Doa Alif Lam Mim dalam Al-Qur'an Ayat 1-5: Pahami Tafsir dan Keutamaan Membacanya

12 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - “Alif Lam Mim” adalah rangkaian huruf yang membuka beberapa surah dalam Al-Qur'an. Meskipun bukan sebuah doa dalam pengertian tradisional, rangkaian huruf ini memiliki makna dan hikmah mendalam yang seringkali dikaitkan dengan keberkahan dan petunjuk ilahi, sehingga tak jarang disebut sebagai “doa alif lam mim” oleh sebagian umat.

Rangkaian huruf ini, yang dikenal sebagai huruf muqatta'ah, menjadi salah satu aspek unik dalam Al-Qur'an yang memicu banyak kajian dan penafsiran.

Menurut Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy dalam buku Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 1, sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa tidak ada yang mengetahui secara pasti arti dari “Alif Lam Mim”, dan pada akhirnya, ayat ini diterjemahkan dengan makna bahwa Allah yang lebih mengetahui apa yang dimaksud dengan rangkaian huruf tersebut.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (23/7/2025).

Bacaan Alif Lam Mim Surah Al-Baqarah

“Alif Lam Mim” adalah ayat pertama dari Surah Al-Baqarah, surah kedua dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Surah ini diturunkan di Kota Madinah, kecuali ayat 281 yang turun di Mina saat Rasulullah SAW melaksanakan Haji Wada.

Nama Al-Baqarah sendiri berarti sapi betina, diambil dari kisah Bani Israil yang diminta Nabi Musa mencari seekor sapi betina untuk disembelih, sebagaimana termaktub dalam ayat 67-74. Berikut adalah bacaan “Alif Lam Mim” dan ayat-ayat selanjutnya dari Surah Al-Baqarah:

Doa Alif Lam Mim Ayat 1-5 Surah Al-Baqarah:

Ayat 1:

Tulisan Arab: الۤمّۤ

Latin: alif lām mīm

Terjemahan: "Alif Lām Mīm."

Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy dalam bukunya Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 1 menjelaskan bahwa sebagian ahli tafsir berpendapat jika tidak ada yang mengetahui secara pasti arti dari “Alif Lam Mim”.

Rangkaian huruf ini juga disebutkan sebagai pertanda bahwa Al-Qur'an merupakan penghimpun segala petunjuk tentang kehidupan, di mana petunjuk tersebut tersusun dalam huruf-huruf yang kemudian membentuk kalimat bahasa Arab yang indah dan bermakna dalam, seperti dijelaskan dalam Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam oleh Usman dan Turmudli (2024).

Ayat 2: ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Latin: żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn

Terjemahan: Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa,

Ayat 3: الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

Latin: allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn

Terjemahan: (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,

Ayat 4: وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ

Latin: wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bil-ākhirati hum yụqinụn

Terjemahan: dan mereka yang beriman pada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat.

Ayat 5: اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ٥

Latin: ulā`ika 'alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn

Terjemahan: Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Doa alif lam mim yang umum dijadikan pelengkap bacaan Yasin Tahlil adalah ayat 1-5.

Ayat 6-10 Surah Al-Baqarah Lanjutannya:

Ayat 6: اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ٦

Latin: innallażīna kafarụ sawā`un 'alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụn

Terjemahan: Sesungguhnya orang-orang yang kufur itu sama saja bagi mereka, apakah engkau (Nabi Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.

Ayat 7: خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ࣖ ٧

Latin: khatamallāhu 'alā qulụbihim wa 'alā sam'ihim, wa 'alā abṣārihim gisyāwatuw wa lahum 'ażābun 'aẓīm

Terjemahan: Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi mereka azab yang sangat berat.

Ayat 8: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَۘ ٨

Latin: wa minan-nāsi may yaqụlu āmannā billāhi wa bil-yaumil-ākhiri wa mā hum bimu`minīn

Terjemahan: Di antara manusia ada yang berkata, "Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir," padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang mukmin.

Ayat 9: يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۚ وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَۗ ٩

Latin: yukhādi'ụnallāha wallażīna āmanụ, wa mā yakhda'ụna illā anfusahum wa mā yasy'urụn

Terjemahan: Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari.

Ayat 10: فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ ١٠

Latin: fī qulụbihim maraḍun fa zādahumullāhu maraḍā, wa lahum 'ażābun alīmum bimā kānụ yakżibụn

Terjemahan: Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya dan mereka mendapat azab yang sangat pedih karena mereka selalu berdusta.

1. Tafsir Alif Lam Mim: Simbol Penghambaan

Penafsiran mengenai “Alif Lam Mim” sebagai simbol penghambaan mengacu pada pandangan bahwa makna sesungguhnya dari huruf-huruf ini diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.

Para ulama yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa manusia hanya berkewajiban untuk mengimani atau mempercayai bahwa semuanya diserahkan hanya kepada Allah semata, seperti diungkapkan dalam Jurnal Keislaman oleh Zuman Malaka dan Abdullah Isa (2023).

Ini sejalan dengan kewajiban menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, yang pada akhirnya mengarah pada ketakwaan. Penafsiran As-Sa'di/Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, seorang ahli mufasir abad ke-14 H, menyatakan bahwa aksara-aksara yang terpotong di tiap-tiap permulaan surat lebih tepatnya dibiarkan begitu saja dan tidak perlu ditafsirkan bermacam-macam tanpa ada landasan syariat yang jelas, sebagaimana dijelaskan dalam Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam (2019).

Pandangan ini diikuti dengan keimanan yang kuat bahwa Allah tidak menyampaikan sesuatu jika tidak menyimpan hikmah dan pelajaran, meskipun manusia memiliki keterbatasan untuk memahaminya.

Markaz Ta'dzhim Al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, profesor fakultas Al-Qur'an Universitas Islam Madinah, menjelaskan bahwa aksara-aksara hija'iyah muqatha'ah ini memperlihatkan mukjizat bayani dan menggambarkan sebagian dari isi Al-Qur'an yang diwahyukan, seperti termuat dalam MUTAWATIR oleh Naufal Cholily (2015).

Hal ini membuktikan bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang tidak diragukan keberadaannya. Manusia yang ingin mengingkarinya berupaya sekuat tenaga, tetapi mereka tidak akan sanggup mengerti hikmah yang terkandung di dalamnya.

2. Tafsir Alif Lam Mim: Simbol Ketertarikan

Menurut para mufasir, salah satu hikmah dari penyebutan huruf singkat seperti “Alif Lam Mim” pada permulaan surat Al-Baqarah adalah untuk “Menarik Perhatian” bangsa Arab pada waktu itu.

Tujuannya adalah agar mereka memulai pembicaraan, memahami, dan mempelajari Al-Qur'an sebagai hikmah, menggunakan huruf abjad yang belum mereka ketahui sebelumnya, seperti diuraikan dalam Jurnal Iman dan Spiritualitas oleh Fatimah Isyti Karimah dan Iwan Caca Gunawan (2022).

Di sisi lain, yang dimaksud dengan “ketertarikan” di sini adalah menarik perhatian terhadap keutamaan-keutamaan isi Al-Qur'an. Hal ini sejalan dengan penjelasan para mufasir yang mengaitkan huruf muqatta'ah dengan keagungan dan daya tarik Al-Qur'an itu sendiri.

Terjemahan Ibnu Katsir (singkat) / Fathul Karim Mukhtashar terjemahan Al-Qur'an Al-'Adzhim, karangan Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, menjabarkan keistimewaan Surah Al-Baqarah yang diawali dengan “Alif Lam Mim”.

Dari Abdullah bin Mas'ud, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Mudah-mudahan saya bukan salah satu dari orang menaruh sebagian kakinya di atas kakinya yang lain, sembari berdendang dan menjauhi surat Al-Baqarah tanpa membacanya, sebenarnya iblis akan menjauh dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah,” seperti dikutip dalam Indonesian Research Journal On Education oleh Nisa Anggrainy dkk. (2022).

Dari Abu Umamah, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Lafalkan Al-Qur'an, sebab Al-Qur'an akan menyelamatkan orang yang membunyikannya pada hari akhir nanti. Lafalkan dua surah yang memiliki Nur, yakni Al-Baqarah dan Ali 'Imran, sebab keduanya akan hadir di hari akhir seolah-olah dua kabut atau dua kelompok burung yang menaungi manusia yang membunyikannya.”

Nabi kemudian bersabda, “Lafalkan Al-Baqarah, sebab itu merupakan suatu rahmat dan menjauhinya membuat kita menyesal, dan manusia yang tidak sanggup melafalkannya merupakan orang yang merugi.”

3. Tafsir Alif Lam Mim: Simbol Tantangan

Menurut para Mufasir, huruf singkat yang disampaikan oleh Allah SWT. di awal surat Al-Baqarah ayat 1, juga bertujuan untuk “Menantang”. Tantangan ini ditujukan kepada orang-orang musyrik pada masa itu, yang dikenal sangat fasih dalam bahasa Arab.

Al-Qur'an disampaikan dalam bahasa Arab, dialek mereka sendiri, dan tersusun dari aksara singkat seperti “Alif Lam Mim”. Jika mereka tidak yakin Al-Qur'an bersumber dari Allah SWT dan mengira berasal dari Nabi Muhammad, maka mereka ditantang untuk menciptakan ayat-ayat yang semisal atau sama persis dengan ayat-ayat Al-Qur'an tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam FALASIFA : Jurnal Studi Keislaman oleh Ike Septianti dkk. (2021).

Terjemahan Al-Muyassar dari Kementerian Agama Saudi Arabia menjelaskan bahwa aksara-aksara yang terputus pada permulaan surat di dalam Al-Qur'an mengandung hikmah dan keajaiban Al-Qur'an. Hal ini merupakan tantangan bagi orang-orang musyrik dan terbukti mereka tidak dapat membantahnya, padahal aksara-aksara itu adalah rangkaian yang tersusun dari dialek Arab itu sendiri.

Oleh sebab itu, ketidakmampuan orang-orang Arab untuk membuat yang semisal dengan Al-Qur'an (sementara mereka merupakan orang-orang yang sangat cerdas berdialek Arab) membuktikan bahwa Al-Qur'an merupakan firman Allah SWT.

Keutamaan Surah Al-Baqarah yang Diawali Alif Lam Mim

Surah Al-Baqarah, yang diawali dengan “Alif Lam Mim”, merupakan surah Madaniyah secara keseluruhan. Ayat 281 dari surah ini, yang berbunyi “Dan lindungilah dirimu dari (siksa) pada hari dimana kala itu kalian seluruhnya dihadapkan kepada Allah...”, diriwayatkan sebagai ayat terakhir yang disampaikan dalam Al-Qur'an. Khalid bin Ma'dan bahkan mengatakan bahwa Al-Baqarah memuat (isi) Al-Qur'an.

Para mufasir menyimpulkan terdapat dua manfaat utama dari aksara-aksara muqatha'ah seperti “Alif Lam Mim”.

1. Pertama, orang-orang musyrik pada masa itu tidak ingin memperhatikan Al-Qur'an karena khawatir akan melekat dalam hati dan pikiran mereka.

Oleh karena itu, penyebutan aksara-aksara muqatha'ah seperti Haamiim, Thoosiin, Qoof, Kaaf ha ya'aiin shood yang belum mereka dengar, bisa mempengaruhi mereka untuk memperhatikan Al-Qur'an, seperti dijelaskan dalam Bandung Conference Series: Islamic Education oleh Redi Rivaldi Patra Kusumah (2023).

Hal ini diharapkan dapat menarik mereka untuk mendengarkan, tertarik dengan Al-Qur'an, dan segera menuju keimanan.

2. Kedua, pada masa itu orang-orang musyrik mendustakan Al-Qur'an sebagai firman Allah dan wahyu yang disampaikan kepada Nabi dan Rasul-Nya. Aksara-aksara ini seolah-olah berfungsi sebagai penantang bagi orang-orang musyrik.

Seolah-olah aksara tersebut mengatakan, “Sebenarnya Al-Qur'an terbuat dari aksara-aksara seperti ini, maka ciptakanlah yang sama sepertinya.”

Manfaat ini diperkokoh dengan pengucapan kata ganti orang ketiga (ghaib) setelah huruf muqatha'ah, seperti dalam (الم.ذَٰلكٱلۡكتَٰب) atau (الرتلك آياتالكتاب). Seolah-olah aksara tersebut menyampaikan bahwa dari rangkaian aksara-aksara inilah Al-Qur'an terbuat.

Jika manusia tidak sanggup menciptakan yang semisal atau sama dengan Al-Qur'an, maka mereka harus menerima bahwa Al-Qur'an merupakan firman dan wahyu Allah, dan dengan mempercayai Al-Qur'an, mereka akan beruntung.

Mengenal Lebih Dekat Huruf Muqatta'ah di Awal Surah

Potongan aksara-aksara pada permulaan sebagian surat, yang dikenal sebagai huruf muqatta'ah, merupakan aksara-aksara yang artinya hanya diketahui oleh Allah semata. Hal ini disampaikan dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhum.

Ada yang berpendapat bahwa aksara-aksara tersebut merupakan nama surat, sementara yang lain mengatakan bahwa aksara-aksara tersebut merupakan permulaan (pembuka) Al-Qur'an, sebagaimana diulas dalam Sains Insani oleh Ahmad Bazli Ahmad Hilmi dkk. (2020).

Khashif menyampaikan dari Mujahid bahwa permulaan surat pada Al-Qur'an semuanya adalah (ق, ص, حم, طسم, dan الر) dan aksara-aksara hija'iyah lainnya. Beberapa pakar dialek Arab mengatakan bahwa huruf muqatta'ah adalah aksara-aksara mu'jam (kamus). Allah mengakhiri pengucapan beberapa saja dan tidak mengucapkan lebih dari itu, di mana semuanya berjumlah dua puluh delapan huruf.

Ibnu Katsir menyebutkan bahwa total semua aksara-aksara yang ditulis pada permulaan surat yaitu:

ا،ل،م،ص،ر،ك،ه،ي،ع،ط،س،ح،ق،ن.

Seluruh aksara tersebut bisa dirangkum dalam bentuk kalimat:

نصحكيمقاطعلهسر.

Az-Zamakhsyari menyebutkan bahwa aksara-aksara dengan total 14 huruf ini mencakup seluruh jenis aksara, yakni dari aksara mahmuusah sampai dengan majhuurah, dari rakhwah sampai dengan syadiidah, dari muthabbaqah sampai dengan maftuuhah, dari musta'liyah sampai dengan munkhafidhah, dan huruf qalqalah.

Beberapa mufasir menjelaskan bahwa tidak diragukan lagi, Allah menyampaikan aksara-aksara tersebut tidak ada yang percuma. Anggapan bahwa Al-Qur'an memuat kata-kata yang cuma untuk dibaca saja sebagai ibadah tanpa arti sama sekali adalah keliru.

Sudah pasti bahwa aksara-aksara ini mempunyai arti tersendiri. Para mufasir tidak memiliki kesepakatan dalam menerjemahkan aksara-aksara yang dimaksud, melainkan mereka berbeda pandangan.

Mukjizat Al-Qur'an di Balik Huruf Muqatta'ah

Salah satu hikmah utama diucapkannya aksara-aksara hija'iyah pada permulaan surat adalah untuk memperlihatkan mukjizat Al-Qur'an dan menerangkan bahwa makhluk tidak sanggup menciptakan tandingannya.

Padahal, Al-Qur'an hanya tersusun dari potongan aksara-aksara yang dapat mereka pakai dalam pembicaraan sehari-hari, seperti diungkapkan dalam Sains Insani oleh Ahmad Bazli Ahmad Hilmi dkk. (2020).

Madzhab ini telah diuraikan oleh Ar-Razi dalam terjemahannya dari Al-Mubarrid dan beberapa pakar tahqiq. Al-Qurthubi menceritakan dari Al-Farra' dan Qathrab yang sejalan dengan madzhab di atas.

Pandangan ini juga didukung oleh Az-Zamakhsyari dalam kitab Al-Kasysyaafnya dan ia menyokong penuh pandangan ini. Pandangan ini pula yang dipakai oleh Syaikhul Islam Abul Abbas Ibnu Taimiyyah rahimahullah dan guru kami Al-Hafizh Al-Mujtahid Abul Hajjaj Al-Mizzi.

Ayat-ayat Al-Qur'an yang diawali dengan huruf muqatta'ah seringkali diikuti dengan pernyataan tentang keagungan dan kebenaran Al-Qur'an itu sendiri, seperti:

  1. “Alif laam miim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 1-2)
  2. “Alif Laam miim. Allah, tidak ada yang berhak disembah dengan benar melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepadamu dengan sebenarnya serta membenarkan Kitab yang telah diturunkan sebelumnya.” (QS. Ali 'Imran: 1-3)
  3. “Alif laam mim shaad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya.” (QS. Al-Araf: 1-2)
  4. “Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka.” (QS. Ibrahim: 1)
  5. “Alif Laam Miim. Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan semesta alam.” (QS. As-Sajdah: 1-2)
  6. “Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushshilat: 1-2)
  7. “Haa Miim. 'Ain Siin Qaaf. Demikianlah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang sebelum kamu.” (QS. Asy-Syuraa: 1-3)

Ayat-ayat ini secara konsisten menunjukkan bahwa huruf muqatta'ah berfungsi sebagai pembuka yang menegaskan kebenaran dan kemukjizatan Al-Qur'an, menantang siapa pun yang meragukannya untuk menghasilkan sesuatu yang serupa.

Daftar Sumber Referensi

  • Ahmad Hilmi, Ahmad Bazli, Mohd Yakub @ Zulkifli Mohd Yusoff, dan Selamat Amir. “Pengajian Tafsir Al-Quran: Sorotan Aliran Klasik dan Moden.” Sains Insani 5, no. 2 (30 November 2020): 43–50.
  • Anggrainy, Nisa, Arman Husni, Charles Charles, dan Junaidi Junaidi. “Nilai-nilai Pendidikan Islam yang Terdapat dalam Tafsir Al Azhar Karangan Prof. Dr. Hamka Surat Al Baqarah Ayat 1-5.” Indonesian Research Journal On Education 3, no. 1 (28 September 2022): 283–92.
  • Cholily, Naufal. “Kritik atas Pandangan Theodor Noldeke tentang al-Hurûf al-Muqatta‘ah dalam al-Qur’an.” MUTAWATIR 4, no. 1 (10 September 2015): 70.
  • Karimah, Fatimah Isyti, dan Iwan Caca Gunawan. “Manhaj Tafsir Al-Mizan Fi Tafsir al-Quran karya Muhammad Husain Thabathaba’i.” Jurnal Iman dan Spiritualitas 2, no. 1 (4 Februari 2022): 41–48.
  • Malaka, Zuman, dan Abdullah Isa. “Al-Qur’an Sebagai Petunjuk Bagi Yang Bertaqwa Dalam Tafsir Jalalain Surat Al-Baqarah Ayat 1-6.” Jurnal Keislaman 6, no. 1 (1 Maret 2023): 105–15.
  • Patra Kusumah, Redi Rivaldi. “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dengan Tarbiyah bi Al-Mau’izhah (Studi Analisis Penafsiran Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Pendidikan Karakter Dengan Tarbiyah bi Al-Mau’izhah).” Bandung Conference Series: Islamic Education 3, no. 1 (30 Januari 2023).
  • Septianti, Ike, Devy Habibi Muhammad, dan Ari Susandi. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an dan Hadist.” FALASIFA : Jurnal Studi Keislaman 12, no. 02 (28 September 2021): 23–32.
  • Universitas Islam Sumatera Utara, Medan, Wagiman Manik, Achyar Zein, dan Universitas Islam Sumatera Utara, Medan. “Pemikiran Pendidikan Asy-Syaikh As-Sa‘di dalam Tafsir Taysir Al-Karim Ar-Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Mannan.” Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam 11, no. 2 (30 Desember 2019): 415–34.
  • Usman, Turmudli. “HAKIKAT HURUF MUQATHA’AH: TELAAH SURAT AL-BAQARAH AYAT 1.” Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam 10, no. 1 (2024): 59–74.

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan Doa Alif Lam Mim?

Doa Alif Lam Mim adalah bacaan yang merujuk pada ayat pembuka Surah Al-Baqarah (QS. 2:1–5) dan kerap dijadikan amalan untuk memohon perlindungan serta keteguhan iman.

2. Mengapa disebut Doa Alif Lam Mim?

Disebut demikian karena diawali dengan bacaan “Alif Lam Mim”, yakni huruf-huruf muqatta'ah yang membuka Surah Al-Baqarah. Ayat-ayat setelahnya berisi pujian terhadap orang-orang bertakwa dan petunjuk dari Al-Qur'an.

3. Apa keutamaan membaca Doa Alif Lam Mim?

Membaca ayat pembuka ini diyakini mendatangkan ketenangan, memperkuat keyakinan, serta mengingatkan pentingnya beriman kepada yang gaib dan menjalankan perintah Allah.

4. Kapan bacaan ini biasa diamalkan?

Bacaan ini bisa diamalkan kapan saja, baik setelah salat, saat mengawali hari, atau ketika ingin meneguhkan hati pada petunjuk Allah.

5. Apakah Doa Alif Lam Mim termasuk doa ma’tsur?

Bagian bacaan ini adalah ayat Al-Qur’an, bukan doa yang berdiri sendiri. Namun, banyak orang membacanya dengan niat doa dan perlindungan, termasuk dalam wirid harian atau amalan ruqyah.

6. Apakah ada dalil tentang keutamaan khusus membaca ayat ini?

Meskipun tidak ada riwayat khusus yang menyebut keutamaan “Alif Lam Mim” secara terpisah, ayat 1–5 Surah Al-Baqarah termasuk bagian pembuka yang menjelaskan karakter orang bertakwa, yang mendapat petunjuk dari Al-Qur’an.

7. Siapa yang mempopulerkan amalan membaca ayat ini sebagai doa?

Beberapa ulama dan guru spiritual memanfaatkan ayat ini dalam rangkaian wirid atau ruqyah, karena kandungan maknanya yang kuat dan penuh isyarat keimanan. Praktik ini dikenal luas di kalangan masyarakat muslim Indonesia.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |