, seseorang harus menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Penting juga untuk menahan diri dari perbuatan tercela seperti bertengkar atau berbohong, karena hal-hal tersebut dapat mengurangi pahala puasa. BAZNAS menekankan bahwa puasa bukan hanya menahan makan dan minum, tetapi juga menahan hawa nafsu.
  4. Berbuka Puasa: Menyegerakan berbuka puasa saat azan Magrib berkumandang adalah sunah. Saat berbuka, dianjurkan untuk membaca doa berbuka puasa. Doa berbuka puasa yang umum dibaca adalah "Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin."

Perbedaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Meskipun keduanya adalah puasa sunah yang dilaksanakan menjelang Iduladha, puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki beberapa perbedaan mendasar, terutama terkait waktu pelaksanaan, keutamaan, dan anjuran bagi jamaah haji.

Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum puasa Arafah. Keutamaan puasa Tarwiyah disebutkan dapat menghapus dosa setahun sebelumnya, dan ada riwayat yang mengaitkannya dengan pahala kesabaran Nabi Ayub. Puasa ini juga menjadi awal dari rangkaian ibadah haji, di mana para jamaah haji mulai mempersiapkan diri untuk wukuf di Arafah, menurut BAZNAS Kota Bogor.

Di sisi lain, puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan hari wukuf di Padang Arafah. Keutamaan puasa Arafah jauh lebih besar, yaitu dapat menghapus dosa selama dua tahun (setahun yang lalu dan setahun yang akan datang), serta menjadi hari di mana Allah paling banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka. BAZNAS Kota Bogor juga menegaskan bahwa puasa Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang.

Perbedaan lainnya adalah anjuran pelaksanaannya bagi jamaah haji. Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

Namun, bagi jamaah haji yang sedang berada di Arafah untuk wukuf, puasa Arafah tidak disunahkan, bahkan dimakruhkan, agar mereka memiliki kekuatan fisik yang cukup untuk melaksanakan rukun haji tersebut. Muhammad Fodhil dari Unwaha menjelaskan bahwa puasa Arafah tidak disunahkan bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji.

Siapa yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Berpuasa?

Puasa Tarwiyah dan Arafah adalah ibadah sunah yang dianjurkan bagi sebagian besar umat Muslim, namun ada pengecualian bagi kelompok tertentu.

Dianjurkan bagi Non-Jamaah Haji

Puasa Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk meraih pahala besar dan keutamaan yang berkaitan dengan hari-hari mulia di bulan Dzulhijjah.

Tidak Dianjurkan (Dimakruhkan) bagi Jamaah Haji

Bagi jamaah haji yang sedang berada di Arafah untuk melaksanakan wukuf, puasa Arafah tidak disunahkan, bahkan dimakruhkan. Hal ini bertujuan agar mereka memiliki kekuatan fisik yang optimal untuk menjalankan rukun haji yang sangat penting tersebut.

Muhammad Fodhil dari Unwaha menegaskan bahwa puasa ini tidak disunahkan bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji. Meskipun demikian, jamaah haji masih bisa melaksanakan puasa Tarwiyah sebagai bagian dari persiapan sebelum wukuf.

Daftar Sumber

Amirulloh Syarbini, Iis Nur’aeni Afgandi, Ade Saeful Muslim. 2012. Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah.

antaranews.com.

kotabogor.baznas.go.id.

mui.or.id.

baznas.go.id.

unwaha.ac.id.

FAQ

1. Apa itu puasa Tarwiyah dan Arafah?

Puasa sunah yang dikerjakan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah sebelum Iduladha, dengan keutamaan besar.

2. Apa niat puasa Tarwiyah dan Arafah?

Tarwiyah: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillāhi Ta’ala.

Arafah: Nawaitu shauma ‘arafata sunnatan lillāhi Ta’ala.

3. Apa keutamaan puasa Arafah?

Menghapus dosa dua tahun dan menjadi hari Allah paling banyak membebaskan hamba dari neraka.

4. Siapa yang disarankan berpuasa Arafah?

Disarankan bagi yang tidak berhaji. Bagi jamaah haji, puasa Arafah tidak dianjurkan karena bisa melemahkan fisik saat wukuf.

5. Apakah puasa Tarwiyah juga utama?

Ya, puasa ini termasuk amalan di 10 hari pertama Dzulhijjah, dan disebut bisa menghapus dosa setahun.

6. Bagaimana tata cara puasanya?

Niat sebelum fajar (atau siang jika belum makan), sahur, menahan diri dari hal yang membatalkan, dan berbuka saat Magrib.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |